PEKANBARU dan BENGKALIS (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi Riau terhitung Senin (15/2), sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga 31 Oktober mendatang. Penetapan status
siaga tersebut, karena mulai terjadi karhutla di empat kabupaten/kota di Riau. Selain itu dua daerah juga menetapkan status siaga.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar usai menetapkan status siaga darurat karhutla di Gedung Daerah Riau mengatakan, salah satu syarat untuk menetapkan status siaga darurat tingkat provinsi yakni minimal sudah ada dua kabupaten/kota yang menetapkan status siaga. Saat ini Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.
"Dengan sudah adanya dua daerah yang menetapkan status siaga tersebut, maka mulai 15 Februari hingga 31 Oktober, Riau menetapkan status siaga darurat karhutla," kata Gubri.
Dengan sudah ditetapkannya status siaga darurat karhutla untuk tingkat provinsi tersebut, semua satgas yang ada di kabupaten/kota untuk dapat mempersiapkan diri. Baik dari sisi sarana dan prasarana pendukung.
"Hal tersebut dilakukan agar semua daerah bisa siap untuk mengantisipasi dan mengendalikan jika terjadi karhutla," ajaknya.
Namun demikian, Gubri berharap agar satgas yang ada di kabupaten/kota dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla. Sebab, pencegahan lebih baik dilakukan dari pada penanganan atau pemadam kebakaran.
"Kalau semua pihak ikut terlibat aktif dalam sosialisasi karhutla, maka mudah-mudahan karhutla bisa dicegah. Karena kalau sempat terjadi karhutla dan terjadi asap, maka dampaknya akan sangat berbahaya yakni bisa menyerang paru-paru," ujarnya.
Apalagi saat ini, lanjut Gubri, pandemi Covid-19 masih terjadi di Riau. Yang mana, Covid-19 juga menyerang paru-paru, sehingga jika dua musibah itu terjadi beriringan, dampaknya akan sangat berbahaya.
"Jadi efeknya bisa sangat dahsyat kalau keduanya terjadi. Jadi mari cegah bersama," sebutnya.
Untuk pencegahan dan penanganan karhutla di Riau, pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sudah menyiapkan 11 helikopter. Baik untuk helikopter water boombing maupun patroli udara. "Jadi pihak BNPB sudah menyiapkan 11 helikopter untuk Riau. Setelah penetapan status siaga ini, akan langsung dikirimkan surat untuk permintaan helikopter tersebut ke BNPB," jelasnya.
Kepala BPBD Riau Edward Sanger mengatakan, bahwa selama kurun waktu Januari hingga 15 Februari 2021, telah terjadi karhutla di empat kabupaten/kota di Riau. Yakni Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, dan Kota Dumai.
"Dari empat daerah tersebut, total luasan karhutla sebanyak 55,71 hektare. Dengan rincian, Rokan Hilir lima hektare, Dumai 0,01 hektare, Bengkalis 17,7 hektare dan Siak 33 hektare," paparnya.
Terkait pemakaian helikopter tersebut, pihaknya juga akan mengirimkan surat ke BNPB agar helikopter nya bisa segera dikirimkan ke Riau. Pasalnya, helikopter tersebut juga tidak semuanya berada di Indonesia.
"Kami akan segera surati BNPB untuk pemakaian helikopter, karena memang perlu waktu untuk pengiriman ke Riau. Pasalnya, helikopternya ada yang di luar negeri," katanya.
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memperkirakan saat ini beberapa wilayah di Riau sudah memasuki musim kemarau. Wilayah tersebut yakni di tujuh kabupaten/kota di Riau. Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Ramlan mengatakan, dari hasil monitoring hari tanpa hujan di wilayah Riau sejak Januari-Februari, tujuh kabupaten/kota tersebut sudah tidak terjadi hujan mulai dari 11 hari hingga 21 hari.
"Tujuh daerah itu Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hilir, dan Kota Dumai," kata Ramlan.
Dijelaskan Ramlan, jika suatu wilayah sudah lebih 10 hari tidak terjadi hujan, maka wilayah tersebut sudah dikategorikan daerah yang kering dan rawan terjadi karhutla.
"Untuk itu di beberapa wilayah tersebut saat ini perlu kita antisipasi agar tidak terjadi karhutla," sebutnya.
Ramlan juga menjelaskan, pada bulan Mei 2021 Provinsi Riau pada umumnya akan mengalami musim pancaroba. Atau sudah mulai terjadi hujan namun intensitas masih rendah."Kemudian pada Juni sampai September Provinsi Riau akan kembali mengalami musim kemarau kedua," katanya.
Luasan Lahan Terbakar Capai 18 Hektare
Kebakaran lahan yang terjadi di empat kecamatan selama sepekan terakhir membuat Pemkab Bengkalis menaikkan status menjadi siaga karhutla.
"Dengan jumlah lahan terbakar terjadi membuat Pemkab Bengkalis menaikkan status siaga karhutla. Status ini ditetapkan sejak, Rabu (10/2) lalu," kata Kepala BPBD Bengkalis Tajul Mudaris, Senin (15/2).
Tajul Mudaris juga mengatakan selama sepekan terakhir ini terjadi di empat kecamatan. Di antaranya Kecamatan Rupat, Bengkalis, Bantan dan Bandar Laksamana. Sekarang untuk Bengkalis dan Rupat sudah padam dan tidak ada titik api. Terkait luas lahan terbakar hingga saat sekarang tercatat sebanyak 18 hektare. Diharapkan tak ada lagi lahan yang terbakar.
Selain lahan terbakar, juga berdasarkan perkiraan BMKG saat ini sudah memasuki musim kemarau. Untuk itu agar tak terjadi karhutla di Bengkalis dinaikan status siaga karhutla. Dirinya juga menegaskan saat ini menyiapsiagakan personel yang ada di kecamatan, berkerja sama dengan pihak kepolisian dan masyarakat peduli api lainnya.
"Kami kuatkan koordinasi dengan semua sektor," jelasnya.(ted)
Laporan: SOLEH SAPUTRA dan ERWAN SANI (Pekanbaru dan Bengkalis)