PANDEMI COVID-19

Tambah 41 Pasien Positif, Pekanbaru Terbanyak

Riau | Minggu, 16 Agustus 2020 - 09:42 WIB

Tambah 41 Pasien Positif, Pekanbaru Terbanyak
Mimi Yuliani Nazir

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Jumlah pasien positif Covid-19 di Riau terus meningkat. Hingga Sabtu (15/8), jumlah pasien positif sudah 959 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah sembuh 581 dan yang masih dirawat 364 dan 14 meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, Sabtu (15/8) terdapat penambahan 41 pasien positif Covid-19 di Riau. Dari jumlah tersebut, paling banyak dari Kota Pekanbaru. “Dari jumlah penambahan 41 pasien positif tersebut, paling banyak berasal dari Kota Pekanbaru yakni 28 orang,” kata Mimi.


Ke-28 pasien tersebut adalah L (46), Z (60), BN (11), L (25), SC (44), WA (41), HB (40), S (47), C (32), TR (27), R (32), MI (26), IW (32), US (35), IW (38), YP (36), AP (37), RR (40), S (44), DM (27), IP (46), TR (29), AY (33), SH (48), WP (29), RW (37), dan DS (26). Sedangkan, terbanyak kedua pasien  prajurit TNI AD yang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa), Bandung, Jawa Barat. Bulan lalu, kabar mengejutkan datang dari institusi pendidikan matra darat itu. Lebih dari seribu siswa mereka dinyatakan positif Covid-19. Menjadikan Secapa sebagai klaster baru penularan Covid-19 di Kota Kembang.

Tidak tanggung, jumlah total pasien Covid-19 dari klaster itu mencapai 1.308 orang. Siapa sangka dari klaster tersebut ditemukan obat untuk penyakit yang kali pertama muncul di Cina. Tidak heran, Nasih turut mengapresiasi TNI AD dan BIN yang memberi akses kepada Unair untuk melaksanakan uji klinis terhadap ratusan pasien di Secapa. ”Ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia,” kata Nasih disambut riuh tepuk tangan.

Tiga kombinasi obat yang diuji klinis oleh Unair terdiri atas Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, serta satu kombinasi obat lainnya Hydroxychloroquine dan Azithromycin. Menurut Nasih, obat-obat itu secara tunggal sudah dipakai peneliti di berbagai negara. ”Yang ternyata setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik,” bebernya.

Efektivitas obat Covid-19 yang ditemukan oleh Unair, sambung dia, ada yang mencapai 98 persen. Angka itu membuat dirinya semakin yakin bahwa kerja sama institusinya dengan TNI AD dan BIN tidak percuma. ”Tidak ada celah yang kemudian bisa menghalangi (obat) ini untuk berlanjut pada proses berikutnya,” kata dia.

Proses yang dimaksud oleh Nasih adalah produksi secara massal. Hasil uji klinis yang telah dilakukan menunjukan bahwa obat Covid-19 itu siap dipakai kepada pasien Covid-19. Baik yang masuk kategori ringan, sedang, maupun berat. Hanya ada satu catatan saja. Obat Covid-19 itu tidak cocok untuk pasien yang sudah ditangani menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan. Untuk diproduksi massal, Unair, TNI AD, dan BIN tinggal menunggu izin produksi dan edar dari BPOM.

Nasih berharap, semua pihak mendukung produksi massal obat tersebut. Bila tidak, bukan tidak mungkin dalam satu atau dua bulan ke depan temuan yang sudah dipastikan efektif sebagai obat Covid-19 itu bakal disalip temuan lain dari luar negeri. ”Kalau sudah begitu, maka siapa sesungguhnya yang tidak memiliki rasa nasionalisme dan nggak punya etika penanganan Covid-19 ini,” ujarnya.

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook