PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Jumlah pasien dalam pengawasan yang meninggal dunia di Riau terus bertambah. Ahad (12/4), satu PDP asal Kuantan Singingi , satu asal Pekanbaru dan satu asal Siak menghembuskan napas terakhir. Dengan demikian, total 18 PDP yang meninggal. Sebelumnya, terdata 15 PDP yang meninggal dengan catatan satu dinyatakan positif, satu negatif dan sisanya masih ditunggu hasil swab.
Kabar PDP yang meninggal di Kuansing diungkapkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Telukkuantan, Irvan Husin. "Iya. Malam ini (kemarin, red) meninggal satu orang PDP. Beliau sebelumnya dirujuk dari salah satu klinik di Telukkuantan," kata Irvan. Langsung dimakamkan malam ini (kemarin, red)? "Nanti saya kabari ya," kata Irvan singkat.
Di Siak, PDP yang meninggkan lelaki berinisial SN (63). Sedangkan, pasien asal Pekanbaru dirawat baru sehari dan memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta. "Pasien PDP meninggal pada hari ini (kemarin, red) bertambah satu," jelas Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan.
Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBB dalam keterangan persnya di posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru di halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru Jalan Sudirman, kemarin.
Pasien yang meninggal dunia ini adalah EP (46), pria warga Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sail. Dia menunjukkan gejala Covid-19. "Ada riwayat bepergian dari Jakarta. Dirawat 11 April, meninggal 12 April. Swab sudah diambil belum diketahui hasilnya," imbuhnya.
Dengan demikina maka Pekanbaru jumlah PDP meninggal tertinggi sebanyak tujuh orang. Diikuti Kampar tiga orang, Dumai dua orang, Kuantan Singingi dua orang, Indragiri Hilir, Bengkalis, Siak dan Rokan Hilir yang masing-masing satu PDP.
Secara umum hingga kemarin, total warga Pekanbaru terkait Covid-19 berjumlah 2.977 orang. Bertambah 15 orang dibanding sehari sebelumnya. Dirinci dari jumlah ini ODP berjumlah 2.872 orang. 1.537 di antaranya masih dipantau, dan 1335 selesai dipantau.
Kemudian, untuk PDP total ada 96 orang. Sebanyak 45 masih dirawat, 45 sehat, enam meninggal. Sementara, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 asal Pekanbaru tetap berjumlah sembilan orang yakni 7 masih dirawat, satu orang sembuh dan satu orang meninggal dunia."Kami mengimbau agar warga tidak mengucilkan baik itu pasien maupun keluarga PDP dan pasien konfirmasi positif," imbaunya.
Mulyadi juga berharap masyarakat tidak melakukan penolakan penguburan jenazah terkait Covid-19. "Jika sudah melalui penanganan protokol kesehatan, in sya Allah aman. Kepada masyarakat kami juga imbau untuk tetap lakukan pembatasan fisik. Tetap di rumah, hindari keramaian," ujarnya.
Sementara itu Anggota DPR RI, Abdul Wahid menilai protokol pemakaman yang dilakukan terhadap beberapa kasus orang meninggal dengan status pasien dalam pemantaun (PDP) dengan protap penanganan Covid-19 sudah tepat, meskipun belum dipastikan terjangkit virus Covid-19 atau virus corona dengan alasan keamanan. "Menurut saya untuk kehati-hatian perlu hal itu dilakukan karena mereka PDP," katanya.
Hanya saja, lanjut Wahid, pemerintah harus sigap untuk melakukan tes virus dan mengeluarkan hasil pemeriksaan yang akurat seperti pemeriksaan swab ataupun dengan rapid test dengan cepat supaya bisa menetukan penanganan terhadap kasus meninggal dunia. "Ini harus diperbaiki dan tidak boleh terjadi lagi," jelasnya.
Pekan Depan Alat PCR Tiba
Sementara itu, alat polymerase chain reaction (PCR) yang akan digunakan untuk laboratorium penelitian sampel swab pasien suspect corona di Riau selesai menjalani proses pemeriksaan di Bea Cukai Jakarta. Selanjutnya, sesuai jadwal alat tersebut akan dikirim ke Riau, Rabu (15/4) lusa. Jika alat ini tiba maka semua PDP bisa dites karena satu alat bisa meneliti 100 sampel sehari.
Sebelumnya, Riau telah punya satu alat. Tapi, ada komponen yang rusak. Rencananya, alat yang baru akan dikirim berserta komponen untuk alat yang sudah ada. Dengan demikian maka sehari bisa 200 sampel yang diteliti. Ya, hingga kemarin, tercatat PDP di Riau sebanyak 229 orang. Dari data tersebut, 101 sudah sehat dan 113 masih dirawat 113.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, ruangan yang akan digunakan untuk laboratorium penelitian sampel swab pasien suspect corona saat ini sudah selesai di RSUD Arifin Achmad. Jadi, begitu alat PCR tersebut datang maka bisa langsung dipasang. "Kalau ruangan sudah selesai, hanya tinggal menunggu alat PCR saja. Informasinya Rabu (15/4) sudah dikirim ke Riau," katanya.
Mimi menambahkan, sebenarnya Riau sudah memiliki satu alat PCR di Riau. Namun alat tersebut ada komponennya yang hilang sehingga tidak bisa digunakan. "Jadi bersamaan dengan alat PCR baru tersebut, ada juga komponen alat PCR lama pembelian tahun 2018 milik laboratorium peternakan Riau. Jadi nanti akan ada dua alat PCR yang bisa digunakan di Riau," ujarnya.
Alat PCR milik laboratorium peternakan Riau tersebut, akan mulai dipasang, Senin (13/4). hari ini sehingga jika nanti komponennya sudah datang tinggal pasang. "Jadi nanti tidak terlalu lama lagi untuk bisa mengoperasikan alat PCR yang lama. Mudah-mudahan semuanya bisa dipergunakan dengan maksimal," sebutnya.
"Kalau keduanya bisa digunakan, maka sampel yang bisa diteliti setiap harinya bisa sampai 200-an. Tentu ini akan sangat membantu tim medis dalam menangani pasien, karena sudah tahu apakah pasien suspect itu positif terinfeksi virus corona atau tidak," tambahnya.
Sementara itu, untuk update orang dalam pemantauan (ODP) di Riau hingga saat ini mencapai 29.403. Di mana yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 14.784 sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 14.619. "Untuk kasus positif ada 16, dua sudah sehat dan satu meninggal dunia," jelasnya.
Sementara itu, anggota DPD RI asal Riau, Instiawati Ayus mendesak terus mendesak agar pemerintah pusat maupun daerah untuk memaksimalkan himbaun kepada masyarakat yang saat ini masih belum peduli.
"Saat ini yang betul-betul pemerintah harus lakukan juga adalah melipatgandakan lebih fokus lagi tentang imbauan. Informasikan kepada masyarakat yang masih terkesan acuh dan kurang memahami, bagaimana wabah ini terjadi. Agar kita semua lebih bisa meminimalisir bahkan mengurangi korban lagi ke depan," ungkapnya.
ODP di Rohil Menurun
Sementara itu, angka ODP di Rokan Hilir (Rohil) mengalami penurunan drastis. Hingga Ahad (12/4) jumlahnya mencapai 1079. Sebelumnya sempat mencapai 1.36 orang. Penurunan itu terjadi karena banyaknya orang yang telah selesai menjalani masa pemantauan dan tidak ditemukan gejala yang mengkhawatirkan dan mengarah pada suspect Covid 19.
"Alhamdulilah, untuk angka ODP mengalami penurunan di mana pada 12 April sebanyak 1.079 orang, sementara jumlah yang sudah selesai pemantauan sebanyak 1.959 orang," kata Plt Kadiskominfotik Rohil Hermanto SSos.
Pria yang akrab disapa Ulong Bagan (Uban) ini menyebutkan secara jumlah ODP maupun yang telah selesai pemantauan terhitung sejak terbentuknya gugus tugas percepatan penanganan Covid19 Rohil mencapai 3.038 orang.
Terkait dengan adanya satu warga Kecamatan Bangko yang berstatus PDP, menurutnya masih menjalani rawatan intensif. Namun hasil pemeriksan laboratorium masih menunggu keluar dari Jakarta. "Tapi kondisi yang PDP terus membaik dan kita harapkan hasilnya nanti negatif," kata Uban.
