55 Titik Panas Terpantau, Tiga Helikopter Dikerahkan

Riau | Senin, 13 Agustus 2018 - 13:30 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 55 titik panas atau hot spot terpantau di Riau, pada Ahad (12/8). Sementara titik api yang terpantau ada 32 titik. Paling banyak itu berada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).

 

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Marzuki menjelaskan, hot spot di Sumatera ada 120 titik. Paling banyak itu di Riau, dengan jumlah 55 titik.

 

Hot spot yang terpantau di Sumatera itu antara lain, Sumut 15 titik, Sumbar 11 titik, Jambi 4 titik, Bangka Belitung 16 titik, Bengkulu 2 titik, Sumsel 10 titik dan Lampung 7 titik. “Hot spot ini terpantau satelit dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen,” ujar Marzuki, Ahad siang.

 

Sementara di 55 titik hot spot di Riau katanya, tersebar di delapan daerah. Paling banyak di Rohil, dengan 33 titik. Kemudian Bengkalis 8 titik, Siak 6 titik, dan Pelalawan 3 titik. Selanjutnya di Rohul, Dumai, Kepulauan Meranti, dan Kuansing, masing-masing satu titik.

 

Berbeda jumlahnya dengan pantauan satelit tingkat kepercayaan di atas 70 persen, atau titik api. Di mana, di Riau ada sebanyak 32 titik api. Itu tersebar di Rohil 19 titik, Bengkalis 6 titik, Siak 5 titik, dan Pelalawan serta Kuansing masing-masing satu titik.

 

“Meski ada banyak titik hot spot, namun jarak pandang di Riau masih cenderung aman. Di masing-masing daerah jarak pandang antara 6-9 kilometer,” kata Marzuki.

 

Dia juga menyebut, potensi munculnya hot spot dan titik api di Riau masih tinggi. Sebab, curah hujan cenderung rendah. Berdasarkan prakiraan cuaca di Riau, rata-rata setiap daerah cerah berawan. “Suhu berkisar 21 derajat celcius hingga 34,5 derajat celcius. Sekarang masih musim kemarau,” katanya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengakui adanya kebakaran hutan di sejumlah titik di Riau. Yakni di Rohil, Bengkalis dan Dumai.

“Hari ini (kemarin, red), kami mengerahkan tiga helikopter water bombing untuk pemadaman udara. Di samping itu, pemadaman oleh tim di darat juga dilakukan. Pokoknya segala upaya kita lakukan,” kata Edwar.

   

Tiga helikopter water bombing itu kata dia, yakni dua unit jenis Kamov, dan satu unit Bell 214. Helikopter Kamov merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan helikopter jenis Bell 214, bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

   

“Semoga upaya pemadaman berjalan dengan lancar. Saya tetap terus pantau kawan-kawan Satgas dalam bekerja di lapangan,” ujarnya.(dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook