JELANG BAKSOS IDI RIAU

Kasus Stunting di Riau Harus Diminimalisir

Riau | Sabtu, 12 November 2022 - 13:06 WIB

Kasus Stunting di Riau Harus Diminimalisir
Ketua IDI Riau dr Zul Asdi SpB MKes MH (kiri) foto bersama dengan dr Abdullah Qayyum dan dr Medrison dalam sebuah acara di Pekanbaru, belum lama ini. (IDI RIAU UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Salah satu agenda penting acara bakti sosial bertajuk IDI Riau Medical Camp 2022 adalah tentang meminimalisir stunting di Riau. Oleh karena itu dalam kegiatan tersebut IDI Riau mengusung tema "Cegah Stunting Itu Penting". Kegiatan ini  akan berlangsung 19-20 November 2022, berpusat di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupatan Kampar.

Ketua IDI Riau dr Zul Asdi SpB MKes MH menjelaskan, masalah stunting harus diperhatikan betul pemerintah, baik pusat maupun daerah, karena ini menyangkut masalah generasi bangsa dan berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM) di masa depan, termasuk di Riau.


"Ini masalah yang sangat serius. Jadi yang harus dilakukan adalah bagaimana menekan kasus stunting ini. Bahkan kalau bisa tidak ada lagi kasus ini di Riau," ujar Zul Asdi kepada Riau Pos, belum lama ini.

Dijelaskan alumni Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Padjajaran (Unpad) ini, masalah stunting ini sangat luas. Ini menyangkut kesehatan remaja, saat ibu hamil, proses melahirkan, gizi saat menyusui, apakah bayi diberi ASI eksklusif, menjaga gizi anak sampai dua tahun awal, pertumbuhannya saat remaja dan lainnya. Menurutnya, juga harus dideteksi sedini mungkin tentang pasangan usia subur mengalami anemia atau tidak, karena itu juga menjadi salah satu faktor terjadinya stunting.

"Faktor gizi ini harus menjadi perhatian bersama. Prilaku hidup sehat juga akan menentukan terjadi atau tidaknya stunting. Di Riau ini masih banyak rumah tangga yang tak punya sumber air bersih. Juga menyatukan MCK (mandi, cuci, kakus, red). Itu juga menjadi faktor terjadinya stunting. Orang tua harus memperhatikan kesehatan anaknya sedini mungkin," ujar Zul Asdi.

Dia mencontohkan, jika anak yang sering diare tapi ditangani dengan sekadarnya, maka kemungkinan terjadinya stunting akan tinggi. Badannya akan kurus dan pertumbuhannya terganggu. Begitu juga mendeteksi dini penyakit bawaan seperti jantung dan lainnya. Jika tak diketahui, hal itu membuat pertumbuhan anak juga terganggu.

Zul Asdi menekankan peran pemerintah dalam membantu masyarakat agar tidak terjadi kasus stunting ini. Salah satunya memang terjadi karena faktor ekonomi, juga pendidikan. Masyarakat yang ekonominya lemah akan rentan stunting karena gizi tak tercukupi. Faktor pendidikan juga akan berpengaruh, misalnya, karena orang tua tidak tahu tentang bagaimana memahami tentang apa yang dibutuhkan dalam pertumbuhan anak. Menurutnya, pemerintah punya peran penting dalam hal itu.

Prilaku makanan sehat juga harus menjadi perhatian. Menurutnya, Indonesia punya sumber daya alam yang melimpah sumber gizi tinggi. Di desa-desa banyak ikan berbagai jenis, belut, ayam, itik, telur, buah-buahan, kacang-kacangan dan sebagainya, yang menjadi sumber gizi tinggi. Di kota, komoditas tersebut juga banyak dijual. Namun banyak orang tua yang malah membiarkan anak-anaknya jajan tak sehat, makanan olahan pabrik, makanan berbungkus plastik, cepat saji, dan sebagainya.

"Pemerintah Indonesia sudah punya program makanan tambahan untuk anak-anak sekolah. Misalnya susu, kacang hijau, kacang merah, dan sebagainya, yang diberikan saat jam istirahat. Ini harus digalakkan lagi oleh Puskesmas-Puskesmas yang ada," jelas lelaki yang juga mendalami ilmu hukum ini.

Zul Asdi berharap, masalah stunting ini menjadi perhatian prioritas oleh pemprov dan seluruh pemkab/pemko di Riau demi generasi muda yang sehat. IDI Riau sangat mendukung dan sudah melakukan berbagai hal untuk membantu masyarakat ini. Bakti sosial yang diselenggarakan nanti hanyalah seremonial, tetapi, katanya, sebelum dan sesudah itu pihaknya tetap akan melakukan baktinya agar masyarakat terbebas dari stunting dan penyakit lainnya.(hbk/c)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook