PASIRPENGARAIAN, PANGKALANKERINCI DAN TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - HUJAN dengan intensitas tinggi telah menimbulkan banjir di Riau. Sampai Jumat (15/12) dilaporkan sudah tiga daerah yang tergenang sebagai dampak dari meluapnya air sungai setempat.
Luapan air Sungai Kampar menimbulkan banjir di Kabupaten Pelalawan. Beberapa kawasan di Rokan Hulu juga sudah terdampak banjir, karena Sungai Batang Lubuh tidak lagi mampu menampung volume air. Terbaru, air Sungai Kuantan di Kabupaten Kuantan Singingi juga sudah meluap.
Kemarin, banjir mulai merendam ratusan rumah penduduk dan jalan di Kota Pasirpengaraian, Kabupaten Rokan Hulu. Luapan air Sungai Batang Lubuh merendam ruas Jalan Tuanku Tambusai Pasirpengaraian, Desa Babussalam, Kecamatan Rambah dengan ketinggian 30-60 centimeter sejak pukul 13.00-19.00 WIB.
Sebagai akses utama di Ibu Kota Kabupaten Rohul, Jalan Tuanku Tambusai sempat ditutup oleh pihak Satlantas Polres dan Dishub Rohul sekitar pukul 15.40 WIB dengan menggunakan pembatas jalan hingga pukul 20.00 WIB. Terutama jalur pengendara yang ingin melintas dari Jembatan Batang Lubuh menuju Simpang Tangun.
Arus lalu lintas kendaraan dialihkan ke jalan alternatif untuk menghindari banjir. Sebab banjir telah merendam ruas jalan jalur dua Tuanku Tambusai sepanjang 500 meter. Warga setempat juga melarang kendaraan bermotor melintas di ruas Jalan Tuanku Tambusai. Sebab dikhawatirkan dapat merusak bangunan rumah warga akibat hantaman ombak masuk ke rumah penduduk di tepi jalan.
Pantauan Riau Pos, malam tadi, ratusan rumah penduduk yang sebelumnya terendam banjir sudah berangsur surut. Namun air masih menggenangi perkarangan rumah di Lingkungan Tanjung Harapan, Kelurahan Pasirpengaraian dan Desa Babussalam.
Kalaksa BPBD Rohul Zuljandri SSi MM membenarkan banjir yang sebelumnya merendam ruas Jalan Tuanku Tambusai di Dusun Nogori Desa Babussalam, Kecamatan Rambah telah surut pada pukul 21.00 WIB.
Diakuinya, akses lalulintas dari Jembatan Batang Lubuh Pasirpengaraian yang sebelumnya ditutup telah dibuka kembali. ‘’Kendaraan bermotor sudah bisa melintasi Jembatan Batang Lubuh menuju Jalan Tuanku Tambusai arah Kompleks Perkantoran Bina Praja Pemda Rohul,’’ jelasnya.
Pria yang akrab disapa Ijen itu mengatakan banjir yang berasal dari luapan air Sungai Batang Lubuh sifatnya singgah. Sehingga ruas Jalan cepat surutnya, kendati kondisi cuaca hingga malam di Kecamatan Rambah masih gerimis.
‘‘Hingga pukul 20.30 WIB malam ini (kemarin, red), banjir yang sebelumnya merendam ruas Jalan Tuanku Tambusai Pasirpengaraian telah bisa dilintasi kendaraan bermotor, karena banjir telah surut. Sementara kondisi rumah penduduk sebagian telah berangsur surut dan ada yang masih terendam banjir seperti di Desa Babussalam dan Desa Pematang Berangan, Kecamatan Rambah. Untuk Desa Koto Tinggi banjir telah surut,’’ katanya.
Berdasarkan data sementara BPBD Rohul, ratusan rumah penduduk yang terendam banjir di 3 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Rambah, terdiri Desa Babussalam 300 Kepala Keluarga (KK), Lingkungan Tanjung Harapan Kelurahan Pasirpengaraian 56 KK, Dusun Tulang Gajah Desa Pematang Berangan 53 KK dan Desa Koto Tinggi 10 KK.
Ketinggian Air Sungai Kuantan Capai 5 Meter
Sementara itu, Sungai Kuantan sempat meluap selama 5 jam, pada Kamis (15/12) malam. Bahkan ketinggian air mencapai 5 meter. Luapan ini merupakan tertinggi selama tahun 2023.
Hal itu dibenarkan oleh petugas Hidrologi Balai Wilayah Sungai Sumatera III Erianto kepada Riau Pos, Jumat (15/12). Menurut Erianto, luapan Sungai Kuantan terjadi pada malam hari. ‘’Beruntung hanya 5 jam. Tapi, wilayah bagian hilir seperti Inuman dan Kecamatan Cerenti, luapan air bisa sampai malam ini, (malam tadi, red). Warga bagian hilir diminta waspada. Karena, luapan sungai Kuantan kali ini tertinggi sejak setahun terakhir,’’ beber Erianto.
Kondisi Sungai Kuantan saat ini, lanjut Erianto, mengalami surut sekitar 1 meter. Sehingga, dengan kondisi tersebut Sungai Kuantan masuk level waspada. ‘’Tetap waspada. Luapan air Sungai Kuantan terjadi karena hujan deras di Sumatera Barat. Terutama di daerah aliran Sungai Ombilin sejak dua hari terakhir ini,” kata Erianto.
Hingga Jumat sore, Kepala Dinas Sosial PMD Kuansing Erdiansyah menyebutkan, belum ada laporan terkait adanya daerah yang dilanda banjir. ‘’Hinggga sore ini belum ada. Nanti kalau ada saya kabari,’’ terang Erdiansyah.
3 Kecamatan di Pelalawan Masih Dilanda Banjir
Banjir juga masih melanda tiga kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Hingga, Jumat (15/12), volume air malah meningkat 10 centimeter dari hari sebelumnya.
‘’Air masih menggenangi permukiman warga, badan jalan, serta fasilitas umum lainnya. Air naik sekitar 10 centimeter. Jadi tinggi air di permukiman warga di antara 40-90 centimeter,’’ kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Zulfan MSi kepada Riau Pos, Jumat (15/12).
Menurut Zulfan, banjir di beberapa kecamatan di Pelalawan saat ini akibat tingginya intensitas hujan di seluruh daerah. ‘’Jadi, air yang dilepas dari waduk PLTA diprediksi akan terasa di Pelalawan pada Ahad (17/12) nanti. Dampak diperkirakan, volume air Sungai Kampar akan meningkat sekitar 50 centimeter akibat pembukaan pintu waduk,’’ paparnya.
Dijelaskan, kondisi banjir terparah di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, yang telah terjadi sejak Senin (11/12) lalu. Di Dusun ini, ketinggian air mencapai 90 hingga 1,5 meter dan telah merendam badan jalan serta permukiman warga. Saat ini permukiman warga terisolir.
Banjir di Dusun Muara Sako, telah merendam SDN 004, dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Jadi untuk saat ini, aktivitas sekolah diliburkan, terhitung, Rabu (13/12) lalu. Sebab, ruang kelas dan kantor telah digenangi air. Data yang didapatkan BPBD, terdapat 70 kepala keluarga (KK) yang telah menjadi korban terdampak banjir. ‘’Sejauh ini belum ada rumah yang direndam air karena mayoritas adalah rumah panggung,’’ jelasnya.
Zulfan mengatakan, saat ini pihaknya fokus melakukan penanggulangan banjir di Dusun Muara Sako. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Langgam ini merupakan daerah yang pertama dilalui Sungai Kampar.
Diakuinya, Sungai Kampar saat ini meluap akibat dibukanya pintu waduk PLTA serta tingginya intensitas curah hujan. Maka daerah ini akan menjadi titik lokasi banjir yang terparah. Di mana saat ini tinggi permukaan air yang merendam badan jalan mencapai 90 centimeter atau 1,5 meter. Sehingga akses jalan ke Kecamatan Langgam putus total dan hanya dapat ditempuh menggunakan sampan atau pompong,’’ paparnya.
Selain itu, kata Zulpan, banjir terparah juga terjadi di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci. Di titik ini, tinggi air meningkat hingga 80 centimeter atau 1 meter lebih. Akes jalan sepanjang 6 km, putus total sehingga aktivitas warga terganggu. Saat ini, musala, kantor Poskesdes dan SDN 002 Rantau Baru dengan ketinggian 40 centimeter. Banjir menyebabkan 25 rumah terdampak. Korban terdampak banjir sebanyak 201 kepala keluarga (KK).
Kemudian banjir, di Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalankerinci dengan ketinggian air 40 centimeter hingga 1 meter. Dan akibat bencana banjir tersebut, setidaknya ada sebanyak 130 KK yang menjadi korban terdampak banjir.(amn/yas/epp)
Laporan TIM RIAU POS, Pasirpengaraian, Pangkalankerinci dan Telukkuantan