PEKANBARU (RIAUPOSCO) -- JURU Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yopi terus mengingatkan masyarakat Riau untuk dapat menjalankan protokol kesehatan pencegahan virus corona. Pasalnya, hingga saat ini di Riau hampir setiap hari masih ditemukan kasus pasien positif baru.
"Tak henti-hentinya kami menyarankan dan mengimbau masyarakat selalu tetap di rumah. Seandainya terpaksa harus keluar rumah karena bekerja, lakukan physical distance, pakailah masker dan seringlah cuci tangan," kata Indra Yopi saat konferensi pers update penambahan pasien Covid-19 di Riau, Jumat (8/5).
Lebih lanjut dikatakan Indra, pihaknya memahami Covid-19 ini sudah terjadi selama tiga bulan. Sehingga terjadi kejenuhan di tengah masyarakat, namun kejenuhan tersebut tidak akan menyelesaikan masalah jika masyarakat masih menganggap enteng virus ini.
"Karena kita lihat sendiri, setiap harinya penambahan kasus positif selalu ada. Provinsi Riau bisa menyatakan diri tenang, kalau seandainya dalam tiga pekan berturut-turut tidak ada penambahan kasus baru. Tapi kalau masih ada kasus positif setiap hari, kita jangan sampai merasa aman dan baik-baik," ujarnya.
Dari pengamatan pihaknya, khususnya di Pekanbaru, protokol kesehatan belum sepenuhnya dijalankan. Di mana pasar-pasar masih ramai, dan masih banyak yang belum menjalankan anjuran pelaksanaan PSBB.
"Saya imbau kepada masyarakat Pekanbaru, tolonglah ditaati. Tolonglah dipatuhi apapun yang diperintahkan pemerintah untuk pencegahan Covid-19. Karena itu demi kita semua agar bisa tetap sehat," ajaknya.
Dalam kesempatan tersebut, Indra Yopi juga mengumumkan adanya penambahan tiga pasien positif Covid-19 per Jumat (8/5). Penambahan tiga pasien positif tersebut merupakan warga Indragiri Hulu (Inhu) dan Pekanbaru.
"Dengan adanya penambahan tiga pasien positif tersebut, total pasien positif corona di Riau berjumlah 69 dari sebelumnya 66 pasien. Pasien positif ke-67 tersebut AS (56) warga Inhu yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya dari Inhu," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk pasien positif ke-68 adalah TS (33) warga Pekanbaru dan pasien positif ke-69 yakni Y (39) warga Pekanbaru. Kedua pasien ini merupakan klaster dari Sukabumi, Jawa Barat.
"Dengan demikian, kita bisa melihat rata-rata penambahan pasien positif corona di Riau berasal dari klaster luar daerah. Dan klaster ini merupakan klaster yang besar," sebutnya.
Sementara itu, untuk update orang dalam pemantauan (ODP) hingga saat ini berjumlah 7.605 dan yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 49.093 orang. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat sebanyak 183 orang. Yang sudah dinyatakan sehat 597 dan yang meninggal dunia 99 pasien.
"Dari total 69 kasus positif yang dirawat sebanyak 35 orang, 28 sehat dan pulang serta yang meninggal dunia enam orang," jelasnya.
Klaster Sukabumi
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP menjelaskan penambahan dua kasus positif di Kota Bertuah membuat totalnya terkonfirmasi positif menjadi 31 orang.
"Hari ini (kemarin, red) ada tambahan dua kasus positif yang masih termasuk klaster Sukabumi," katanya.
Dua orang ini adalah TS (38) pria warga Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai dan Y (39) pria warga Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan. Pasien mulai dirawat pada 4 Mei dengan gejala yang sama yaitu nyeri tenggorokan.
"Kemudian pasien dilakukan swab dan didapatkan keduanya hasil positif," urainya.
Dengan adanya penambahan dua kasus positif itu, pihaknya mengakui terjadinya penambahan klaster yang cukup besar.
"Kita akui memang penambahan klaster Sukabumi ini cukup besar. Karena memang mereka rombongan," imbuhnya.
Dirincikan, hingga kemarin, total kasus positif di Pekanbaru mencapai 31 orang. 13 orang di antaranya masih dirawat, 14 orang dinyatakan sembuh dan empat orang meninggal dunia. Di luar itu, ODP berjumlah 4.213 orang. Yakni 3.956 selesai pemantauan dan 257 dalam proses pemantauan. Sedangkan PDP berjumlah 364 orang. Sebanyak 175 orang dirawat, 40 meninggal dunia dan 149 sehat.
Terdeteksi Klaster Magetan di Dumai
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai terus melakukan skrining awal agar masyarakat yang terpapar virus corona cepat terdeteksi dan bisa langsung diambil tindakan. Skrining awal itu dilakukan Tim Gugus Tugas dengan memperbanyak tes terhadap masyarakat. Di Kota Dumai sudah 1.649 rapid test yang sudah dilakukan. Bahkan hampir semua kasus konfirmasi positif di Kota Dumai berawal dari rapid test.
"Sejauh ini Dumai ada tiga klaster. Yakni klaster Bogor, klaster Bekasi, dan satu klaster lokal yang merupakan nakes teladan. Namun dari skrining menggunakan rapid test ditemukan satu lagi klaster, yakni klaster Magetan," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful, Jumat (8/5).
"Dari 29 rapid tes tyang positif dari 4 klaster tersebut, 13 hasil swab-nya adalah positif, tiga negatif dan 13 lagi masih kami tunggu hasil swab-nya," jelasnya.
Diakuinya, memang kebanyakan dari 29 yang hasil rapid test-nya positif itu, dari klaster nakes teladan. "Kami sudah bekerja sesuai dengan protap untuk memutus mata rantai. Bahkan dari klaster nakes teladan ini sudah ada yang dua kali kami lakukan rapid test, seperti di dinas kesehatan, dan puskesmas-puskesmas di Dumai," jelasnya.
Ia menyebutkan khusus untuk klaster pondok pesantren (Ponpes) Magetan Jawa Timur di Kota Dumai yang diduga klaster baru, namun pihaknya masih menunggu hasil swab test.
"Awalnya kami menemukan satu kasus positif atau yang kini disebut reaktif dari klaster ini, tidak mau menunggu lama tim langsung mengambil swab dan melakukan pelacakan kontak terhadap orang yang berkontak dengan satu pasien yang kini sudah diisolasi di RSUD Kota Dumai sebagai PDP," jelasnya.
Dari satu kasus positif rapid test ini setidaknya ada 7 orang yang telah diambil rapid tes-nya. Dari tujuh orang itu ada satu orang positif rapid test.
"Jadi dari klaster Magetan ini ada dua yang terdeteksi positif berdasarkan hasil rapid test, namun untuk memastikan kami menunggu hasil swab yang sudah diambil, namun terhadap yang negatif tetap diambil swab karena berkontak langsung. Ini di lakukan agar penyebaran virus bisa dihentikan secepatnya," tuturnya.
Ia mengatakan semua pasien yang positif berdasarkan hasil rapid test sudah diisolasi di RSUD Kota Dumai. Hal itu dilakukan agar potensi penyebaran virus bisa cepat terputus.
"Kita kan sudah punya pengalaman beberapa pasien. Ada yang positif rapid test, namun swab-nya negatif, tapi dia menularkan ke keluarganya, ada juga yang negatif rapid test, hasil swab-nya positif dan ada juga yang hasil rapid test negatif, swab negatif, namun sputum (dahak, red) positif," tuturnya.
Dari pengalaman yang ada tersebut, menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan. Untuk itu, bagi yang negatif hasil rapid test dilakukan isolasi mandiri di rumah.
"Kemudian, mereka yang negatif hasil rapid test, tapi berkontak langsung dengan pasien positif juga kami ambil swab," sebutnya.
Untuk itu, mantan Direktur RSUD Kota Dumai ini mengimbau masyarakat agar tetap tenang, namun selalu waspada dan ikuti anjuran pemerintah berada di rumah. Jika tidak ada keperluan yang mendesak, gunakan masker dan rajin mencuci tangan, melakukan pembatasan fisik dan selalu hidup bersih dan sehat.
"Memang dari hasil rapid test positif yang ada, hampir semua tanpa gejala, walaupun tidak sakit, belum tentu orang yang kita temui itu negatif Covid-19. Sebab banyak yang positif rapid test mereka terlihat sehat dan tanpa gejala, padahal mereka positif," tutupnya. (sol/hsb/ali/ted)