Malam Ini, Status Karhutla Ditetapkan

Riau | Selasa, 11 Februari 2020 - 10:50 WIB

Malam Ini, Status Karhutla Ditetapkan
Satgas karhutla di Meranti melakukan proses pendinginan di Desa Tengayun Raya, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti, Senin (10/2/2020). (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dijadwalkan akan memimpin langsung rapat penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, Selasa (11/2) malam di Gedung Daerah Riau. Rapat ini juga akan dihadiri oleh para kepala daerah dari kabupaten/kota di Riau.

Kepala BPBD Riau, Edward Sanger mengatakan, sebelum melaksanakan rapat penetapan tersebut, internal Pemprov Riau sendiri sudah dilakukan rapat evaluasi perihal karhutla di Riau. "Dalam rapat internal itu, Pak Gubernur meminta laporan terkait kondisi karhutla di Riau saat ini. Setelah mendengar laporan itu, disepakati Selasa malam dilakukan rapat untuk membahas penetapan status siaga darurat karhutla. Jika semua setuju maka akan langsung ditetapkan," katanya.


Lebih lanjut dikatakannya, dengan sudah adanya tiga daerah yang menetapkan status siaga darurat karhutla, yakni Kabupaten Bengkalis, Siak dan Kota Dumai, sebenarnya di tingkat provinsi sudah bisa menetapkan status siaga darurat karhutla. "Kalau melihat dasarnya, Riau sudah bisa menetapkan status itu. Pasalnya, syarat minimalnya yakni, ada lebih dari satu daerah yang menetapkan status siaga darurat karhutla," sebutnya.

Kamis (6/2) lalu, Edward Sanger bersama dengan Gubernur Riau Syamsuar juga mengikuti rapat koordinasi nasional, salah satu yang dibahas karhutla. Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo tersebut, juga disampaikan agar daerah mempercepat penetapan status siaga darurat karhutla. "Arahan Pak Presiden dan Menko Polhukam juga diminta agar provinsi yang rawan karhutla segera menetapkan status siaga. Agar upaya pencegahan lebih dapat dimaksimalkan lagi," sebutnya.

Gubernur Riau Syamsuar juga menyampaikan, jika Riau sudah menetapkan status siaga darurat karhutla maka Riau akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat, baik itu peralatan maupun personel. "Saya sudah lapor dengan Kepala BNPB supaya kita bisa mendapat bantuan helikopter dari BNPB sekaligus modifikasi cuaca untuk mengurangi kebakaran yang lebih luas. Tapi sebelumnya harus menetapkan status siaga darurat karhutla terlebih dulu," katanya.

Sementara itu, terkait update luas lahan yang terbakar di Riau sejak awal Januari hingga saat ini berjumlah 209,94 hektare. Karhutla terluas terjadi di Siak yakni 78,94 hektare. Disusul Bengkalis 52, 4 hektare, Dumai 28,35 hektare, Indragiri Hulu 21,5 hektare, Indragiri Hilir 14 hektare, Kepulauan Meranti 4,5 hektare, Pelalawan 4,5 hektare, Kampar 2,5 hektare, Pekanbaru 3 hektare dan Rokan Hilir 0,25 hektare.

Titik Api di Desa Tengayun Proses Pendinginan
Sementara itu, titik api di Desa Tengayun Raya, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti yang berlangsung sejak Sabtu (8/2) siang masuki proses pendinginan. Hal ini diungkapkan Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK kepada Riau Pos, Senin (10/2).

Ia mengungkapkan, dalam proses pemadaman sebelum pendinginan, sempat mendapat kendala oleh kuatnya angin dan sulit mendapatkan pasokan air.  "Meski saat pemadaman, tim pemadam mendapatkan beberapa kendala seperti sulitnya mendapatkan pasokan air hingga tingginya kecepatan angin, tapi dengan kekompakan tim gabungan makanya kami berhasil memasuki proses pendinginan," ungkapnya.

Memang dari pantauan PBKG, kekuatan angin berkisar 9,3 km per jam. Parahnya lagi sumber air didapat dengan jarak hampir 1 km dari titik api.  Untuk proses pendinginan, tim terus berada di lokasi sejak hari pertama yang diperkuat oleh keberadaan TNI, Polri, BPBD, pemerintah kecamatan, masyarakat peduli api (MPA) dan perangkat desa.

Ia berasumsi jika luas lahan yang terbakar saat ini telah mencapai kurang lebih dua hektare. Senin (10/2) sore, ia dan beberapa orang jajaran kembali turun ke titik lokasi untuk mengecek dan membantu proses pendinginan.  Terpisah Kepala Desa Tengayun Raya, Kecamatan Rangsang Pesisir, Haiwar mengaku risau, mengingat sepanjang 2019 silam pemerintah desa dan masyarakat desa bisa mengantisipasi terjadinya karhutla.

Dengan demikian hendaknya kejadian serupa menjadi yang terakhir. "Tahun lalu tidak ada kebakaran. Baru kali ini, 2020 ada. Mudah-mudahan ini cepat padam, mengingat tim berupaya sedaya upaya melakukan pemadaman dan pendinginan," ujarnya.(sol/wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook