PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Dua kepala daerah, Gubernur Riau H Syamsuar dan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) H Mahyeldi, punya kesamaan nasib yang tak terlupakan. Mereka berdua merasakan bagian yang tak terpisah dari Riau dan Sumbar.
”Saya tidak bisa dipisahkan dengan Riau. Dulu semasa kecil saya menamatkan SD dan SMP di Dumai. Jadi, saya ini juga bagian dari yang tak terpisahkan dari Riau,” kata Mahyeldi dalam sambutanya pada helat Musyawarah Besar (Mubes) IV Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) di Hotel Prime Park, Sabtu (13/11/21), Pekanbaru.
Dulu, cerita Mahyeldi, semasa dia masih kecil, orangtuanya pindah ke Dumai sehingga dia menamatkan sekolah dasar di SDN 9 di Dumai. Mahyeldi masih ingat betul, salah seorang temannya adalah Syahril Abu Bakar yang sekarang Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Setelah menamatkan SD, Mahyeldi melanjutkan sekolah SMP Patimura, Dumai, dan ketika itu dia satu sekolah dengan Emri Juli Harnis yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bappedalitbang Riau.
”Jadi, sebagain perjalanan hidup saya tercatat di Riau,” ujar Mahyeldi.
Sebaliknya, perjalanan hidup Gubernur Riau Syamsuar juga bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan Sumbar. Dulu, setelah menamatkan SMA di Bengkalis, Syamsuar mengadu nasib ke Sawahlunto.
”Saya ikut abang saudara saya ke Sawahlunto. Saya sempat mengadu nasib sebagai buruh kasar di perusahaan batubara,” cerita Syamsyuar.
”Setelah di Sawahlunto saya kembali ke Bengkalis. Jadi, kisah hidup saya ini tidak bisa dipisahkan dengan orang Sumbar,” sambung Syamsuar.
Kesamaan nasib lainnya antara Mahyeldi dan Syamsuar, sebelum menjadi gubernur Sumbar, Mahyeldi terlebih dahulu menjabat dua priode sebagai Walikota Padang. Syamsuar begitu juga, sebelum menjabat Gubernur Riau dia dua priode menjabat sebagai Bupati Siak.
”Kesamaan nasib inilah membuat kami semakin kompak, dan telepas dari itu semua Riau dan Sumbar siap saling mendukung dalam pembangunan,” ujar Syamsuar.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Hary B Koriun