PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pada periode Mei 2023, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau Mei 2023 tercatat sebesar 151,69. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, angka tersebut mengalami penurunan sebesar 3,59 persen dibanding April 2023 sebesar 157,34.
Hal tersebut sekaligus mencatatkan Riau sebagai provinsi dengan penurunan NTP terdalam ke-3 di Pulau Sumatera setelah Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi. Sementara Provinsi Lampung tercatat sebagai satu-satunya provinsi yang mengalami kenaikan NTP di Pulau Sumatera, yaitu sebesar 1,61 persen dibanding April 2023.
Dikatakan oleh Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, pada Mei 2023, 9 (sembilan) provinsi di Pulau Sumatera mengalami penurunan NTP, termasuk Riau. ”Penurunan NTP ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 3,61 persen, lebih besar dari penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,02 persen,” terangnya, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Asep menjelaskan, pada Mei 2023, terjadi penurunan indeks harga konsumsi rumah tangga pertanian di Provinsi Riau sebesar 0,02 persen. “Hal ini disebabkan adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,08 persen,” sambungnya.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau juga mengalami penurunan sebesar 3,59 persen, yaitu dari 151,94 pada April 2023 menjadi 146,48 pada Mei 2023. NTP sendiri adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
NTP Provinsi Riau Mei 2023 sebesar 151,69 atau turun sebesar 3,59 persen dibanding NTP April 2023 sebesar 157,34. Penurunan NTP ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 3,61 persen, lebih besar dari penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,02 persen.(azr)
