PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dunia kesehatan di Riau kembali berduka. Seorang tenaga kesehatan yakni perawat atas nama Sisca Febrianti (31) yang dalam tugasnya langsung menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Ibnu Sina meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, Rabu (7/10). Meninggalnya tenaga kesehatan yang langsung menangani pasien Covid-19 tersebut merupakan yang pertama kali di Riau.
Juru Bicara Tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, Sisca Febrianti adalah perawat yang menangani pasien Covid di ruangan isolasi Covid Rumah Sakit Ibnu Sina sejak bulan April.
"Beliau terpapar Covid sejak delapan hari yang lalu. Dipindahkan ke ICU sejak enam hari yang lalu dan memakai ventilator. Beliaulah tenaga kesehatan pertama yang meninggal setelah berjuang menangani Covid langsung dan terpapar langsung," kata dr Yovi.
Disebut dr Yovi, bahwa almarhum Sisca adalah perawat berdedikasi tinggi, tidak pernah mengeluh selama enam bulan dan tidak pernah minta pindah area kerja. Ia adalah seorang anak yatim yang juga menafkahi dua adiknya.
"Kami semua tenaga kesehatan yang maju langsung menangani Covid di ruangan isolasi Covid sangat terpukul dan sedih atas musibah ini. Yapi kami tetap akan terus melayani semua pasien Covid, kami tidak akan mundur hanya gara-gara isu yang tidak penting, kami ikhlas dan tetap bersemangat," sebutnya.
"Sisca akan selalu kami kenang. Meninggal di usia yang masih muda, 31 tahun. Kami tidak akan mengecewakan beliau. Kami akan terus berjuang. Terima kasih untuk semua yang sudah mendoakan Siska dan mendoakan perjuangan kami," sambung dr Yovi.
Harus Ditingkatkan
Salah satu upaya untuk mencegah penularan Covid-19, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan. Namun saat ini, masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan salah satunya dalam hal penggunaan masker.
Terkait hal itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar melakukan kegiatan inspeksi mendadak pada kegiatan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan yang dilaksanakan di Pasar Sail, Kota Pekanbaru, Rabu (7/10). Dalam kesempatan itu Gubri menemukan masih ada masyarakat yang tidak menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. "Karena saat ini di Riau masih ada daerah yang masuk kategori zona merah penularan Covid-19, yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar dan Siak, maka protokol kesehatan harus tetap dijalankan," kata Gubri.
Untuk itu, Gubri meminta kegiatan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan juga masif dilakukan di kabupaten/kota di Riau. Terutama di tiga daerah yang masuk kategori zona merah penularan Covid-19 tersebut. "Kami harap kegiatan operasi yustisi ini juga hendaknya ditingkatkan di daerah kabupaten/kota. Agar penularan Covid-19 bisa terus dicegah," pintanya.
Pada kegiatan tersebut, Gubri Syamsuar juga memberikan apresiasi kepada masyarakat yang sudah patuh dalam penerapan protokol kesehatan salah satunya yakni penggunaan masker. Apresiasi yang diberikan dalam bentuk pemberian bibit tanaman buah-buahan. “Bagi masyarakat yang sudah patuh, kami berikan bibit buah-buahan. Supaya nantinya bisa ditanam di rumah. Total bibit tanaman yang diberikan akan 1.000 lebih,” ujarnya.
Bibit-bibit tanaman buah tersebut, lanjut Gubri, juga akan dikirim ke daerah di Riau. Dengan harapan pemerintah kabupaten/kota juga bisa menerapkan hal serupa untuk lebih memotivasi masyarakat. "Total bibit tanaman buah-buahan yang disediakan sebanyak 12 ribu, ini akan dibagikan ke kabupaten/kota yang nantinya diberikan kepada masyarakat yang patuh menggunakan masker saat operasi yustisi," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk perkembangan bantuan alat PCR dari BNPB. Kemarin, tim dari BNPB sudah melakukan peninjauan langsung ke Riau untuk memastikan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk membuat laboratorium. "Tim dari BNPB sudah melihat langsung kondisi lokasi yang akan digunakan sebagai laboratorium pemeriksaan sampel swab yakni di Kota Dumai dan Kabupaten Siak. Secara umum sudah tidak ada kendala lagi," katanya.
Dijelaskan Mimi, bahwa total alat PCR yang akan dikirim ke Riau sebanyak enam unit. Di mana, masing-masing dua unit akan ditempatkan di Kabupaten Siak dan Kota Dumai, sementara dua unit lagi ditempatkan di laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad.
"Mudah-mudahan jika tidak ada halangan, pekan depan alat PCR nya sudah dikirimkan ke Riau. Termasuk seluruh peralatan pendukung seperti reagen," sebutnya. (sol/dof/hsb/epp/wir/amn/fad)