SEHARI, BERTAMBAH 628 PASIEN POSITIF DI RIAU

Banyak Anak Muda Jadi Carrier Covid-19

Riau | Sabtu, 08 Mei 2021 - 08:00 WIB

Banyak Anak Muda Jadi Carrier Covid-19
Tim Gabungan melakukan razia sejumlah tempat hiburan maupun tempat makan di kawasan Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Kamis (6/5/2021) malam. (CAMAT BUKIT RAYA FOR RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pasien positif Covid-19 di Riau yang saat ini mendapatkan perawatan khusus di ruang ICU rumah sakit rujukan, rata-rata berusia di atas 50 tahun. Kondisi pasien tersebut dalam kategori sedang hingga berat.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, pasien yang dirawat di ruang ICU tersebut rata-rata juga berasal dari klaster keluarga. Diduga para orang tua itu tertular dari anggota keluarga yang lain atau anaknya.


"Rata-rata yang dirawat di ICU sekarang usianya sudah tua-tua semua. Mereka kebanyakan dari klaster keluarga," kata Indra Yovi.

Dugaan para orang tua tersebut tertular Covid-19 dari anaknya, yakni ketika ditanya para orang tua tersebut tidak beraktivitas di luar rumah. Sementara anggota keluarga yang lain yang banyak beraktivitas di luar rumah. Terutama anak muda yang diduga menjadi carrier atau pembawa virus.

"Kami tanya, ternyata mereka memang tidak ada aktivitas, hanya di rumah saja. Cuma yang keluar rumah bolak balik anaknya. Ada juga orang tua yang diajak buka puasa bersama, setelah itu terkonfirmasi Covid-19," ujarnya.

Karena itu, Yovi mengingatkan kepada para anak muda agar jika keluar rumah tetap menjalankan protokol kesehatan. Pasalnya, jika menjangkiti anak muda yang daya tahan tubuhnya masih kuat, bisa saja anak tersebut positif Covid-19 namun tidak bergejala.

"Karena yang berisiko tertular dan kondisinya bisa memburuk adalah para orang tuanya. Kalau anaknya kebanyakan tanpa gejala dan cukup melakukan isolasi mandiri," sebutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, per Jumat (7/5) terjadi penambahan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Riau sebanyak 628 orang dan 506 pasien dinyatakan sembuh. Dengan adanya penambahan kasus baru sebanyak 628, sehingga total kasus Covid 19 di Riau sebanyak 47.764 orang.

Adapun sebaran kasusnya yakni di Pekanbaru 167 kasus, Dumai 71 kasus, Siak 70 kasus, Kampar 62 kasus, Rokan Hulu 57 kasus, Indragiri Hulu 48 kasus, Kuantan Singingi 46 kasus, Rokan Hilir 40 kasus, Bengkalis 21 kasus, warga luar Riau 19 kasus, Pelalawan 17 kasus, Kepulauan Meranti 9 kasus, dan Indragiri Hilir 1 kasus.

"Kabar baiknya juga terdapat penambahan pasien sembuh sebanyak 506 orang, sehingga total kasus sembuh sebanyak 41.306 orang atau 86,5 persen dari total kasus yang ada di Provinsi Riau," jelasnya.

Dalam kesempat itu, Mimi juga menyampaikan per Jumat terdapat 17 pasien Covid-19 meninggal. Dengan demikian jumlah keseluruhan pasien Covid-19 yang meninggal berjumlah 1.192 orang atau 2,5 persen dari jumlah kasus terkonfirmasi.

"Dari data yang masuk pasien yang meninggal 17 orang dengan rincian 15 orang berusia di atas 50 tahun dan usia di bawah 50 tahun 2 orang. Semua bergejala berat dan mempunyai komorbid dan multi komorbid," paparnya.

Ahli epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, dengan tingginya kasus Covid-19 di Riau, PPKM harus dilaksanakan di semua desa atau kelurahan, dengan tujuan, membuat zona merah turun jadi oranye.

"Kemudian zona oranye jangan jadi merah, kalau dapat turun jadi kuning. Zona kuning jadi hijau. Upaya ini dilakukan di bawah pimpinan lurah dan kepala desa," katanya.

Menurut Wildan, kelemahan yang saat ini terjadi yakni mulai longgarnya protokol kesehatan seolah-olah bukan kondisi pandemi lagi. Kemudian contact tracing masih rendah,  di mana rata-rata baru 3-4 per kasus, sehingga tidak semua kontak erat terdeteksi dan bisa diisolasi.

"Ruang isolasi dengan ventilator mulai terbatas, vaksinasi kita masih jauh dari 70 persen dari penduduk agar terbentuk herd imunity (kekebalan kelompok). Karena itu perlu perbaikan dari peningkatan upaya di atas dengan didukung upaya penegakan hukum yang tegas. Adanya varian virus baru patut diduga, tapi hasilnya belum diketahui sampai hari ini," ujarnya.

Mal Tetap Ikuti SE Pemko
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memberikan Surat Edaran (SE). Dalam surat itu dipastikan mal, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata ditutup selama tiga hari. Yakni sejak H-1 Idulfitri hingga H+1Idulfitri. Menanggapi hal tersebut, pihak mal meskipun merasa berat dengan kebijakan ini, akan tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan tersebut.

"Kalau sudah aturan dari pemko seperti itu ya kami menjalankan, walau dengan berat hati," kata General Manager Mal SKA Pekanbaru Agus Salim, Jumat (7/5).

Dikatakan Agus, pihaknya tidak mengira, pemerintah akan menutup operasional mal. Kendati demikian, dia yakin Pemko memiliki pemahaman lebih dan memiliki banyak tenaga ahli dalam pengambilan kebijakan tersebut.

"Pemko pasti lebih paham, kita bicara juga sulit. Mereka pemangku kebijakan, kita ikuti saja," ungkapnya.

Agus mengungkapkan, selama tiga hari tersebut masih ada store yang diizinkan untuk buka. Yaitu store yang menyediakan keperluan pokok dan usaha kesehatan.

"Mungkin yang buka lima hingga 10 gerai. Yang kedai makanan belum memutuskan buka atau tutup karena mereka hanya take away. Hypermart juga masih menunggu arahan dari kantor pusat mereka," ujar Agus.

Agus berharap, pandemi Covid-19 bisa segera dilalui. Pihaknya akan berusaha maksimal untuk memulihkan ekonomi di sektor masing-masing. Terlebih saat ini terjadi tumpang tindih antara keperluan ekonomi dan kesehatan.

Sementara itu Corporate Secretary PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (Mal Pekanbaru) Riza Budi juga mengungkapkan hal serupa. Meskipun berat harus menutup mal, pihaknya sebagai pelaku usaha mendukung keputusan pemerintah.

"Surat edaran sudah diterima, walaupun ini agak berat, tapi kami tetap mendukung," ucapnya.

Menurut Riza, penutupan ini akan memberikan dampak bagi pelaku-pelaku usaha di mal. Terlebih kunjungan pada H-2 dan H-1 biasanya cukup tinggi. Bahkan, di tahun-tahun sebelumnya, pada hari-hari menjelang Idulfitri pihaknya menambah jam operasional.

Riza mengatakan, setelah tiga hari penutupan, yaitu kunjungan masyarakat ke mal kemungkinan besar masih ramai. Menurutnya, berdasarkan tren setiap Idulfitir pada tahun-tahun sebelumnya, masyarakat di hari kedua banyak yang memilih menghabiskan waktu di mal bersama keluarga

"Mal itu salah satu usaha yang terdampak di masa pandemi, mulai dari daya beli turun, hingga menurunnya pengunjung," pungkasnya. (sol/anf)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook