PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MLH-PWM) Riau bersinergi dengan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia. Wujud sinergi dengan me-launching IRI Indonesia Capher IRI Riau oleh Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi, Ketua Dewan Penasehat IRI Indonesia Prof Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, Manager Program Dr Hanafi Guciano, pertengahan Maret lalu.
Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MLH-PWM) Riau Dr Wirdati Irma pada rapat koordinasi dengan PWM menyampaikan program kerja sama yang telah dilaksanakan bersama IRI. Sekaligus juga dilaksanakan pelatihan bagi perwakilan pemuka agama dan masyarakat adat yang ada di Riau.
"Tujuannya adalah mengajak para tokoh agama dan masyarakat adat untuk berkomitmen menjaga kelestarian hutan tropis, terutama yang ada di Riau, melalui gerakan da’wahnya kepada umat dan masyarakat. Riau diperkirakan masih banyak hutannya termasuk hutan gambut yang cukup mendominasi. Luasan lahan gambut di Riau mencapai 3.861.401 Ha (data BRGM) terluas dari seluruh lahan gambut yang ada di Sumatera," ujarnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau Dr H Saidul Amin MA menyatakan dukungan terhadap gerakan bersama menjaga hutan di Riau yang melibatkan tokoh agama dan para tokoh adat. Secara struktural Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan yang besar di Indonesia khususnya Riau mempunyai banyak Amal Usaha dan kader mubaligh yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Riau. "Muhammadiyah Riau saat ini banyak memiliki lembaga sosial, pendidikan, kesehatan dan keagamaan, tentunya dapat menyampaikan seruan menjaga kelestarian hutan Riau," katanya.
Prof Bambang Hero Saharjo mengungkapkan, lahan gambut sudah banyak mengalami degradasi, sehingga mengakibatkan bencana. Hal ini tidak bisa di biarkan terus-menerus. Harus ada upaya pencegahan dan penanggulangannya. Dr. Widarti Irma menginformasikan bahwa insyaallah launching IRI Indonesia selanjutnya di Kalimantan Timur, hari Jumat tanggal 9 April 2021.(mar/c)