INGATKAN WARGA PINGGIRAN SUNGAI TINGKATKAN KEWASPADAAN

Kuansing dan Kampar Dilanda Banjir

Riau | Selasa, 14 Maret 2023 - 11:20 WIB

Kuansing dan Kampar Dilanda Banjir
Sejumlah anak kecil bermain air saat banjir di Kecamatan Kuantan Mudik, Senin (13/3/2023). (BPBD KUANTAN SINGINGI UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Curah hujan tinggi akhir-akhir ini berdampak ke Kabupaten  Kuantan Singingi dan Kampar. Beberapa desa di pingiran sungai di kedua kabupaten ini dilanda banjir akibat air sungai meluap. Warga pun diingatkan untuk waspada.

“Kami juga sudah sampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota untuk meningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana banjir, termasuk juga Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla),” ujar Kepala BPBD Riau Edy Afrizal, Senin (13/3).


Untuk bencana banjir di Kuantan Singingi dan Kampar hingga saat ini dari laporan yang pihaknya terima, masih bisa diatasi oleh pemerintah setempat. Namun, jika memerlukan bantuan, pemerintah kabupaten/kota di Riau diminta agar melaporkan ke BPBD Riau.

“Laporan yang kami terima, masih bisa diatasi oleh pemerintah setempat. Tapi kalau sudah besar, kami juga bisa langsung memberikan bantuan, atau kabupaten/kota juga bisa meminta bantuan,” katanya.

Dijelaskan M Edy, banjir yang terjadi di Kuansing dan Kampar juga diakibatkan curah hujan yang tinggi di Sumatera Barat. Karena itu, pihaknya tetap mengimbau masyarakat yang berada disekitar sungai besar untuk waspada.

Selain itu, pihaknya juga saat ini sudah menyiagakan personel dan logistik yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membantu masyarakat yang memerlukan. “Personel dan logistik untuk membantu masyarakat sudah kami siagakan,” sebutnya.

Ya, di Kuansing dalam sepekan terakhir turun hujan. Ahad (12/3) malam hingga Senin (13/3) hujan deras terus terjadi. Akibatnya, puluhan rumah warga di Desa Petahapan Kecamatan Gunung Toar terendam. Air berasal dari luapan Sungai Petapahan yang tak mampu menampung curah hujan yang tinggi.

“Benar. Hujan deras sehari semalam sejak Ahad (12/3) membuat air Sungai Petapahan meluap dan menyebabkan puluhan rumah sekitar terendam, “ kata Kalaksa BPBD Kuansing H Yulizar menjawab Riau Pos, Senin (13/3).

BPBD, kata Yulizar baru saja turun meninjau dan mendata rumah warga yang terdampak banjir di Desa Petapahan tersebut. Dari hasil hitungan sementara di lapangan, banjir yang melanda Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar tersebut sebanyak 170 rumah terendam dengan ketinggian sampai 1 meter. Selanjutnya, di Desa Pantai 106 rumah, Desa Lubuk Ramo 55 rumah dan Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik ada 30 rumah warga yang terendam. “Jadi ada empat desa di Kuansing yang terendam banjir dengan 361 rumah, “ papar Yulizar.

Di tiga desa di Kecamatan Kuantan Mudik, luapan air sungai bertambah hingga 1,5 meter. BPBD bersama Dinas Sosial sudah menyalurkan bantuan sembako pada warga.  Tim BPBD Kuansing, terus melakukan pemantauan kondisi banjir di lapangan.

Sejauh ini, banjir yang melanda belum ada korban jiwa. “Tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materil yang dialami warga. Namun kami menghimbau, warga tetap waspada dengan kondisi saat ini, “ ujarnya.

Terkait banjir tersebut, Kapolres Kuansing AKBP Rendra Oktha Dinatabersama Sekretaris Daerah Kabupaten Kuansing Dedi Sambudi didampingi Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kuansing Juprizal, Pabung 0302/Inhu-Kuansing Lettu Arh Herdianto, Kapolsek Kuantan Mudik AKP Ferry M Fadillah, dan Kasat Pol PP Shanti Evi Dimeti menyambangi para pengungsi dan meninjau wilayah-wilayah yang diterjang banjir.

Dalam kesempatan itu, Kapolres dan Forkopimda juga menyerahkan bantuan pada warga berupa beras 10 kg sebanyak 23 karung, mi instan sebanyak 20 kotak dan sembako sebanyak 25 kantong. Mereka juga mengunjungi dapur umum yang berada di Desa Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik.

AKBP Rendra mengatakan, bahwa pihaknya juga telah menerjunkan anggotanya untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak di rumah menggunakan perahu karet. “Kami terjunkan anggota Polres Kuansing dan Polsek Kuantan Mudik untuk membantu Tim SAR dalam memberikan pertolongan dan evakuasi kepada masyarakat yang terdampak banjir,” ungkapnya.

AKBP Rendra menambah, bantuan yang diberikan ini sebagai wujud dari kepedulian pihak muspida Kabupaten Kuantan Singingi terhadap masyarakat yang sedang tertimpa bencana banjir. “Semoga bantuan ini dapat meringankan sedikit beban yang dialami oleh masyarakat yang terdampak banjir. Mudah-mudahan dampak bencana ini dapat cepat diatasi,” tutur Rendra.

Sungai Subayang Mulai Naik
Curah hujan tinggi juga menyebabkan aliran Sungai Subayang di Kamparkiri, Kampar mengalami kenaikan. Ada beberapa desa yang terdampak. Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar Agustus melalui Kepala Pusdalops Adi Candra menyampaikan aliran Sungai Subayang di Kamparkiri Hulu dan Kamparkiri mengalami kenaikan.

“Sekarang kondisi Sungai Subayang masih fluktuatif tergantung curah hujan. Kalau curah hujan tinggi di hulu ini yang menyebabkan kenaikan aliran di Sungai Subayang,” jelas Adi Candra, Senin (13/3).

Adi Candra menambahkan, kondisi masyarakat di Kamparkiri Hulu sudah kondusif. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan camat Kamparkiri Hulu melalui sekcam untuk melaporkan kondisi Sungai Subayang. Juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial kalau dampak banjir bertambah luas akan memberikan bantuan.

“Kami sudah menyalurkan bantuan kepada warga Desa Sungai Liti dan Desa Padang Sawah Kecamatan Kamparkiri,” jelas Adi Candra.

Adi Candra menambahkan, kondisi air di Kamparkiri Hulu yakni Desa Gema, dan Kamparkiri yakni Desa Kuntu Teluk Paman di Sungai Subayang masih fluktuatif. Sekarang air Sungai Kuantan sudah mulai meluap sehingga berpengaruh terhadap Sungai Subayang. “Pantauan dua hari kemarin, untuk Gunung Sahilan dan Sungai Lipai kenaikan air belum sampai batas bibir sungai masih normal,’’ ujarnya.

Sementara itu, air di waduk PLTA Koto Panjang masih aman 80.00 MDPL. Artinya air di waduk PLTA Koto Panjang masih di batas normal. “Kami sudah koordinasi dengan PLTA Koto Panjang kalau debit air  naik di 82.00 MDPL untuk bersiaga,” jelas Adi Candra.

Sementara itu, Manager PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menambahkan, debit air di Waduk PLTA Koto Panjang terpantau masih di level aman 80.00 MDPL. Kalau di atas 85.00 MDPL sudah di atas level aman. Sejak sepekan ini debit air di Waduk PLTA Koto Panjang terpantau mengalami kenaikan yang cukup signifikan. “Diminta kepada masyarakat yang beraktivitas di aliran Sungai Kampar untuk tetap waspada dan berhati-hati,” harap Cecep.

Sementara itu, di Indragiri Hulu, debit air Sungai Indragiri masih tergolong normal. Hanya saja, Senin (13/3), terjadi kenaikan sekitar 43 sentimeter. Demikian disampaikan Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Dody Iskandar.

“Berdasarkan laporan masing-masing Satgas KPBD dari seluruh kecamatan, hingga saat ini kondisi air Sungai Indragiri masih normal, yakni 5,70 meter” ujar Dody Iskandar.

Memang sebutnya, belakangan ini cuaca tidak menentu. Bahkan lebih sering sejumlah wilayah Kabupaten Inhu diguyur hujan. Hanya saja hujan yang terjadi belum berdampak kepada bencana. Namun pihaknya terus mengimbau masyarakat terutama yang tinggal di daerah aliran sungai untuk tetap waspada. “Infonya di bagian hulu yakni Kabupaten Kuansing, kondisi air sungai naik dan ada rumah warga yang terendam,” terangnya.

Sementara itu, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menginformasikan hingga saat ini belum ada indikasi cuaca ekstrem yang terjadi di Provinsi Riau. Prakirawan cuaca BMKG Pekanbaru Bibin Sulianto menjelaskan dinamika atmosfir saat ini belum ada indikasi adanya cuaca ekstrem.

Di Riau pada umumnya bulan April mendatang akan memasuk puncak musim hujan pertama. “Dari data hujan yang kami miliki, di Kampar dan Kuansing curah hujannya masih normal dan tidak menunjukkan hujan ekstrem,” katanya.

Dikatakan Bibin, curah hujan bukan menjadi indikatot utama penyebab banjir di suatu daerah. Pasalnya dari data hujan yang BMKG miliki, hujan di daerah tersebut belum masuk kategori ekstrem. “Seperti halnya di Panam Pekanbaru lalu atau daerah yang lain walaupun hujannya tidak deras bisa terjadi banjir di sana. Memang banjir banyak faktor penentunya bukan hanya cuaca,”jelasnya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. “Waspada nanti pada bulan April yang merupakan puncak hujan pertama di wilayah Riau. Ini bisa menyebabkan banjir dan fenomena alam lainnya seperti tanah longsor dan pohon tumbang,” tegasnya.(sol/dac/kom/kas/ayi/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook