Bermodal ambisi atau hasrat yang kuat dan pantang menyerah, keinginan Andini Julianti untuk menoreh prestasi serta meraih medali dalam Kejuaraan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) terwujud. Prestasi membanggakan kedua orang tua dan mengharumkan nama Kabupaten Kepulauan Meranti ini didapatnya bukan dengan mudah.
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang
Tiga cabang yang dipertandingkan dalam kejuaraan DBON di Pekanbaru (28-29/11) lalu, kontingen Kepulauan Meranti, mendominasi. Satu emas, satu perak dan tiga perunggu diraih atlet dari kabupaten paling bungsu di Riau. Medali-medali itu diraih para atlet dalam cabang yang berbeda.
Rician medali yang diterima kontingen Kepulauan Meranti masing-masing dari cabang karate tingkat SMA atas nama Muthia Laila Rahmadhani (emas), perak diraih atletik nomor lompat jauh tingkat SMP atas nama Andini Julianti.
Sementara tiga medali perunggu masing-masing disumbangkan Rofaizan cabang atletik nomor sprint 100 meter tingkat SMP, Wahyu Syahindra, atletik nomor sprint 100 meter tingkat SMA dan lompat jauh tingkat SMA.
Dibalik perolehan itu, ada yang menarik. Kontingen Kepulauan Meranti berangkat dari ambisi untuk merasakan jenjang kompetisi yang lebih tinggi, hingga menggunakan biaya pribadi. Salah satu pengalaman tersebut diceritakan Andini Julianti (14) yang berhasil menyabet medali perak di cabang atletik lompat jauh tingkat SMP.
Cerita tersebut disampaika Andini kepada Riau Pos pertengahan pekan lalu. Saat itu, Andini didampingi teman sekolahnya, Ia tampak canggung sembari menunjukkan sejumalah medali. Satu di antaranya medali perunggu DBON. Medali lainnya ada perunggu dari Festival Olahraga Pelajar (FOP) Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) Riau 8 November 2022 lalu cabang atletik nomor sprint.
“Ini medali perunggu FOP. Satu lagi pertandingan kemarin perunggu DBON di Pekanbaru,” ujarnya dengan malu-malu.
Menurut dia, sejumlah medali dan prestasinya di atletik berawal sejak ia menjadi juara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kabupaten ketika duduk di Kelas VI sekolah dasar (SD). Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri, karena ia mampu meraih prestasi lebih dari satu cabang atletik, seperti tolak peluru, sprint, hingga lompat jauh.
“Sudah dari SD suka dengan atletik, setiap ada latihan dari sekolah selalu ikut dan senang aja. Prestasi pertama O2SN di kelas VI. Menang ditiga cabang,” ujarnya.
Andini tidak memungkiri, kesempatan untuk mengembangkan cita-citanya menjadi atlet tidak mudah, apalagi di daerah Kepulauan Meranti. Hal ini terbentur atas minimnya fasilitas, maupun penunjang ekstrakulikuler tersedia di sekolah.
“Kalau di sekolah jarang bisa praktek langsung. Karena lebih kepada teori. Lagipula fasilitas kurang mendukung,” ungkapnya.
Dalam menjalani latihannya, Andini kini masih didampingi Syamsul mantan guru olahraga ketika ia masih duduk di bangku SD. Bahkan rutinitas latihan yang berlangsung 2-3 kali dalam sepekan itu didampingi oleh Syamsul secara cuma-cuma.
“Pak Syamsul guru SD saya. Dia yang rutin melatih. Sepekan dua sampai tiga kali secara cuma-cuma. Selebihnya saya sendiri,” ujarnya.
Bahkan setiap pertandingan hingga mengharumkan nama Kepulauan Meranti, Andini selalu menggunakan dana pribadi. Tidak hanya dia, pelatih hingga official sama. Beruntung keinginan tersebut selalu didukung kedua orang tuanya. Seperti dua laga baru baru ini.
“Keinginan kuat bertanding di ajang yang lebih tinggi jadi motivasi. Seperti biaya DBON dan FOP kemarin, bapak (orang tua) semua yang tanggung,” ungkapnya.
Selain itu, Andini juga mengaku memiliki aktivitas yang berbeda dari remaja lain. Waktu kosongnya selalu diisi untuk berlatih.
Hal itu ia katakan semata-mata untuk mencapai impian untuk menjadi atlet profesional seperti sang idola.
Anak dari Gusti Rizal dan Wati ini mengaku mengidolakan Muhammad Zohri, pelari 100 meter Indonesia yang berhasil meraih medali emas dan menjadi juara dunia pada Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 lalu.
“Tak pernah nongkrong, sukanya nonton olahraga, latihan. Paling itu saja. Inspirasi Zohri, orang yang sederhana dan serba berkecukupan bisa berprestasi yang membanggakan,” ujarnya.
Andini yang saat ini duduk di bangku kelas III MTs ini juga bahkan sudah memantapkan diri untuk meneruskan sekolah di SMA Negeri Olah Raga di Pekanbaru.
Andini juga mengaku memiliki cita-cita menjadi polisi wanita di masa yang akan datang. “Cita-citanya mudang-mudahan bisa jadi Polwan,” tutupnya.(gem)