Jika sudah mendapat izin tersebut dari BPOM, produksi bisa segera dilakukan. Kemudian pemerintah bisa memberikan obat tersebut kepada pasien Covid-19 di seluruh Indonesia. Purwanti memastikan, efek samping obat tersebut tidak berbahaya bagi pasien. Kekhawatiran efek samping pada organ seperti jantung, ginjal, dan liver pasien sudah diperiksa dan hasilnya tidak ada masalah. ”Jadi, relatif aman untuk dipakai,” ujarnya.
Angka Positif Bertambah Signifikan
Hingga Sabtu (15/8), kasus positif di Indonesia bertambah cukup signifikan, yakni 2.345 orang menjadikan total kasus positif menjadi 137.468 orang. Diiringi kasus kesembuhan 1.703 orang sehingga total kasu sembuh mencapai 91.321 orang. Kemudian kasus kematian bertambah 50 orang menjadi 6.071 orang.
Jumlah pasien aktif bertambah dari sehari sebelumnya 39.484 menjadi 40.076. Prosentase kesembuhan masih stabil di angka 66,4 persen sementara prosentase kematian sedikit menurun ke angka 4,4 persen.
Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa sejauh ini 65 persen keberhasilan penanganan Covid-19 adalah di bidang sosialisasi dan pendidikan ke publik. Peran komunikasi publik adalah hal yang sangat mendasar.
Doni mengatakan, proses seseorang terpapar Covid karena tertular yang membawa, yaitu manusia. Maka satu-satunya cara untuk memutus rantai penularan kata Doni adalah kedisiplinan masyarakat. “Kalau kita bisa melakukan perilaku hanya dengan disiplin, disiplin dan disiplin serta patuh pada protokol kesehatan maka kita akan mampu memutus mata rantai penularan,” ujar Doni kemarin.
Dalam setiap kelompok masyarakat, kata Doni harus ada satu dua orang yang berani menyampaikan pesan ajakan untuk melaksanakan protokol kesehatan. “Kalau bisa melindungi diri sendiri mengajak melindungi sesama. Kita telah menjadi bagian dari pahlawan-pahlawan kemanusiaan,” jelasnya.
Menurut Doni, perubahan perilaku disiplin protokol kesehatan akan menjadi kekuatan masyarakat, sebab hingga hari ini belum ditemukan obat Covid-19. “Karena sampai hari ini obat COVID-19 belum ada. Vaksin pun baru bisa efektif beberapa bulan ke depan. Sehingga ada banyak kejadian yang mungkin terjadi menjelang vaksin diberikan kepada masyarakat,” jelas Doni.
Doni menambahkan, bahwa kekuatan masyarakat dapat menjadi ujung tombak dalam upaya memerangi penyebaran dan penularan COVID-19. Menurut Doni, dokter dan para tenaga medis lainnya harus menjadi benteng pertahanan yang terakhir. Sehingga dalam hal ini berarti masyarakat yang harus menjadi pelopor pencegahan penularan virus dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.“Kekuatan masyarakat harus menjadi ujung tombak. Sementara tenaga kesehatan, dokter dan perawat harus menjadi benteng terakhir. Jangan sampai kita kehilangan mereka lagi,” tegas Doni.(ayu/syn/tau/das)