Sayat Tangan, Diskes Harus Periksa Kejiwaan Siswa

Riau | Sabtu, 13 Oktober 2018 - 10:47 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)---------- Aksi puluhan pelajar SMP di Pekanbaru yang menyayat tangan, menjadi sorotan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Sebab, sayat tangan secara massal baru pertama kali ditemukan di Indonesia.

   

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Riau diminta untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap siswa tersebut. Terkait ini, KPAI juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Riau, agar melakukan pendampingan kejiwaan.

  

 “Saya sudah sampaikan ke Dinas Kesehatan Riau, apakah sudah masuk ke kesehatan jiwa anak,” kata Komisioner Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra, kemarin.

  

 Kalau memang ada gangguan kejiwaan kata dia, Dinas Kesehatan harus melakukan pendampingan. Gangguan kejiwaan tersebut kata dia, bisa saja atas pengaruh media sosial.     

  

 “Kalau memang iya, itu perlu pendampingan supaya tidak terpengaruh dengan media sosial,” ujarnya.

   

Sejauh ini kata dia, pelajar yang menyayat tangan dengan massal, baru ditemukan di Pekanbaru. Dia menduga, ini akibat pengaruh challenge (tantangan) yang ada di youtube.

“Kalau korbannya banyak baru cuma ini. Kalau di luar negeri juga ada,” sebutnya.

 

 Media sosial sangat berpengaruh terhadap kejiwaan siswa. Salah satunya video challenge yang sedang menjadi tren di tengah masyarakat. “Challenge ini berkembang di youtube. Konten negatif juga harus dihapus,” sebut dia.

   

Tak hanya itu, menurut Jasra, keluarga juga harus proaktif melakukan pendampingan terhadap anak. Keluarga harus memperhatikan lingkungan bergaul anak. Sebab, lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan dan perilaku anak.

  

 “70 persen anak ini dibentuk oleh lingkungan. Kita harus bersama-sama,” sebutnya.

Dia belum berani apakah pengaruh video challenge yang menjadi penyebab utama sayat tangan yang dilakukan siswa. Pihaknya akan mendalami terlebih dahulu.

  

 “Kita dalami dulu. Apakah karena menonton youtube atau karena minuman itu. Atau ada faktor lain. Kita juga sudah turun ke sekolah. Kita coba melakukan kajian dengan Kemenkes. Pola apa yang harus kita lakukan,” sebutnya.

Sebelumnya, sebanyak 56 siswa SMP di Pekanbaru nekat menyayat tangannya sendiri. BNN Pekanbaru sudah menindaklanjuti kasus ini. Ada dugaan hal ini dilakukan karena siswa mengkonsumsi minuman berenergi. (dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook