PEKANBARU (RIAUPO.CO) -- Setelah pelaksanaan vaksin Covid-19 perdana di Indonesia yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo, Rabu (13/1) akan dilanjutkan pelaksanaan vaksin di daerah. Termasuk Provinsi Riau yang dipusatkan di RSUD Arifin Achmad, hari ini (14/1) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk vaksin perdana di Riau diberikan kepada para tokoh dan pejabat publik yang sudah dipilih sebelumnya. Di mana ada 14 orang tokoh dan pejabat publik yang sudah dipilih.
"Untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau akan dilaksanakan besok (hari ini, red) yang dipusatkan di RSUD Arifin Achmad," kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk orang pertama yang akan divaksin di Riau, yakni Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Riau Masrul Kasmy. Ia akan divaksin perdana karena merupakan pejabat tertinggi di lingkungan Pemprov Riau karena Gubernur dan Wakil Gubernur Riau tidak divaksin akibat sudah melebihi batas umur yang ditentukan. "Vaksinasi ini tujuannya untuk menurunkan angka kematian dan penyebaran Covid-19 yang masih terus terjadi. Vaksinasi ini kan untuk membentuk kekebalan tubuh. Yang bisa dilakukan vaksin usia dari 18-59 tahun dan diperiksa kesehatannya," jelas Mimi.
Dijelaskan Mimi, sebelum pelaksanaan vaksinasi, ada empat prosedur yang akan dilaksanakan kepada para tokoh Riau tersebut. Pertama yakni registrasi, semua tokoh dan pejabat publik yang akan divaksin terlebih dahulu akan diregistrasi ulang.
"Prosedur yang kedua setelah registrasi yakni screening yakni menanyakan kondisi tentang kondisi para tokoh saat itu. Setelah melalui dua prosedur tersebut, baru akan dilanjutkan pada prosedur ketiga," ujar Mimi.
Untuk prosedur ketiga yakni baru dilaksanakan penyuntikan vaksin. Setelah itu, para tokoh akan memberikan vaksinasi kepada petugas dan melakukan observasi selama 30 menit. "Setelah menjalani empat prosedur tersebut, maka pelaksanaan vaksinasi telah selesai," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mimi juga menginformasikan bahwa Provinsi Riau kembali mendapatkan vaksin Covid-19 untuk tahap kedua dari PT Biofarma, Bandung, Rabu (13/1) sore. Pada tahap kedua ini, Riau mendapatkan 22.840 dosis vaksin.
"Vaksin dikirimkan dari PT Biofarma Bandung menggunakan jalur darat dengan pengawalan ketat pihak kepolisian bersenjata lengkap. Dengan tambahan 22.840 dosis vaksin tersebut, total vaksin Covid-19 yang sudah ada di Riau sebanyak 44.840 dosis. Di mana tahap pertama vaksin yang dikirimkan ke Riau sebanyak 20 ribu dosis," kata Mimi.
Dari total 44.840 dosis vaksin tersebut, ujar Mimi, sebanyak 15.240 dosis sudah didistribusikan ke tiga kabupaten/kota di Riau. Daerah tersebut di antaranya Kota Pekanbaru 11.040 dosis, Kabupaten Kampar 2.409 dosis dan Kabupaten Pelalawan 1.800 dosis.
"Vaksin tahap kedua tersebut akan didistribusikan ke 9 kabupaten/kota yang sebelumnya belum mendapatkan kiriman vaksin," sebutnya.
Untuk update Covid-19 di Riau per hari Rabu (13/1) jumlah tambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 138 orang. Dengan tambahan pasien positif tersebut, maka total jumlah pasien positif di Riau hingga saat ini sudah mencapai 26.790 orang.
"Selain itu, ada juga kabar baik, terdapat penambahan 89 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Total keseluruhan pasien yang sudah dinyatakan sehat berjumlah 24.545 orang. Dilaporkan juga, terdapat penambahan lima pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. Untuk total kasus kematian sejak adanya pandemi corona sudah mencapai 627 orang," paparnya.
Ingatkan Jangan Percaya Hoaks
Vaksinasi Covid-19 di Pekanbaru dimulai, hari ini (14/1). Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT mengajak tokoh lintas agama untuk mengingatkan umat dan masyarakat agar tak percaya hoaks yang berseliweran tentang vaksin Covid-19. Proses vaksinasi hari ini akan dilakukan di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Ada beberapa tokoh yang akan menjadi orang pertama yang menjalani vaksinasi.
Disampaikan Wako, vaksin Sinovac yang akan disuntikkan aman dan sudah teruji serta telah mengantongi emergency use authorization (EUA). "Kami mengajak tokoh agama agar masyarakat tenang. Jangan percaya hoaks tentang vaksin," kata dia, Rabu (13/1).
Tak ditampiknya, saat ini masih ada kelompok masyarakat yang menolak vaksin Covid-19. Sementara, vaksin diperlukan untuk mencapai herd immunity. "Kami mengajak masyarakat untuk ikut dalam vaksinasi guna melindungi diri dan masyarakat," imbuhnya.
Proses vaksinasi di Pekanbaru sendiri akan berjalan bertahap bagi seluruh masyarakat Pekanbaru. Dia memperkirakan bisa memakan waktu hingga setahun. "Ini mempertimbangkan waktu produksi," tambahnya.
Dalam pada itu, untuk tahap pertama vaksinasi, 11.040 dosis vaksin yang diterima dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan diperuntukkan bagi 5.520 nakes. Satu orang nakes akan mendapatkan dua dosis vaksin yang disuntikkan berjarak 14 hari.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldi Saragih mengatakan, sesuai arahan dari pemerintah pusat, tenaga kesehatan dan pejabat publik yang diutamakan untuk divaksin. Untuk nakes di Kota Pekanbaru sendiri merupakan tenaga dari pegawai Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani, dan seluruh puskesmas di Pekanbaru.
"Informasi yang saya terima, nakes dari rumah sakit dan para pegawai diskes sudah mendaftar berjumlah 11.337 orang. Sehingga, vaksin tersebut masih kurang untuk nakes," ungkapnya.
Untuk tokoh publik, ada 10 orang yang sudah disiapkan. Mereka adalah Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Nofrizal, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya, Perwakilan Kodim Kapten Nirzam, Kajari Pekanbaru Andi Suharlis, Ketua PN Pekanbaru Saut Maruli Tua. Lalu, Sekda Pekanbaru Muhammad Jamil, tokoh masyarakat Islam Sutan Syahril, tokoh masyarakat Buddha Sarjoko, tokoh masyarakat Kristen, Burhan Gurning.
Jika terdapat reaksi dan efek samping dari vaksinasi yang dilakukan, Pemko Pekanbaru melalui Satgas Covid-19 Pekanbaru menyediakan dua rumah sakit rujukan. Yakni RSD Madani dan RSUD Arifin Achmad. "Jika ada reaksi pascadisuntik, yang tak bisa ditangani, kami akan rujuk ke dua rumah sakit ini," ucap Zaini.
Namun, terlebih dahulu akan dilakukan observasi terhadap penerima vaksin selama 30 menit pascavaksinasi dilakukan. "Informasi yang saya dapat di BPOM, itu (vaksin) tidak ada dampak yang berarti. Beberapa vaksin juga berdampak seperti itu, nyeri atau bengkak di tempat yang disuntik," terangnya.(sol/ali)