PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar bersama PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), Forkopimda Riau, instansi, akademisi, dan masyarakat Riau atau stakeholder menandatangani komitmen bersama tentang menyukseskan program Riau Hijau.
Penandatanganan komitmen tersebut sekaligus dalam rangka mendukung program pemerintah tentang aksi nasional penurunan emisi dan program Riau Hijau. Adapun isi dari komitmen tersebut yaitu mendukung dan mendorong program penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Syukur alhamdulillah, kita bisa mengikuti kegiatan penandatanganan komitmen, sekaligus dalam rangka melakukan kegiatan konvoi motor listrik dan tentunya untuk promosi agar kita ramah lingkungan," kata Gubri Syamsuar, Ahad (11/9).
Selain penandatanganan komitmen, dalam kesempatan tersebut sekaligus dilanjutkan dengan konvoi motor listrik dengan lebih kurang diikuti 60 motor listrik. Rute yang dilewati dimulai dari kediaman Gubri menuju Jalan Diponegoro, Jalan Jenderal Sudirman, kemudian Jembatan Siak 4 ke Jalan Sembilang, masuk ke Jalan Sekolah, Jalan Senapelan, dan kembali ke kediaman.
Gubri Syamsuar mengungkapkan, acara yang diselenggarakan ini juga merupakan program nasional. Karena Indonesia sudah memasuki ekonomi hijau. Di samping itu pula dengan menggunakan mobil ataupun motor listrik ini, setidak-tidak juga dapat menurunkan emisi karbon.
"Selain emisi karbon, bisa kita lihat penurunan biaya operasional," ucapnya.
Gubri Syamsuar juga menyampaikan apresiasi atas komitmen PLN bersama pemerintah dalam mempromosikan dan mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Karena penggunaan mobil dan motor listrik ini dinilai banyak keuntungannya dibandingkan kendaraan menggunakan BBM, maka minat dan antusias masyarakat cukup tinggi untuk beralih ke kendaraan listrik.
Dengan demikian, Gubri Syamsuar meminta PLN agar dapat memastikan adanya ketersediaan dari barang-barang kendaraan listrik itu. Sehingga ketika masyarakat ingin membeli, barangnya tersedia dan tidak harus menunggu lama. "Mudah-mudahan menarik minat dari masyarakat untuk menggunakan kendaraan mobil maupun juga kendaraan motor listrik nantinya. Namun demikian, kami harapkan juga kepada para agen-agen motor dan mobil tersedianya (kendaraan listrik)," ucapnya.
Gubri menjelaskan, Pemprov Riau telah berupaya melakukan pengadaan mobil listrik tetapi barangnya masih terbatas. Sehingga pengadaan mobil listrik tahun ini yang seharusnya sudah bisa dibeli melalui perubahan anggaran, dialihkan untuk tahun depan.
"Tahun ini belum bisa kami beli. Ya karena tidak ada jaminan sampai Desember ini barangnya ada sehingga kami harus beli tahun depan. Itulah sebabnya. Aturan pengadaan kan gitu, harus tahun ini selesai. Jadi karena inden ini sudah dihubungi agennya. Namun, katanya tidak bisa tahun ini," katanya.
Untuk itu ia berharap ketersediaan unit kendaraan listrik ini betul-betul diperhatikan dan dikomunikasikan dengan baik. Sebab sayang sekali kalau masyarakat sudah antusias tapi barangnya tidak tersedia.
"Kami di pemda juga sebenarnya sudah saya instruksikan Pak Sekda tolong beli kendaraan listrik untuk di Riau maupun di Jakarta. Karena sudah banyak tempat-tempat tertentu di Jakarta sudah harus menggunakan mobil atau motor listrik. Misalnya Taman Mini. Masuk ke sana tidak boleh mobil atau motor yang menggunakan BBM," tambahnya.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepri Agung Murdifi menambahkan, PLN mendukung program Riau Hijau dan berupaya terus membangun ekosistem ramah lingkungan melalui kendaraan listrik.
Agung menerangkan, saat ini PLN sudah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kantor PLN yang terletak di Jalan Setia Budi dan Jalan Nangka Pekanbaru dan akan dilakukan penambahan SPKLU di Kota Dumai.
Ia berharap ekosistem mobil listrik terus bertambah sehingga pengguna mobil listrik maupun motor listrik dapat semakin banyak. Serta diharapkan pula agar penyedia mobil dan motor listrik ini dapat menyediakan sesuai kebutuhan masyarakat."Kita tahu luar biasa minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik ini," ujarnya.
Agung Murdifi mengungkapkan bahwa konversi motor BBM ke motor listrik merupakan salah satu solusi dari penurunan biaya subsidi dan dekarbonisasi menuju target net zero emission pada 2060.
"Mobil BBM dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) yang menghabiskan 1 liter BBM dapat menghasilkan 2,4 kilogram (kg) CO2. Sedangkan mobil listrik dengan jarak sama hanya menghabiskan 1,5 kWh yang menghasilkan 1,3 kg CO2," ungkap Agung.
Selain itu, penggunaan kendaraan listrik ini mendorong peralihan dari energi impor menjadi energi listrik. Agung melanjutkan, PLN turut berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
"Kami telah menyediakan 2 SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) di Kota Pekanbaru dan akan segera menambah SPKLU lagi di Kota Dumai," tambah Agung.
Di samping itu, PLN menawarkan program layanan EV Home Charging yang diperuntukkan bagi pemilik kendaraan listrik. Lewat program ini, pelanggan mendapat manfaat berupa diskon 30 persen untuk pengisian daya kendaraan listrik dari pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB.(sol)