PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Riau diawali dengan pelaksanaan upacara di halaman Kantor Gubernur, Pekanbaru, Jumat (9/8). Upacara yang dimulai pukul 07.40 itu dipimpin Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi. Upacara ternoda dengan kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru. Asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di Bumi Lancang Kuning. Peserta upacara harus mengenakan masker.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pada pagi kemarin (9/8), di Riau terpantau 49 hot spot (titik panas). Tersebar di enam kabupaten. Terbanyak terpantau di Indragiri Hilir dengan 16 titik. Kemudian di Siak dan Rokan Hilir masing-masing lima titik, Bengkalis tiga titik, Pelalawan dua titik, dan Kampar satu.
Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru merupakan asap kiriman dari Pelalawan dan Siak. Namun tetap ada potensi kiriman dari kabupaten lain seperti Indragiri Hilir yang memang banyak titik kebakarannya.
"Apalagi arah angin memang ke Pekanbaru dari tenggara ke selatan. Pada pukul 07.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru hanya 2 km. Menjelang pukul 09.00 WIB, jarak pandang mulai naik menjadi 3 km," jelasnya.
Usai rapat paripurna peringatan HUT Riau di gedung DPRD Riau, Gubri menyebut salah satu fokus utamanya yakni mengatasi karhutla di Riau. Yakni dengan melakukan penertiban perkebunan ilegal.
"Kami sudah mencermati, bahwa kejadian karhutla di Riau ini, salah satu penyebabnya perambahan hutan yang tidak ada tindak lanjut dari pihak berwenang. Karena begitu, akhirnya para perambah itu menanam," sebut Syamsuar.
Untuk itu, pihaknya sudah sepakat membentuk tim yang terdiri dari kejaksaan, kepolisian, TNI, BPN dan juga Kanwil Pajak. Tim inilah yang nantinya akan menindaklanjuti temuan perkebunan ilegal yang juga sudah menjadi rekomendasi DPRD Riau, termasuk diketahui pihak KPK.
"Untuk itu kami mohon dukungan dari semua kalangan untuk bisa menyelesaikan persoalan ini. Termasuk pihak perusahaan yang ada di Riau. Kami tidak segan akan menindak perusahaan yang terbukti terjadi karhutla di wilayahnya," sebut Syamsuar.
Selanjutnya, Syamsuar juga mengatakan masalah narkoba juga menjadi hal yang mengkhawatirkan. Apalagi Riau sudah sampai di peringkat kelima peredaran narkoba terbesar di Indonesia.
Sementara itu, mantan Gubernur Riau Salah Djasit yang juga hadir pada pelaksanaan upacara peringatan HUT Riau meminta Pemprov Riau juga bisa fokus pada peningkatan ekonomi. Pasalnya, saat ini Riau tidak bisa lagi mengandalkan sumber daya alam yang selama ini selalu menjadi penopang pendapatan.
"Pemerintah harus mencari sumber-sumber pendapatan lain, seperti dari sektor pariwisata dan industri. Sudah tidak masanya lagi Riau bergantung pada sumber daya alam karena sumber daya alam itu anugerah yang diberikan oleh Allah dan jumlahnya terbatas," sebutnya.(sol/nda/adv)
Editor: Arif Oktafian