PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Jumlah jemaah calon haji (JCH) Riau yang dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah bertambah dua orang, Selasa (6/6). Keduanya merupakan JCH Kloter 4 BTH yakni Yusnidar binti Ibrahim Dini dan Akhmad Arief. Dengan demikian maka hingga saat ini sudah empat orang JCH Riau yang dirawat.
Ketua Kloter 4 BTH, Dendi Irawan menyebutkan, sebelum dirujuk ke KKHI, Yusnidar yang berumur 83 tahun mengalami gejala demam, batuk disertai sesak, nafas berbunyi dan nyeri dada kiri sampe ke punggung. “Pasien atau jemaah ini dirujuk ke KKHI pada pukul 21.16 WAS, 5 Juni lalu,” ujar Dendi yang melaporkan dari Makkah saat dihubungi Riau Pos, Selasa (6/6).
Sedangkan Akhmad Arief yang berumur 72 tahun dirujuk ke KKHI pada 5 Juni 2023 pukul 22.45 WAS karena mengeluh merasa dingin dan batuk disertai sesak. Sehari sebelumnya, diberitakan JCH Riau Kloter 9 BTH atas nama Nursini berumur 64 tahun dirujuk ke KKHI karena gula darah dan JCH Kloter 2 BTH atas nama Muhammad Darsil juga dirawat karena mengalami demam tinggi.
Di sisi lain, sambil menunggu puncak haji atau proses Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), sebagian JCH Riau melakukan kegiatan rutin dengan melaksanakan salat secara berjemaah di Masjidilharam.
Selain itu, JCH Riau juga melakukan ziarah di sejumlah tempat bersejarah lainnya yang ada di Makkah seperti mengunjungi Jabal Tsur, Jabal Rahma, Mina, Muzdalifah, dan Padang Arafah. “Kegiatan jemaah Kloter 4 BTH masih sama seperti sebelumnya yakni kembali melaksanakan salat di Masjidilharam,” ungkap Dendi.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan jemaah yang menjalani perawatan di Arab Saudi, tidak perlu khawatir soal layanan ibadah. Pasalnya petugas bimbingan ibadah (bimbad) tetap memberikan layanan pendampingan kepada jemaah yang dirawat.
’’Baik itu jemaah yang dirawat di KKHI maupun di RS Arab Saudi,’’ tutur Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin di Jakarta, kemarin. Para petugas bimbad itu melakukan perekaman ibadah jemaah. Tujuannya untuk memastika kelanjutan dan ketuntasan ibadah. Khususnya ibadah salat wajib lima waktu.
Petugas bimbad juga melakukan pendampingan secara psikologi atau spiritual. Tujuannya memberikan penguatan mental kepada para jemaah yang sedang menjalani perawatan. Selain itu dengan adanya petugas bimbad, diharapkan bisa membantu upaya penyembuhan melalui doa.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono menyebut, hingga kemarin, sudah 21 JCH yang wafat di sana. Jumlah tersebut merupakan tertinggi dari beberapa tahun terakhir. ”Ini yang tertinggi di 4 tahun terakhir. Mudah-mudahan tidak semakin meningkat dan akan kami upayakan semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Diakuinya, jumlah JCH lansia tahun ini terbanyak dalam 4 tahun terakhir. Sehingga, penanganan pun telah disiakan secara maksimal. Tercatat, 1917 tenaga kesehatan telah dikirimkan untuk mendampingi jamaah. Dalam perjalanannya, sejumlah penyakit pun telah terdeteksi seperti penyakit jantung, diabetes, hingga paru-paru.
Melihat kondisi ini, Dante mengingatkan agar JCH tidak memaksakan diri. Terlebih, iklim di Saudi yang diprediksi terus meningkat.
”Kemungkinan pada saat Arafah suhunya bisa mencapai 50 derajat, maka risiko kesehatan juga akan semakin meningkat,” tuturnya.
Pihaknya pun telah menyediakan tombol panic button di handphone para JCH. Dengan tombol ini, maka JCH yang sakit cukup menekan dan bisa cepat terdeteksi oleh petugas kesehatan yang ada di sana.
Pengiriman Gelombang Kedua Dimulai
Pengiriman jemaah haji memasuki gelombang kedua mulai, Rabu (7/6) hari ini. JCH diimbau untuk mulai mengenakan pakaian ihram sejak dari asrama haji. Pasalnya rute penerbangannya dari Tanah Air langsung menuju ke Jeddah lalu ke Makkah lewat perjalanan darat.
Imbauan tersebut disampaikan Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat di Jakarta, Selasa (6/6). Dia mengatakan pemberangkatan JCH gelombang kedua sampai dengan 22 Juni depan.
Dia juga mengingatkan kepada petugas haji di Jeddah, untuk memberikan prioritas layanan kepada jemaah lansia. Mulai dari saat mereka keluar dari pesawat sampai dengan masuk ke bus menuju ke Masjidilharam.
