TEMBILAHAN, BENGKALIS, RANGSANG (RIAUPOS.CO) - Persoalan abrasi yang meruntuhkan puluhan hektare perkebunan di Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis belum selesai. Kali ini terjadi kembali abrasi yang meruntuhkan sembilan rumah di Kelurahan Enok, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Ahad (11/12).
Bukan abrasi saja, tapi banjir juga sudah menggenangi beberapa daerah di Riau. Seperti di Desa Mekar Baru, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulaun Meranti banjir merendam 240 rumah warga, 2 masjid, 2 musala, 3 sekolah dan kantor desa. Menyusul 13.600 kilometer jalan dan 400 hektare lahan pertanian tampak seperti sungai.
Kemudian Desa Bina Maju di kecamatan yang sama, 317 unit rumah, 3 unit masjid, 2 unit sekolah, 2 unit kantor desa, hingga 280 hektare lahan pertanian, termasuk 17.900 kilometer jalan masih tergenang.
Di Inhil, abrasi yang terjadi di Jalan Jumpai, Lorong Perigi, Kelurahan Enok kali ini menyebabkan sembilan rumah ikut terjun ke Sungai Perigi, Ahad (11/12). Abrasi atau tanah runtuh di Sungai Perigi ini terjadi sekitar pukul 23.40 WIB, beruntung tidak ada korban jiwa. ‘’Abrasi yang melanda saat itu merusak dan meruntuhkan sembilan rumah ke Sungai Perigi, Kuala Enok. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini,’’ kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Inhil H Yuspik, Selasa (13/12).
Dikatakan Yuspik, selain merusak rumah juga meruntuhkan jerambah tempat penjemuran ikan warga di Jalan Jumpai, Lorong Perigi, Kelurahan Enok.
Lurah Kuala Enok Teuku Muhammad mengakui lokasi tersebut merupakan daerah rawan abrasi. Hanya saja saat itu, tidak terlihat tanda-tanda akan ada musibah. ‘’Tidak seperti biasa. Air sungai tidak terlalu surut. Tapi bersyukur tidak ada korban jiwa,’’ ujar Teuku Muhammad.
Teuku Muhammad berharap warga yang terkena dampak musibah abrasi tetap bersabar dalam menerima ujian dan selalu meningkatkan kewaspadaan, supaya dapat terhindar dari abrasi susulan. ‘’Bagi warga lain, kita imbau agar tidak membangun pada titik-titik yang dianggap rawan bencana abrasi.’’ imbunya.
Dikatakannya, warga sembilan rumah yang terjun bersama abrasi saat ini mengungsi ke rumah sanak famili yang dinilai aman dari abrasi.
Sementara itu, Bupati Inhil HM Wardan saat meninjau lokasi musibah mengaku sangat prihatin dan ikut berbela sungkawa atas apa yang menimpa warga Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah. ‘’Kita minta 2023 mendatang, Dinas Perkim segera untuk membangun 10 Rumah Layak Huni (RLH) untuk korban longsor, melalui Bantuan Keuangan khusus dari APBD Provinsi Riau,’’ jelas Wardan.
Sedangkan Pemerintah Kabupaten Inhil segera mencarikan lokasi tanah untuk tempat reloksasi.
Sementara itu, ratusan rumah, masjid, sekolah hingga kantor desa di Kepulauan Meranti masih terendam banjir. Kondisi itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak beberapa pekan kemarin. Situasi terparah masih berlangsung di dua desa Kecamatan Rangsang Barat. Demikian disampaikan Babinsa Rangsang Barat Sertu Muhammad Amri kepada Riau Pos, Selasa (13/12).
Seperti di Desa Mekar Baru, dampak banjir merendam 240 rumah warga, 2 masjid, 2 musala, 3 sekolah dan kantor desa. Menyusul 13.600 kilometer jalan dan 400 hektare lahan pertanian tampak seperti sungai.
Kondisi yang sama juga dirasa warga Desa Bina Maju, karena 317 unit rumah, 3 unit masjid, 2 unit sekolah, 2 unit kantor desa, hingga 280 hektare lahan pertanian, termasuk 17.900 kilometer jalan masih tergenang.
Amri membeberkan tingginya genangan air tidak kurang dari 30 hingga 60 sentimeter. Gambaran hasil mitigasi mereka dan tim gabungan, air lambat menyusut dampak pendangkalan sungai. ‘’Banjir yang melanda akibat aliran sungai tidak normal untuk menampung debit dari curah hujan yang tinggi,’’ ujarnya.
Hingga kondisi ini masih menjadi pengamat utama rutinitas aktivitas warga setempat. Belum lagi lahan pertanian yang gagal panen hingga banyak petani yang merugi.