UPDATE COVID RIAU

Makin Melandai, Riau Kembali Nihil Kasus Meninggal

Riau | Selasa, 09 November 2021 - 10:10 WIB

Makin Melandai, Riau Kembali Nihil Kasus Meninggal
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir. (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kasus harian Covid-19 makin melandai di Riau. Per Senin (8/11), pasien positif Covid-19 hanya bertambah tiga orang. Penambahan ini termasuk yang terendah dalam setahun terakhir. Tidak hanya itu, kasus kematian kembali nihil. Artinya dua hari berturut-turut, tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan penambahan tiga pasus positif itu total penderita Covid-19 di Riau mencapai 128.142 orang. "Sementara itu untuk pasien yang sembuh bertambah 12 orang. Sehingga total 123.951 orang yang sudah sembuh," katanya.


Adapun total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di masih sebanyak 4.114 orang. Dari total pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 18 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 59 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 77 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.493 orang dan yang isolasi di rumah sakit 21 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 116.072, meninggal dunia 491 orang. Mimi juga berpesan, dengan masih adanya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Sementara itu, untuk pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 44.789 (136,0 persen), vaksinasi dosis kedua sebesar 42.212 (128,2 persen) dan vaksinasi dosis ketiga sebesar 23,063 (70,2 persen). Pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan sasaran 322.466 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 73.472 (22,78 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 51.156 (15,86 persen).

"Vaksinasi Covid-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 578.147 (165,46 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 489.074 (139,97 persen), sementara vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum dengan sasaran 3.451.350 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 1.007.143 (29,18 persen) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 549.919 (15,93 persen)," paparnya.

Monitoring dan Evaluasi PTM Terbatas
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hulu (Inhu) terus berupaya menekan kasus Covid-19 di daerah itu. Mulai dari mengejar target pencapaian jumlah vaksinasi, hingga mengantisipasi gelombang ketiga kasus Covid-19.

Seperti sebelumnya, untuk mempercepat ikhtiar bebas dari kasus Covid-19, Bupati Inhu Rezita Meylani Yopi SE meminta vaksin langsung kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan, awalnya kabupaten/kota yang ada di Riau hanya Inhu yang dapat menerobos tentang permintaan vaksin ke Kemenkes tersebut.

Setelah sukses menerobos Kemenkes, bupati termuda di Indonesia ini berupaya mengantisipasi gelombang ketiga kasus Covid-19 dengan cara melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Senin (8/11). Monitoring dan evaluasi ini dalam bentuk melakukan rapid antigen serentak kepada siswa serta tenaga kependidikan. Saat monitoring dan evaluasi tidak hanya memboyong organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, Rezita juga mengajak sejumlah anggota Forkompinda seperti Kapolres Inhu AKBP Bachtiar Alponso SIK MSi.

"Monitoring ini sebagai antisipasi terjadinya gelombang ketiga penularan Covid-19 di Kabupaten Inhu," ujar Rezita di sela-sela peninjauan.

Sebagai antisipasi penyebaran Covid-19, Pemkab Inhu telah fokus mempercepat pelaksanaan vaksinisasi. Bahkan, keterbatasan vaksin sudah dapat teratasi dengan adanya bantuan dari Kemenkes. "Percepatan vaksinasi, juga sebagai upaya mengantisipasi gelombang ketiga," katanya.

Untuk itu, dengan pelaksanaan PMT terbatas dinilai sangat penting dilakukan monitoring dan evaluasi.  Karena tidak tertutup kemungkinan pelaksanaan PTM terbatas sebagai pemicu klaster baru penyebaran Covid-19.  "Dari hasil monitoring pada hari pertama ke sejumlah sekolah, tidak ada ditemukan adanya kasus Covid-19," sebutnya.

Masih kata Rezita, untuk mengejar target vaksinasi, saat ini diminta peran para camat untuk mendata warganya.  "Kepada para camat, saya minta dalam waktu ini menyampaikan persentase warganya yang sudah divaksinasi. Jika masih rendah, harus segera mencarikan solusi agar warganya bisa divaksin," tegasnya.

Lebih jauh disampaikannya, ketersediaan vaksin hingga saat ini masih tergolong cukup. Vaksin tersebut berada di setiap puskesmas dalam wilayah Inhu.

Dalam pada itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Inhu Elis Julinarti DCN Mkes mengatakan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi PMT terbatas sebagai tindak lanjut dari instruksi Kemenkes.

"Monitoring dan evaluasi dengan meningkatkan pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment)," sebut Elis.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini, sambungnya, dilaksanakan di seluruh sekolah dalam wilayah setiap puskesmas. "Monitoring dan evaluasi ini akan berlangsung hingga pekan keempat bulan November," sebutnya.

Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah, akan dilanjutkan kepada pelayanan publik. Sehingga dengan monitoring dan evaluasi, betul-betul dapat mengantisipasi gelombang ketiga penularan Covid-19.(sol/kas/rio)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook