PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali mendapat bantuan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Satu unit helikopter jenis Sikorsky tersebut akan digunakan untuk water bombing di lokasi yang terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, dengan tambahan satu unit helikopter tersebut, maka total saat ini Provinsi Riau sudah mendapatkan dua unit bantuan helikopter yakni satu unit untuk patroli dan satu unit untuk water bombing.
“Helikopter water bombing bantuan BNPB sudah datang satu unit, jenisnya Sikorsky S61N. Itu yang dikirimkan dari Australia. Helikopter water bombing tersebut memiliki kemampuan durasi terbang bisa mencapai 4,5 jam. Kemudian kapasitas angkutan airnya cukup besar yakni mencapai 5 ribu liter,’’ ujarnya.
Diakui Edy, helikopter water bombing tersebut akan sangat membantu dalam upaya pemadam kebakaran yang sulit dijangkau oleh Satuan Tugas (Satgas) Karhutla. “Seperti kebakaran di Dumai itu, petugas sedikit kesulitan menjangkau lokasi kebakaran. Di samping itu, angin juga kencang sehingga api cepat meluas. Tapi dengan adanya helikopter water bombing maka kami bisa padamkan api lebih cepat,” ujarnya.
Saat ini, BPBD Riau juga masih menunggu bantuan dua unit helikopter water boombing lainnya dari BNPB. Dari dua unit helikopter, satu saat ini posisinya sudah berada di Jakarta setelah melaksanakan tugas di Papua. “Dalam waktu dekat ini akan ada dua helikopter water bobing lagi dikirim ke Riau. Satu unit sudah berada di Jakarta, satu unit lagi masih kami cari informasi posisinya di mana,” sebutnya.
Saat ini, untuk karhutla di Riau bisa diatasi dan apinya sudah padam. Namun pihaknya tetap melakukan patroli untuk mengantisipasi jika ada karhutla sehingga bisa cepat dipadamkan. “Helikopter patroli tetap akan berpatroli. Kalau ada karhutla bisa langsung dikerahkan helikopter water bombing,” ujarnya.
Sebelumnya, karhutla yang terjadi di Riau baru-baru ini tersebar di beberapa kabupaten/kota yakni Bengkalis seluas 172,84 hektare, Dumai seluas 86,67 hektare, Indragiri Hilir 42,5 hektare, Pelalawan 30,48 hektare, Rokan Hilir 23 hektare, Siak 12,93 hektare, Pekanbaru 9,05 hektare, Kepulauan Meranti 8,5 hektare, Kampar 2,78 hektare, Indragiri Hulu 0,65 hektare. Sedangkan di Rokan Hulu dan Kuantan Singingi belum terjadi karhutla.
Sementara pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), hingga saat ini sudah 9 ton garam yang disemai di langit Provinsi Riau. Penyemaian garam ini lebih difokuskan di daerah pesisir Riau. ‘’Berarti 11 ton garam lagi tersisa di gudang. Kalau habis, nanti kami ajukan bantuan lagi,” sebutnya.(sol)