(RIAUPOS.CO) -- Didampingi Bupati Kampar, Gubri Lepas Ziarah Kubur
Prosesi Hari Raya Enam di Kabupaten Kampar tahun ini lebih spesial. Pada acara ziarah kubur sebagai agenda utama bagi masyarakat Kota Bangkinang dan sekitarnya, dilepas secara seremonial oleh Gubernur Riau Syamsuar. Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto ikut mendampingi.
Prosesi turun-temuruan ini menjadi pengalaman perdana bagi Syamsuar maupun Catur ketika mereka menjabat sebagai Gubernur dan Bupati.
Hari Raya Enam sendiri disebut sebagai prosesi yang bahkan lebih besar dari Idul Fitri bagi sebagian masyarakat. Karena prosesi ini didahului dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, penanggalan hijriah. Prosesi ini ditutup dengan ziarah kubur para leluhur. Pada momen ini, para perantau Kota Bangkinang dan sekitarnya boleh saja tidak pulang saat Idul Fitri, namun sangat jarang melewatkan Hari Raya Enam.
Maka tidak heran, walaupun diguyur hujan pada Rabu (6/12) pagi itu, masyarakat tetap ramai berjalan kaki atau menggunakan kendaraan ke Bangkinang seberang. Mereka yang dari rantau, dari kawasan Langgini, Kumantan dan sejumlah perkampungan lama datang ke kawasan Pulau, Muara Uwai dan sekitarnya untuk melakukan ziarah.
Pada masa lalu, masyarakat menyeberang menggunakan sampan. Kini, yang dekat hanya perlu berjalan kaki menyeberang lewat dua jembatan megah. Atau menggunakan kendaraan bagi yang jauh.
Tahun ini terasa spesial, karena juga dihadiri Forkopimda Kampar dan sejumlah elite Politik serta tokoh masyarakat. Ada Sekda Kampar Yusri yang juga seorang Datuk di Bangkinang, Dandim 0313/KPR Letkol (Inf) Aidil Amin yang juga seorang pembesar. Lalu hadir juga Kapolres Kamar AKBP Andri Ananta Yusdistira, Ketua DPRD Kampar Ahmad Fikri, termasuk tokoh masyarakat yang juga Ketua Apindo Kampar M Amin.
Syamsuar pada kesempatan itu menyebutkan, ziarah kubur dalam rangka Hari Raya Enam ini sudah menjadi seperti wisata religi. Sama seperti kegiatan balimau kasai menyambut Ramadan. Keduanya sangat penting bagi masyarakat Kampar yang terkenal religius.
‘’Inti dari kegiatan ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ziarah ini pasti secara langsung akan mengingatkan kita dengan yang namanya kematian. Sebab mulai dari pagi kegiatan ini mengunjungi setiap kuburan dan melakukan doa bersama di setiap kuburan. Untuk itu kegiatan ini harus terus dilestarikan, selain memiliki nilai keagamaan dengan mengutamakan silaturahmi juga memiliki nilai wisata religi yang harus dipelihara dengan baik,’’ sebut Gubernur.
Sementara itu, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto mengaku menikmati prosesi ini. Ada nuansa positif dalam nuansa keagamaan. Selain itu, ada juga nilai tradisi yang kental yang dibalut juga dengan semangat gotong royong. Karena sebelumnnya membersihkan setiap pemakaman baik pemakaman pribadi maupun pamakaman umum bersama-sama dilakukan warga.(adv)