PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PTPN V menjadi perusahaan BUMN penerima sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) terbanyak di antara perusahaan perkebunan plat merah lainnya. Hal itu ditahbiskan oleh Komisi ISPO dalam helatan 2nd International Conference and Expo on ISPO 2018 di Balai Kartini Jakarta, Rabu (11/4).
Award diberikan Dirjen Perkebunan Kementan Ir Bambang MM dan diterima langsung oleh Direktur Utama PTPN V Mohammad Yudayat.
Dalam sambutannya Bambang menyebutkan pada 2017, produksi CPO dalam negeri mencapai 37,8 juta ton dan menjadi yang terbesar dalam sejarah industri sawit Indonesia. Hal ini menyebabkan pesaing banyak yang melemparkan isu negatif terhadap industri kelapa sawit.
“Mereka bilang kelapa sawit merambah hutan, penyebab kebakaran, deforestasi, dan lain-lain. Wajib bagi kita untuk terus menantang balik dan memperjuangkan keberadaan kelapa sawit Indonesia,” ujar Bambang.
Untuk itu ISPO yang didasarkan kepada Permentan 11/2015 merupakan bukti dari keseriusan pemerintah dan pelaku industri sawit, agar melaksanakan seluruh proses budidaya dan pengolahan secara lestari serta berkesinambungan. ISPO merupakan kewajiban bagi perusahaan yang telah mendapatkan penilaian kelas kebun, sehingga menurutnya apresiasi kepada perusahaan yang peduli terhadap penerapan ISPO adalah kepatutan.
“Kami memberikan apresiasi dan penghargaan tinggi kepada PTPN V selaku BUMN perkebunan dengan sertifikat ISPO terbanyak. Semoga dapat menjadi contoh bagi yang lainnya,” ujarnya.
Sementara itu Dirut PTPN V Mohammad Yudayat menyampaikan keseriusan PTPN V dalam penerapan sawit lestari.
“PTPN V memiliki 12 PKS (pabrik kelapa sawit, red) dan seluruhnya sudah mengantongi sertifikat ISPO,” sebutnya.
Hal ini menambah catatan baik di mana perusahaan yang berdomisili di Riau itu juga merupakan satu dari 6 perusahaan perdana penerima sertifikat ISPO pada 2013 lalu.
12 PKS dan kebun pendukungnya yang dinyatakan Komisi ISPO berdasarkan hasil audit independen terhadap pemenuhan peraturan perundang-undangan kelapa sawit dalam 7 prinsip.
Yakni PKS dan Kebun Tandun, Sungai Rokan, Sungai Pagar, Sungai Garo, Sungai Galuh, Terantam, Sungai Intan, Tanjung Medan, Tanah Putih, Sungai Buatan, Lubuk Dalam, dan Sungai Tapung.
“Yang terpenting bagaimana kami dapat terus meningkatkan penerapan sistem perkebunan yang lestari di lingkungan perusahaan. Kami percaya prinsip people planet dan profit akan menjaga kebersinambungan PTPN V itu sendiri. Kami fokus untuk itu,” tambahnya.(adv/eca)