PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya mengumumkan daftar jemaah calon haji (JCH) berhak lunas biaya haji 2023 terbaru di Jakarta, Senin (15/5). Daftar ini dilansir setelah dua kali masa pelunasan masih terdapat sisa kuota yang cukup signifikan. Perbedaan hanya pada jumlah kuota cadangan berhak lunas.
Pada pelunasan tahap pertama, jumlah kuota cadangan yang berhak melunasi ongkos haji dipatok 10 persen. Lalu pada pelunasan tahap kedua ditambah lagi menjadi 15 persen. Kemudian pada pelunasan ketiga yang dibuka 15-19 Mei, persentase kuota cadangan berbeda-beda di tiap provinsi.
Contohnya untuk Provinsi Jawa Timur, kuota haji reguler dipatok sebanyak 35.152 orang. Kemudian total kuota cadangannya berjumlah 12.303 orang atau 35 persen. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah, dari total kuota haji reguler 30.377 orang, kuota cadangannya 6.075 orang (20 persen). DKI Jakarta mendapatkan kuota cadangan terbanyak yaitu 40 persen. Di ibu kota kuota haji reguler ada 7.926 orang dan kuota cadangannya 3.170 orang.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menuturkan, mereka menggunakan skema kuota cadangan proporsional. Sehingga tiap-tiap provinsi mendapatkan alokasi kuota cadangan yang berbeda-beda. Kuota cadangan yang diberikan berkisar mulai 20 persen sampai 40 persen.
’’Provinsi dengan sisa kuota yang masih cukup banyak, jumlah cadangan yang diberi kesempatan melunasi mencapai 40 persen,’’ katanya. Sebaliknya provinsi dengan jumlah pelunasan yang tinggi, mendapatkan kuota cadangan 20 persen. Dengan demikian diharapkan tingkat pelunasannya semakin tinggi dan kuota haji 2023 bisa terserap maksimal.
Saiful merinci ada sembilan provinsi mendapatkan total kuota cadangan 20 persen. kemudian ada 12 provinsi mendapatkan total kuota cadangan 20 persen. Lalu ada sembilan provinsi mendapatkan total kuota cadangan 30 persen. Sisanya Jawa Timur dan Maluku masing-masing mendapatkan 35 persen dan DKI Jakarta 40 persen.
Dia menegaskan untuk kuota jemaah haji reguler tidak ada perubahan. Jadi tetap seperti pada dua tahapan pelunasan sebelumnya. Yang ditambah hanya kuota cadangannya. Jemaah yang melunasi biaya haji dengan status cadangan akan diberangkatkan jika sampai dengan penutupan seluruh tahapan masih ada sisa kuota.
’’Jika mereka (kuota cadangan) sudah melunasi biaya haji tidak bisa berangkat tahun ini, akan menjadi prioritas untuk keberangkatan tahun depan,’’ jelasnya.
Saiful menuturkan ada beberapa kriteria yang ditetapkan Kemenag untuk menentukan kuota cadangan. Yaitu berstatus cicil aktif, artinya memiliki uang setoran awal pendaftaran haji. Kemudian belum pernah berhaji atau sudah pernah berhaji, paling singkat 10 tahun terakhir. Lalu berusia paling rendah 18 tahun per 24 Mei 2023 atau sudah menikah.
Sementara itu, pada hari pertama perpanjangan pelunasan ongkos haji kemarin, tingkat pelunasan tidak terlalu signifikan. Data Kemenag menunjukkan hanya ada 87 orang JCH yang melunasi Bipih. Kemudian ada 14 JCH prioritas yang melunasi Bipih. Lalu ada 507 orang kuota cadangan yang melunasi Bipih. Dengan demikian secara akumulasi, kuota reguler dan cadangan terdapat 62.002 sisa kuota.
Khusus di Riau, meski sudah diperpanjang waktu pelunasan, penambahan JCH yang melakukan pelunasan tidak signifikan. Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Syahrudin menyebutkan, terus melaksanakan pemantauan pelunasan biaya haji tersebut di setiap kabupaten/kota se-Riau.
Berdasarkan laporan yang dia terima, banyak JCH yang masih belum melunasi, khususnya jemaah yang masuk kloter keberangkatan. Berbagai alasan yang didapatkan dari JCH tersebut, salah satunya belum mencukupi uang untuk melakukan pelunasan.
“Dari data kami, memang ada beberapa alasan jemaah belum melaksanakan pelunasan yakni sebab ekonomi, menunggu penggabungan mahram, menunggu pendampingan lanjut usai (lansia), di luar negeri, dan meninggal dunia,” ujar Syahrudin, Senin (15/5).
Kemenag Riau mendata, untuk JCH reguler yang dipastikan tidak berangkat ke karena cukup banyak. Itu data yang berdasarkan laporan secara resmi yang dilakukan keluarga jemaah kepada pihak Kemenag kabupaten/kota di Riau. “Sampai sekarang ada 86 JCH reguler yang dilaporkan meninggal dunia,” tambahnya.
Selain itu, pihak Kemenag Riau juga telah menerima laporan jemaah reguler yang batal berangkat karena alasan kesehatan. Jumlah jemaah yang alasan kesehatan tersebut mencapai seratusan jemaah. “Jemaah yang tidak melunasi karena alasan kesehatan ada sebanyak 132 jemaah reguler,” katanya.
JCH reguler pun diimbau kembali untuk segera melaksanakan pelunasan Bipih di masa perpanjangan tahap III hingga 19 Mei 2023. Sampai Senin (15/5) kemarin jemaah yang telah melunasi sudah mencapai 4.892 jemaah. ‘’Ayo lakukan pelunasan,’’ imbaunya.
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menggelar rapat koordinasi terkait persiapan pelaksanaan kegiatan angkutan udara haji 2023 bersama dengan kementerian/lembaga dan stakeholder penerbangan terkait.
Rapat tersebut bertujuan untuk membahas teknis pemberangkatan dan kepulangan jamaah haji sehingga penyelenggaraan haji dapat berjalan tertib, aman, dan lancar.
“Jemaah haji Indonesia 2023 akan diberangkatkan melalui 13 bandara embarkasi haji. Akan tetapi, selain itu, juga terdapat enam bandara embarkasi haji antara,” ungkap Kepala Sub Direktorat Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dan Bukan Niaga Direktorat Angkutan Udara Abdul Haris.
Untuk melayani keberangkatan jamaah haji ke Tanah Suci, dikatakan Haris, telah ditetapkan dua operator penerbangan. Yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 777-300, Boeing 747-400, dan Airbus 330-300. Rinciannya, maskapai Garuda Indonesia akan melayani 287 kloter dan Saudi Arabian Airlines melayani 250 kloter. “Total ada sebanyak 537 kloter yang terdiri dari 203.320 jamaah haji dan 2.656 petugas,” jelasnya.
Haris menuturkan dalam hal pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan yang berubah nama menjadi Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKS), pemeriksaan barang bagasi oleh Bea dan Cukai, dan pemeriksaan dokumen jamaah haji oleh Imigrasi akan dilaksanakan di asrama haji dan asrama haji antara.
Namun, khusus bagi sebagian jemaah haji dari Jawa Barat, pemeriksaan kesehatan dan bagasi akan dilakukan di Asrama Haji Indramayu. “Kemudian, untuk pemeriksaan dokumen jamaah hajinya dilaksanakan di Bandara Kertajati mengingat keterbatasan fasilitas asrama haji yang belum memadai,” tuturnya.
Lanjut Haris, pemberangkatan penerbangan gelombang pertama ke Madinah berangkat pada 24 Mei sampai dengan 7 Juni.
Kemudian, gelombang kedua ke Jeddah berangkat pada 8 sampai 21 Juni 2023. Lalu, untuk kepulangan gelombang pertama dari Jeddah pada 4 sampai dengan 18 Juli 2023 dan gelombang kedua dari Madinah pada 19 Juli sampai dengan 2 Agustus 2023.
“Mulai dari kesiapan pesawat, fasilitas sarana prasarana bandara, personil yang bertugas, jadwal keberangkatan dan kedatangan, alur jamaah dari asrama haji sampai ke terbang dan kembali ke tanah air semua telah persiapkan dengan baik. Termasuk pelayanan khusus kepada jamaah lansia,” ucapnya.(wan/gih/das)
Laporan JPG dan JOKO SUSILO, Pekanbaru