PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sebanyak 11 pasien positif corona (Covid-19) yang ada di Riau hingga saat ini masih menjalani perawatan intensif di beberapa rumah sakit. Mereka akan terus menjalani perawatan hingga hasil swab yang dikirimkan tim medis menunjukkan hasil negatif.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, sesuai prosedur penanganan pasien positif corona, setelah dinyatakan positif, sampel pasien tersebut akan dikirimkan kembali untuk mengetahui apakah dia masih terkontaminasi virus corona atau tidak.
"Sampel swab kedua 11 pasien positif corona di Riau sudah kami kirimkan ke Litbangkes di Jakarta. Namun hasilnya belum ada kami terima satu pun," kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, jika nantinya sampel swab kedua yang dikirimkan sudah negatif, maka pihaknya akan sekali lagi mengirim sampel swab pasien tersebut. Jika sampel ketiga juga sudah negatif maka pasien tersebut boleh dipulangkan.
"Kalau sudah dua kali berturut-turut hasilnya negatif, berarti pasien tersebut sudah sembuh dan boleh pulang," jelasnya.
Saat ditanyakan terkait kendala apa yang terjadi, sehingga sampel swab kedua para pasien positif belum juga keluar, Mimi tidak mengetahui hal itu. Pasalnya yang melakukan penelitian sampel swab tersebut adalah pihak dari Litbangkes di Jakarta.
"Kami tidak tahu persis apa kendalanya. Mungkin karena sampel yang diteliti banyak dari daerah lain sehingga memakan waktu lama," sebutnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Mimi, pihaknya saat ini sudah mempersiapkan laboratorium penelitian sampel di RSUD Arifin Achmad. Saat ini, ruangan untuk laboratorium tersebut sudah selesai dan hanya tinggal menunggu peralatannya.
"Alatnya sudah dipesan dan saat ini masih berada di Singapura. Hari Jumat besok dikirim ke Jakarta. Di sana akan dilakukan proses pengecekan terlebih dahulu oleh pihak bea cukai sebelum dikirim ke Riau," jelasnya.
Dari informasi yang diterima pihaknya, alat laboratorium tersebut akan dikirimkan ke Riau pada hari Rabu pekan depan. Jika proses instalasi selesai, maka alat tersebut sudah bisa langsung digunakan untuk meneliti sampel swab pasien suspect di Riau.
"Mudah-mudahan pertengahan April ini laboratorium penelitian sampel swab di Riau sudah bisa digunakan. Jadi, kita tidak perlu mengirim sampel swab lagi ke Jakarta," ujarnya.
Dengan adanya laboratorium tersebut, lanjut Mimi, dalam sehari bisa dilakukan penelitian terhadap 100 sampel swab pasien suspect corona. Satu sampel swab hanya memerlukan waktu dua hingga tiga jam untuk mengetahui apakah hasilnya positif atau negatif.
"Dan alat yang dimiliki Riau ini, sama persis dengan yang dimiliki oleh Litbangkes di Jakarta," sebutnya.
Untuk sumber daya manusia (SDM) yang akan mengoperasikan laboratorium penelitian sampel swab tersebut, pihaknya sudah menyiapkan 12 tenaga dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Kemudian ditambah empat staf analisis yang didatangkan dari luar Riau. "Jadi total ada 16 orang yang akan bertugas meneliti sampel swab pasien suspect corona di Riau. Mudah-mudahan hal ini dapat segera berjalan," harapnya.
Sementara itu untuk update data orang dalam pemantauan (ODP) di Riau, saat ini total berjumlah 27.090 dan yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 7.992. Sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 186, yang sudah sehat dan pulang 81 dan yang meninggal dunia ada 7 pasien. "Sementara yang positif corona ada 12 orang, satu pasien sudah dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang. Sedangkan yang 11 masih dirawat," jelasnya.
Hasil Rapid Test, Tiga Orang Positif
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai terus melakukan rapid test kepada orang yang terindikasi kuat terpapar virus corona. Itu dilakukan agar skrining dan pemetaan penyebaran Covid-19 bisa cepat dilakukan sehingga tidak semakin meluas.
Hasilnya ada tiga warga lagi yang positif terpapar virus dari hasil rapid test. Jika sebelumnya baru 7 orang, namun pada Rabu (8/4) bertambah 3 orang dan menjadi 10 orang. Sementara kasus terkonfirmasi positif berdasarkan hasil swab laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan masih 1 orang. "Bagi yang memiliki gejala klinis ditetapkan sebagai PDP dan langsung diisolasi di rumah sakit rujukan (RSUD Dumai)," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Dumai, dr H Syaiful.
Untuk lebih memastikan hasilnya positif atau negatif Covid-19 maka akan dilakukan tes swab dan ketiga warga tersebut sudah diambil swab-nya. Mereka sedang diisolasi di RSUD Kota Dumai.
"Diperiksa lagi nanti karena harus swab. Itu untuk memastikan apakah negatif atau positif. Yang jelas langsung diisolasi begitu terindikasi," lanjut Syaiful.
Syaiful mengatakan rapid test yang dilakukan saat ini difokuskan kepada PDP dan mereka yang berisiko tinggi terpapar Covid-19. "Saat ini kami fokus kepada PDP dan tenaga medis. Nantinya baru lanjutkan kepada ODP. Utamanya yang memiliki riwayat kontak dengan positif dan melakukan perjalanan ke daerah pandemi," lanjut Syaiful.
Hasil Rapid Test, PDP Meninggal Positif Corona
Salah seorang pasien dalam pengawasan (PDP) N (69) asal Desa Sungai Alam Kecamatan Bengkalis meninggal dunia Rabu siang (8/4). Berdasarkan rapid test, yang bersangkutan positif Covid-19. Meski begitu tetap menunggu hasil swab. Hal itu disampaikan Kadis Kesehatan Bengkalis dr Ersan Saputra saat jumpa pers di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu malam (8/4). "Hasil swab-nya sudah diambil oleh Laboratorium RSUD Bengkalis dan kita tunggu hasilnya kalau sudah keluar," ujar Ersan.
Dikatakan, pasien N tersebut awalnya datang ke RSUD Selasa malam (7/4) sekitar pukul 21.00 WIB dengan keluhan sesak napas dan batuk. Oleh Tim Covid selanjutnya dilakukan rontgen dengan diagnosa pneumonia dan TBC.
"Pasien langsung kami isolasi di ruang isolasi TBC," kata Ersan.
Menurut Ersan, pada pagi harinya pasien dilakukan swab dan juga rapid test. Dari hasil rapid test pasien positif corona. Kemudian pada pukul 12 siang pasien sesak napas hebat dan dibantu dengan alat bantu pernapasan. "Kesadaran pasien terus menurun dan pada pukul 12.45 WIB dinyatakan meninggal," kata Ersan.
Sesuai protokol penanganan Covid-19, sambung Ersan, proses penyelenggataan jenazah hingga pemakaman berdasarkan standar penanganan Covid-19.
"Petugas seluruhnya menggunakan APD lengkap," katanya.
Petugas Medis Meranti Pakai Baju Hujan
Alat pelindung diri (APD) untuk petugas masih kurang. Selain itu rapid test yang disalurkan Pemprov Riau juga sudah mulai digunakan. Meski begitu belum semua petugas medis yang menggunakannya. Hal itu diakui oleh Juru Bicara Gugus Tugas Penaganan Covid-19 Kepulauan Meranti Muhammad Fahri SKM. Ia mengaku masih banyak petugas medis yang secara mandiri menggunaan jas hujan untuk melindungi diri dari ancaman wabah Covid-19.
"APD kita masih kurang. Bahkan ada yang harus menggunakan jas hujan. Mau bagaimana lagi," ucapnya.
Sementara itu penggunakan rapid test, Fahri menambahkan baru sebanyak 40 unit yang digunakan. Di mana sebanyak 25 unit digunakan untuk ODP bergejala dan 15 lagi digunakan untuk petugas.
"Dari hasil rapi test tersebut, semuanya negatif," ujarnya
Disebutkan Fahri, total rapid test yang sudah dikirim oleh Pemprov Riau sebanyak 960 unit. Di mana penyalurannya dalam dua tahap, yakni tahap pertama 160 unit dan tahap kedua 800 unit.(sol/hsb/wir/esi/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)