Selain itu dirinya mengingatkan kembali agar masyarakat dapat memperhatikan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai langkah terhadap penanganan Covid19. Anjuran pemerintah terangnya harus dilaksanakan secara ketat. Kerja dari tim terpadu, tim gugus tugas harus didukung penuh. Jika tidak maka penanganan terhadap virus yang membahayakan itu tak dapat berjalan maksimal.
"Kami selalu ingatkan masyarakat, semua unsur untuk memperhatikan imbauan pemerintah, seperti hindari kerumuman, jaga jarak, selalu mengenakan masker dan sebagainya. Itu semua merupakan langkah agar mata rantai penyebaran Covid19 dapat ditekan," katanya.
Empat Rekan PDP Meranti Tertahan di Malaysia
Setelah ditetapkan sebagai PDP, Sabtu (12/4), warga asal Kepulauan Meranti membeberkan jika empat orang temannya masih ditahan oleh Pemerintah Diraja Malaysia karena terinveksi Covid-19.
Informasi itu terbongkar berdasarkan pengakuan pasien berinisial J, warga Jalan Jelotong, Tanjung Mayat, Kelurahan Selatpanjang Kota, Meranti melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Meranti, dr Misri kepada Riau Pos, Ahad (12/4). "Semalam J ditetapkan sebagai PDP dan telah diisolasi di RSUD," bebernya.
Misri bercerita, dari pengakuan pasien tersebut, mereka ke Filipina berlima sebagai jamaah tablig. Pulang dari sana lewat Malaysia menuju Indonesia. Tapi kedatangan J ditolak oleh pemerintah Malaysia, dan empat orang rekannya lolos masuk namun tak bisa kembali ke Indonesia.
"Saat ditolak di Malaysia, J pulang lewat Jakarta. Dari Filipina, 30 Maret 2020 berangkat ke Malaysia tapi hanya sampai di bandara karena di sana over stay di Malaysia dan langsung pulang ke Jakarta. Temannya tertahan di sana," ungkapnya.
Dari informasi yang dihimpun melalui pasien dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE), Misri mengaku jika empat orang teman pasien ditahan karena terinfeksi Covid-19 oleh pemerintah diraja Malaysia. "Kata dia (pasien) empat orang temannya ditahan karena terinfeksi Covid-19," ungkapnya.
Sementara J tiba di Jakarta dan menetap di Bogor selama sepekan. Seperti diketahui Bogor juga termasuk daerah terjangkit dan pulang ke Meranti sebagai PDP setelah melalui beberapa tahapan pemeriksaan. "Kurang lebih dua pekan di Meranti, pasien menunjukkan gejala. Setelah melewati SOP pemeriksaan kami tetapkan dia sebagai PDP," ujarnya.
Terhadap empat temannya di Malaysia, Misri akan kembali mencari tau kebenarannya. Ia akan melajukan koordinasi dengan imigrasi setempat, konsulat di Malaysia, dan pihak-pihak terkait.
23 TKI Tiba di Pelabuhan Bengkalis
Hingga Ahad (12/4), tetap ada penumpang dari negara terjangkit Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Malaysia, yang pulang melalui Bandar Sri Laksamana (BSL) Bengkalis. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis Djoko Edy Imhar melalui Sekretaris H Zul Asri mengatakan, kemarin ada 23 orang penumpang dari Malaysia tersebut turun di BSL.
Kata Zul Asri, seperti penumpang yang tiba melalui BSL pada hari-hari sebelumnya, ke-23 penumpang tersebut juga transit melalui Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. "Sebanyak 23 penumpang tersebut tiba di BSL dengan 2 kapal. Batam Jet 2, dan Dumai Line 3," jelasnya.
Penumpang yang menggunakan Batam Jet 2, katanya, sebanyak 6 orang. Semuanya laki-laki. "Sedangkan yang memakai Dumai Line 3, berjumlah 17 orang. 13 laki-laki dan 4 perempuan," tutur H Zul Asri. (sol/fad/wir/esi/yus/das)
Laporan TIM RIAU POS (Pekanbaru)