KUOTA MIGOR DI PEKANBARU DITAMBAH 50 PERSEN

Wamendag Temukan Minyakita Dijual di Atas Rp14 Ribu

Riau | Minggu, 12 Februari 2023 - 09:40 WIB

Wamendag Temukan Minyakita Dijual di Atas Rp14 Ribu
Minyak goreng Minyakita (DEFIZAL / RIAUPOS.CO)

RIAUPOS.CO - Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Dr Jerry Sambuaga melakukan kunjungan kerja ke Riau, Sabtu (11/2). Tiba di Pekanbaru, Wamendag Jerry Sambuaga meninjau pasar tradisional, sekitar pukul 10.30 WIB. Hasilnya, ditemui minyak goreng (migor) kemasan bersubsidi yakni Minyakita dijual di atas Harga Eceran Teringgi (HET) Rp14 per liter.

“Saya ingin memastikan pasokan dan persediaan sejumlah keperluan pokok atau sembako, terutama minyak goreng. Rata-rata stabil dan persediaan aman ya. Kalau untuk Minyakita itu ya temuan ya. Seharusnya dijual tidak boleh lebihi Rp14 ribu per liter. Tetapi kita temukan dijual melebihi itu. Pemerindah daerah turut memantau itu ya agar tetap Rp14 ribu. Agennya juga jangan mahal menjualnya,” ujar Jerry.


Saat tiba di Pasar Tradisional Cik Puan di Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Wamendag langsung berinteraksi dengan pedagang yang berada tepat di barisan kios yang paling depan pasar tersebut yakni Bu Mis. Kedai itu menjual berbagai macam keperluan pokok seperti beras, telur dan lainnya.


Jerry pun tertarik untuk membelinya. Sebelum belanja, Wamendag berbincang-bincang dengan pemilik kios, terutama bertanya mengenai harga minyak goreng Minyakita.”Seharusnya Minyakita dijual tidak boleh lebih dari Rp14 ribu per liter ya bu,” ungkap Jerry, Sabtu (11/2).

Jerry juga bertanya kepada pedagang itu tentang migor subsidi tersebut didapat dari mana dan kenapa dijual lebih mahal, padahal sudah ditetapkan pemerintah bahwa tingkat agen tidak boleh menjual lebih mahal. “Belinya sama pedagang juga pak. Saya beli Rp15 ribu dan saya jual ya Rp16 ribu,” jawab Bu Mis kepada Wamendag.

Pantauan ini juga menjadi catatan Kemendag untuk menambah pasokan atau memperbanyak pasokan. Sebab kelangkaan minyak goreng telah terjadi belakangan ini. Peninjauan di pasar tradisional lanjut Jerry dilakukannya merata di hampir beberapa tempat di Indonesia. Kelangkaan Minyakita diduga karena penimbunan. Namun, Jerry mengatakan belum menemukan atau membuktikan adanya penimbunan.

Kelangkaan yang terjadi masih terus menjadi atensi pemerintah pusat. Tingginya daya beli Minyakita dinilai jadi penyebab berkurangnya minyak goreng tersebur di pasaran. “MinyaKita kan memang digemari karena lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng yang lainnya,” katanya.

Wamendag juga bertanya tentang pasokan dan persediaan berbagai hal lainnya kepada pedagang tersebut seperti persediaan beras, cabai, minyak goreng curah dan lainnya. Saat tinjuan kemarin, Bu Mis salah seroang pedagang yang beruntung karena dagangannya diborong Wamendag.

Setelah bertanya-tanya, Jerry menyerahkan beberapa lembar uang kertas kepada pedagang itu. Bu Mis pun sesaat terkaget karena ada menteri datang di depan kedainya dan membeli dagangannya itu. Jerry membeli telur hingga lima papan kepada dengan harga Rp240 ribu. “Beras tak beli sekalian Pak,” tanya Bu Mis.

Wamendag menjawab mau belanja yang lainnya saja dulu. Ya, setelah membeli telur, Jerry kembali berkeliling di pasar itu untuk memastikan pasokan, persediaan, dan harga yang berkembang di Pasar Cik Puan tersebut.

Sesaat kemudian, Jerry pun berhenti di salah satu kios pedagang penjual berbagai komoditi pokok pertanian yang terlihat dipajang di kedai milik pedagang lainnya, Wilda. Di kiosnya itu ada cabai merah, bawang merah, bawang putih, beras, kentang, mentimun, dan lainnya.

Sebelum meninggalkan pasar tersebut, Wamendag berkesempatan untuk memborong dengan membeli dagangan milik Wilda. Dia membeli cabai merah 2 kg, kentang 5 kg, tomat 2 kg, bawang merah 2 kg, dan bawang putih 1 kg.

Kepada Riau Pos, Wilda mengatakan sejumlah keperluan pokok terjadi kenaikan sejak akhir Januari 2023. Dia juga mengaku kerap diprotes pembeli. “Kita pedagang hanya menyesuaikan harga karena naiknya sudah di pemasok,” ungkapnya.

Dijelaskan Wilda, harga bawang merah Rp40 ribu per kg, sementara harga normal Rp35 ribu per kg. Bawang putih Rp28 ribu per kg dan harga normal Rp24 ribu per kg. Cabai merah bukit Rp60 ribu per kg, normalnya Rp50 ribu per kg. Cabai merah jawa saat ini harganya Rp45 ribu per kg sebelumya harga normal Rp30 ribu per kg. Cabai rawit saat ini dijual Rp40 ribu per kg, sedangkan normalnya Rp35 ribu per kg.

Selain mengunjung Pasar Cik Puan, Wamendag yang didampingi Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun juga mengujungi Pasar Limapuluh. Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun mengatakan Pemko Pekanbaru tetap ikut berupaya untuk memastikan pasokan dan persediaan sembako tetap aman jelang Ramadan.

“Sekarang pasokan dan persediaan dan harga masih rata-rata stabil ya. Mudah-mudahan sampai Ramadan. Jangan sampai ada penimbunan. Yang penting saat ini stok masih ada,” ujarnya.

‘’Pemko Pekanbaru akan menerapkan semacam wadah untuk para distributor. Dengan tujuan menyatukan harga di setiap distributor keperluan pokok yang berbeda-beda. Jadi setelah disatukan bisa saja kita yang suplai langsung ke masyarakat untuk bisa dipantau,” tambahnya.

Kuota Migor di Pekanbaru Ditambah 50 Persen
Sementara itu, pemerintah pusat melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menambah pasokan minyak goreng (migor) untuk Kota Pekanbaru sebanyak 50 persen dari kuota sebelumnya.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin, Sabtu (11/2).

“Jadi awal pekan lalu, saya mendampingi Dirjen PDN Kemendag untuk meninjau langsung ke pasar-pasar. Waktu itu, kami cek ke Pasar Cik Puan, ternyata memang nggak ada stoknya,” ujarnya.

Dikatakan Zulhelmi, setelah cek lapangan itu, Kemendag memutuskan membuat regulasi. Dalam regulasi itu disebutkan bahwa kuota minyak goreng ditambah 50 persen untuk tiap kabupaten dan kota, termasuk Pekanbaru.

“Semoga dengan bertambahnya kuota minyak goreng di Pekanbaru oleh Kemendag ini dapat menjadi solusi agar minyak goreng dapat kembali didapatkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Zulhelmi mengatakan, saat peninjauan bersama Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan pada 4 Februari lalu, ditemui tak banyak pedagang yang menjual minyak goreng bermerek Minyakita.

Di pasar tradisional tersebut hanya satu pedagang yang menjual produk Minyakita, sementara masyarakat yang mencari produk tersebut sangat banyak. “Para pedagang mengaku tidak mendapat pasokan Minyakita di Pasar Cik Puan. Akhirnya, kami mendatangi dua distributor minyak goreng,” ungkapnya.

Hasil peninjuan ke distributor tersebut, didapati minyak goreng curah baru sampai berkisar 29 ton di Kota Pekanbaru. Namun, minyak goreng tersebut langsung habis di pasaran karena ‘’diserbu’’ para pedagang dan masyarakat. “Minyak curah itu langsung habis terjual. Sedangkan Minyakita memang tidak ada,” ucap pria yang akrab dipanggil Ami ini.

Kunjungi UMKM
Setelah mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Kota Bertuah, Wamendag RI Jerry Sambuga melanjutkan agenda yang lain yakni mengunjungi Gerai Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau, pusatnya oleh-leh khas Riau yang berada di Jalan Senapelan Kota Pekanbaru.

Kedatangan Wamendag disambut Corporate Secretary PHR, Rudi Ariffianto, Manajer Gerai Wan Irzawati dan pelaku UMKM se-Provinsi Riau. “UMKM ini bisa saya katakan merupakan salah satu pilar dari perdagangan. Kami dari menteri perdagangan siap mendukung dan siap membantu untuk mengembangkan UMKM. Sampai dengan ekspor dan juga pelatihan,” ujar Wamendag.

Sementara itu, Corporate Secretary PHR, Rudi Ariffianto mengatakan, sudah memberdayakan atau binaan sekitar 800 UMKM. “Pertamina Hulu Rokan terhadap UMKM, kita tindak hanya memberikan pelatihan saja. Melainkan sampai hilirnya menyentu pada aspek-aspek marketingnya,” ujarnya.(das)


Laporan JOKO SUSILO dan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook