LIMA BERSAUDARA HIDUP TERPISAH

Ibu Meninggal, Ayah Tak Ada Kabar

Riau | Senin, 21 Januari 2019 - 11:00 WIB

Ibu Meninggal, Ayah Tak Ada Kabar
DIASUH TERPISAH: Noufal (kiri) bersama tiga adiknya yang diasuh secara terpisah setelah ibunya meninggal dan ayah tak kunjung kembali di Dusun Pekan Tua, Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan, belum lama ini. (M AMIN AMRAN/RIAU POS)

“Mau bagaimana lagi, profesi saya cuma buruh tani. Saya punya anak dua, satu lagi masih dalam kandungan istri. Neneknya juga membawa tiga orang anak, ditambah lima dengan Noufal dan ke empat adiknya. Jadi ada sebelas orang anak yang harus saya hidupi dengan profesi saya seperti ini, mana saya sanggup. Begitu juga dengan neneknya, sehingga kelima bocah malang ini harus diasuh secara berpisah,” beber Taufiqin.

Diakui Taufiqin, di sekitar halaman rumah Noufal telah ditanami pohon kelapa sawit. Ayahnya pergi meninggalkan mereka mengadu nasib bekerja sudah setahun di kapal ikan di Tanjung Priok. Dan hasil buat sawit itulah untuk memenuhi keperluan hidup lima bersaudara ini. Hanya saja, hasil tandan buah segara (TBS) kebun sawit mereka ini tidak cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Baca Juga :Ronald Tannur Penganiaya Kekasih hingga Tewas Dijerat Pasal Pembunuhan

Jika panen minggu ini, maka uang yang didapat tak mencukupi untuk keperluan jelang pekan depan. Apalagi nenek yang kini mengasuh Noufal juga sudah tak berjualan lagi setelah Kunafa meninggal.

“Begitulah kondisi mereka. Saya selaku adik dari mendiang Kunafa, bukannya tak ingin mengasuh Noufal dan keempat adiknya, tapi kondisi ekonomi saya sendiri tak memungkinkan, terpaksa lah Noufal beserta adik-adiknya untuk sementara diasuh berpisah,” ujarnya.

Dinas Sosial (Dissos) Kabupaten Pelalawan langsung bergerak cepat. Tim dari Dissos Pelalawan langsung turun mendatangi rumah Noufal memberikan sejumlah bantuan, khususnya sembako. Bahkan, Dissos juga memasukkan Noufal dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Dengan masuknya Noufal dalam program PKH ini, mereka berhak atas santunan dari negara sebesar Rp1.850.000 per tahun serta beras 10 kg tiap bulan. Bahkan, saat ini pihaknya juga telah melakukan pendataan agar rumah Noufal mendapat bantuan bedah rumah pada 2019 ini.

Kepala Dissos Pelalawan Mayhendri mengatakan, Sekretaris Dissos Srinoralita telah turun berkunjung ke rumah Naufal di Desa Kuala Tolam untuk memberikan sejumlah bantuan. Namun demikian, kehidupan keluarga Noufal tidak telantar, karena mereka memiliki aset kebun kelapa sawit di pekarangan rumahnya. Setelah ibunya meninggal, baru kehidupan mereka menjadi viral, karena Noufal harus mengurus keempat adiknya sendirian. Tapi, Noufal tidak sendirian mengurus adiknya karena masih ada nenek dan pamannya yang membantu. Sedangkan untuk masalah pendidikan Noufal dan adik-adiknya, itu wewenang Disdik Pelalawan.

“Kalau mereka masuk dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP), untuk pendidikan berarti sudah ditanggung Disdik. Begitu juga soal kesehatan sudah ditanggung Pemkab melalui Diskes jika mereka masuk dalam program Kartu Indonesia Sehat (KIH),” papar Mayhendri.

Mayhendri menambahkan, untuk kasus-kasus seperti Andini, Noufal atau yang lainnya, sebenarnya adalah tugas lintas sektoral. Artinya, bukan hanya Dissos saja tapi juga ada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang turut ambil bagian dalam menyukseskan program pusat seperti PKH, KIP dan KIH, yang kemudian disinergikan dengan program bupati Pelalawan yakni Pelalawan Sehat.

“Namun, semestinya pihak Pemdes yang notabene merupakan perpanjangan tangan dari Pemkab Pelalawan harus mendata masyarakatnya yang memang benar-benar miskin, atau mengalami kondisi seperti Andini dan Noufal. Karena data ini nanti akan dilaporkan berjenjang yang membuat pihak Dissos akan mampu memberikan bantuan yang maksimal,” tutupnya.(amn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook