PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Provinsi Riau, khususnya Kota Pekanbaru turut menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya dari Polda Riau. Di mana, atas keluhan masyarakat terhadap kelangkaan BBM jenis solar ini, polisi bakal melakukan klarifikasi dan pengecekan langsung ke lapangan.
Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada Riau Pos, Selasa (12/10). Dikatakan Sunarto, memang keluhan akan kelangkaan BBM jenis solar sudah sampai ke pihak kepolisian. Guna menjawab hal itu, maka Polda Riau melalui Direktorat reserse kriminal khusus (Ditreskrimsus) bakal melakukan klarifikasi ke pihak Pertamina.
"Benar dari Ditreskrimsus bakal lakukan klarifikasi. Ini apa penyebabnya? Kenapa bisa sampai langka dan masyarakakat menjadi kesulitan," ujar Sunarto.
Selain klarifikasi, Korps Bhayangkara dikatakan dia juga akan melakukan pengecekan lapangan untuk mendapatkan fakta yang sebenarnya terjadi. Saat ditanya apakah ada indikasi perbuatan menyimpang, Kabid Humas belum bisa memastikan. Karena untuk membuat kesimpulan harus dilakukan terlebih dahulu klarifikasi dan pengecekan fakta.
"Belum sampai kesana lah (indikasi perbuatan menyimpang, red). Kan ada prosedur dan langkah-langkahnya. Intinya, guna menghilangkan keresahan di masyarakat, polisi akan turun dan melakukan langkah-langkah yang terukur sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan berlaku," imbuhnya.
DPRD Segera Panggil Pertamina
Di sisi lain, aduan atas kelangkaan BBM jenis solar juga sudah sampai ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau. Bahkan, kesulitan BBM jenis solar sampai berdampak terhadap akses transportasi angkutan bahan pokok. Hal itu sebagaimana diungkapkan Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho kepada Riau Pos, Selasa (12/10).
Dikatakan dia, sejak kemaren, Senin (11/10), dirinya sudah mendapatkan beberapa aduan dari masyarakat.
"Memang ada banyak aduan kepada kami. Khusunya dari masyarakat Kota Pekanbaru. Kemaren itu selesai paripurna saya sempat keliling sebentar lihat, ternyata memang terdapat antrean di SPBU. Informasi yang saya terima malam harinya, semakin parah dan sampai hari ini," ujar Agung.
Ia mengaku sangat miris dengan kondisi ini. Sebab, Provinsi Riau sebagai daerah penghasil minyak terbesar harusnya tidak mengalami pasokan bahan bakar. Apalagi semenjak Blok Rokan resmi berpindah tangan kepada Pertamina. Maka dari itu, pihaknya baka segera memanggil Pertamina kedalam rapat dengar pendapat untuk diminta klarifikasi.
"Kalau indikasi-indikasi saya belum tau dan juga belum bisa pastikan. Kan masih simpang siur ya. Makanya ini kami mau panggil Pertamina. Tanya apa sebenarnya penyebab kelangkaan ini? Kalau memang tidak ada persoalan, kenapa faktanya masyarakat menjerit?"pungkasnya.(nda)