PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Provinsi Riau kembali menempati posisi ketiga tingkat penambahan pasien positif Covid-19 harian di Indonesia. Per Ahad (9/5) pasien positif di Bumi Lancang Kuning bertambah 454 orang. Posisi pertama ditempati DKI Jakarta dengan 809 orang, sementara di posisi kedua Jawa Barat dengan 492 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dalam dua hari belakangan ini penambahan pasien terkonfirmasi positif di Riau mencapai 1.107 kasus. Di mana untuk hari Sabtu (8/5) kasus baru positif Covid-19 juga tercatat tertinggi sebanyak 653 kasus.
"Total pasien Covid-19 di Riau berjumlah 48.886 kasus. Sedangkan untuk pasien yang meninggal dunia kembali mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebanyak 26 orang. Total 1.226 orang meninggal akibat Covid-19,"katanya.
Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 223 orang. Total 41.788 orang sembuh, setelah menjalani pengobatan dan isolasi.
Penambahan 26 orang meninggal, menjadi kasus tertinggi di Riau sejak pandemi Covid-19. Menurutnya, hal tersebut harus menjadi perhatian bagi masyarakat untuk tetap mematuhi apa yang telah menjadi imbauan pemerintah agar tidak terjadi lagi peningkatan kasus pasien yang meninggal.
"Pasien yang meninggal dunia per Ahad bertambah 26 pasien, atau 2,5 persen dari kasus yang ada. Ini menjadi harus perhatian dan keseriusan kita bersama, karena merupakan kasus tertinggi untuk yang meninggal. Yang terbanyak usia di atas 50 tahun sebanyak 21 orang. Dan sisanya 5 orang di bawah 50 tahun,"ujarnya.
Dijelaskan Mimi, untuk saat ini penambahan pasien terkonfirmasi positif sebelumnya pada hari Sabtu sebanyak 653 kasus, positif Covid-19 tertinggi. Ia berharap tidak ada lagi kasus tertinggi setelah penerapan protokol kesehatan dari masyarakat.
"Untuk saat ini yang tertinggi bertambah 653 kasus. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus yang tinggi, cukup itu saja. Kalau semakin banyak kita harus bekerja keras lagi, semua rumah sakit sekarang sudah terpakai, dan isolasi mandirinya harus lebih ketat lagi, harus kerja keras,"sebutnya.
Dijelaskan Mimi, semakin tingginya kasus positif Covid-19 ini, tidak lain terjadi setelah adanya kelengahan dari masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sejak sebelum masuknya Ramadan dan awal Ramadan juga sudah diingatkan, agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun masih banyak masyarakat yang abai, terutama dengan berkumpul bersama, tanpa ada protokol kesehatan sehingga baru terjadi peningkatan pasa April dan Mei.
"Kami terus mengingatkan pentingnya protokol kesehatan. Apalagi dengan kegiatan-kegiatan di bulan Ramadan yang mengumpulkan orang banyak, seperti buka bersama. Kalau untuk klaster Tarawih sudah ada di Rohil, di Pekanbaru juga ada tapi belum terkonfirmasi, jadi pengaruhnya seperti itu,"kata Mimi.
Dikatakan Mimi, kalau ingin sama-sama merasakan menurunnya kasus positif Covid ini, jangan lagi berkumpul, hindari kerumunan, pakai masker, selalu mencuci tangan.
"Sekarang sudah mulai ada penegasan penindakan dari Satgas, mudah-mudahan dipatuhi,"sambung Mimi.
Dua Hari, 126 Positif Covid-19, Dua Meninggal
Warga Siak yang meninggal karena Covid-19 terus bertambah. Hingga saat ini, ada 96 orang dinyatakan meninggal sejak Covid melanda Kabupaten Siak. Hal ini sesuai data dari update yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Siak. Artinya angka 100 sudah di depan mata dan tinggal hitungan jari. Dan hal itu patut diwaspadai, mengingat pasien terkonfirmasi positif masih terus bertambah dan semakin tak terkendali.
Jika pada Jumat (7/5) warga Siak yang terkonfirmasi positif ada 70 orang, menyebar di sejumlah kecamatan, pada Sabtu (8/5) angka itu menurun, namun masih di atas angka 50 yaitu berjumlah 56 yang terkonfirmasi positif, sehingga totalnya 126 orang. Dari jumlah itu, dua meninggal dunia, dari Kecamatan Siak dan Tualang.
Kepala Dinas Kesehatan Siak dr Tonny Chandra mengakui angka yang tinggi itu. Bahkan dalam update itu, jelas kelihatan kecamatan penyumbang pasien terkonfirmasi positif tertinggi adalah Tualang, Sungai Apit, Siak, Mempura, Dayun, dan Kandis.
Juru Bicara Penanggulangan Covid-19 Budhi Yuwono yang juga Asisten I Setkab Siak menambahkan, hal ini patut menjadi pemikiran bersama untuk mencarikan solusinya.
"Saat ini kami sedang berusaha menciptakan iklim yang kondusif untuk masyarakat agar menyadari pentingnya mematuhi prokes,"ungkap Budhi.
Dikatakannya, jadikan mematuhi prokes sebagai gaya hidup. Sebab tidak bisa dipungkiri, agar terhindar dari Covid-19, hal itu merupakan salah satu jawabannya. Terkait solusi konkret yang dilakukan Pemkab Siak dibantu pemangku kepentingan lainnya, adalah selain melakukan penyekatan, juga menerapkan PPKM skala mikro.
"Di samping itu, kami juga melakukan Operasi Yustisi dan operasi berskala lokal untuk menyadarkan masyarakat dalam menerapkan Perda No 4 tahun 2020 tentang Penanggulangan Covid-19 dan Penyakit Menular,"ujarnya.(sol/ted)
Laporan : SOLEH SAPUTRA (Pekanbaru)