PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Tagihan listrik penerangan jalan umum (PJU) di Pemko Pekanbaru yang setiap bulannya membengkak mencapai Rp7 miliar-Rp8 miliar, membuat Pemko Pekanbaru melalui Dinas Perhubungan, merencanakan penghematan pengeluaran dengan upaya penggantian bola lampu hemat energi (LHE). Namun menurut Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Tengku Azwendi Fajri, karena ini menyangkut anggaran pemko yang minim, upaya itu dinilai kurang tepat saat ini, terkesan hanya proyek saja.
Lalu, solusi yang dianggap baik itu cukup dengan melakukan meterisasi saja yang diindikasikan akan lebih hemat biaya.
“Ironis saja kami melihatnya, di tengah anggaran minim begini, ditambah lagi banyaknya tunda bayar, Dishub harusnya meterisasi dulu. Memang pakai anggaran juga, tapi ini juga langkah tepat penghematan dengan kondisi sekarang,” kata Azwendi kepada Riau Pos, Rabu (14/11).
“Sebaliknya, jika prioritasnya penggantian bola lampu dulu, itu kesannya proyek. Program seperti ini tidak menjadi rahasia umum lagi,” sebut politisi Demokrat ini.
Ditambahkan Azwendi, melirik program yang diusulkan Dishub ini dengan penggantian bola lampu itu untuk PJU banyak ke proyek saja arahnya, dan dengan kondisi saat ini ia mengutarakan belum tepat.
Memang, kata Azwendi, untuk pembayaran tagihan lampu jalan di Kota Pekanbaru, diakuinya menjadi persoalan serius, karena banyak menguras uang dari APBD. Dan ini pun sudah lama menjadi masalah yang harus segera dicarikan solusi kongkretnya.
Menurut data Dishub, dari 41 ribu lebih titik PJU di Kota Pekanbaru, sekitar 31 ribu yang belum dimeterisasi, ada banyak lagi yang belum. Dan dengan anggaran yang ada juga diyakini belum semua titik bisa direalisasikan.
Disebutkannya, Komisi II tidak menolak program penggantian lampu tersebut. Namun alangkah bijaknya jika Dishub memeterisasi PJU dulu, lalu baru dilanjutkan penggantian bola lampu.
“Arahnya kan jelas. Tidak mengedepankan proyek dengan pengadaan lampu hemat energi itu, walaupun jenis lampunya hemat energi,” katanya.
Menanggapi saran DPRD ini, Kepala Dinas Perhubungan Kendi Harahap mengatakan, selaku OPD yang mengusulkan itu, memang tagihan PJU sudah lama dirasakan membengkak. Dan solusi yang dinilai tepat dan hemat itu justru dengan mengganti LHE.
“Justru solusi yang kita anggap hemat itu dengan mengganti bola lampu yang LHE yang nonmeterisasi,” kata Kendi memberi alasan.
Disebutkan Kendi lagi, selama ini yang membuat pembayaran PJU itu membengkak, adalah adanya lampu PJU yang wattnya melebihi kapasitasnya. Dan tersebar di masyarakat itu ada yang 250 watt sampai 500 watt.
“Makanya kegiatan awal kami untuk penghematan itu dengan mengganti bola lampu sesuai dengan perwako yaitu bola lampu yang 62 watt sampai 100 watt saja,” ujarnya.
Dilanjutkannya, kalau meterisasi itu justru memerlukan angka yang sangat besar. “Hitungan kami sampai Rp29 miliar, dan dengan penggantian bola lampu malah tidak sampai Rp4 miliar. Dan tagihan bulanan akan turun sebesar 50 persen dari tagihan saat ini,” jelasnya.