Seperti diketahui pemberangkatan haji dijalankan dalam dua gelombang. Pengiriman gelombang pertama dilakukan sejak 24 Mei lalu. Rute perjalanan gelombang pertama adalah dari tanah air menuju ke Madinah. Setelah tinggal di Madinah beberapa hari untuk menjalankan ibadah arbain, mereka diberangkatkan ke Makkah. Kemudian disusul pemberangkatan haji gelombang kedua mulai hari ini.
Sementara itu, di hari ke-15 pelaksanaan rangkaian ibadah haji, pemerintah telah melaksanakan evaluasi sementara. Dalam rapat evaluasi yang digelar, Selasa (6/6), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan sejumlah catatan.
Dari hasil tinjauan lapangan yang dilakukannya pada 1-4 Juni 2023, secara umum layanan dan fasilitas yang diberikan untuk JCH sudah cukup baik. Tapi, ada beberapa hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan. Di antaranya, soal peningkatan layanan petugas haji dan petugas kesehatan, penambahan dokter, delay penerbangan, hingga terkait lift di hotel JCH di Madinah yang antreannya bisa lebih dari satu jam.
Terkait petugas, Muhadjir meminta agar petugas haji dan petugas kesehatan melakukan aksi jemput bola dengan mendatangi pemondokan-pemondokan JCH. Selain itu, dia meminta adanya penambahan tenaga medis, terutama dokter spesialis, psikolog, dan psikiater. Mengingat, tahun ini jumlah JCH lansia yang cukup banyak. Berdasarkan, data Kemenkes, JCH lansia mencapai 47 persen dari total jemaah haji tahun ini. ”Karena banyak jemaah lansia dan banyak dari mereka yang mengalami demensia,” ungkapnya.
Muhadjir mengaku telah menghubungi langsung Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin perihal ini. Menurutnya, bila dimungkinkan, tambahan bisa turut disusulkan dalam penerbangan selanjutnya.
Kemudian, menyangkut jadwal penerbangan, Muhadjir meminta ada peningkatan kerja sama G to G dengan pihak Saudi. Terlebih, tahun ini terjadi banyak keterlambatan keberangkatan JCH karena kendala dari pihak maskapai penerbangan. ”Yang saya kira itu perlu diselesaikan yang bersifat G to G. Tidak cukup hanya diselesaikan dengan pihak maskapai penerbangan,” tegasnya.
Selain itu, Mantan Mendikbudristek itu kembali mengimbau JCH untuk tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunah. Ia mengamini, bahwa ibadah sunah baik namun tetap harus dipertimbangkan kondisi fisik dan kesehatan jemaah. Mengingat, rangkaian ibadah wajib di Arafah masih belum terlaksana.
”Wajibnya itu nanti masih 25 hari lagi di Arafah itu, haji utama kan di Arafah wukuf itu, yang nanti panasnya bukan main di situ. Jadi itu yang harus diantisipasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan, bahwa petugas haji telah disiapkan untuk mendampingi para JCH terutama JCH lansia. Ada kursi roda hingga tongkat jalan. ”Untuk pemanfaatan lift di Madinah, memang kecil-kecil. Nanti kita cek kembali,” katanya.
Sementara, mengenai keterlambatan penerbangan oleh Garuda Indonesia, Yaqut mengatakan, ada sparepart pesawat yang harus didatangkan dari Lithuania dan cukup membutuhkan waktu. Kondisi ini merupakan imbas dari terganggunya global supply chain akibat perang Rusia-Ukraina
Sementara, untuk Saudi Airline, murni karena ketidaksiapan pesawat sesuai dengan kontrak. Di mana, pesawat yang didatangkan untuk menerbangkan JCH tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan dikontrak.
”Jadi hal begini yang saya kira jadi catatan kami. (Soal sanksi, red) dikontrak ada penalti, jika keterlambatan, ada tidak sesuai dengan jadwal yang diberikan itu semua ada penaltinya,” tegasnya.
Terpisah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun angkat suara terkait dengan banyaknya kasus keterlambatan (delayed) penerbangan haji. Kasus ini kebanyakan disebabkan oleh masalah teknis. Keterbatasan armada pengangkut JCH membuat persoalan tersebut semakin tidak bisa dihindari.
Penejalasan dari Kemenhub tersebut disampaikan Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati. Dia mengungkapkan, terkait dengan banyaknya penerbangan haji yang tidak tepat waktu, mayoritas terjadi karena masalah teknis. Khususnya terkait dengan pesawat yang akan mengangkut para jemaah haji tersebut ke Tanah Suci. “Apalagi ada masalah suplai pesawat,’’ katanya, Rabu (6/6).
Seperti diketahui maskapai pada umumnya sewa armada pesawat untuk pengangkutan haji. Pasalnya armada pesawat mereka, sudah terpakai untuk penerbangan reguler. Jadi begitu ada kondisi teknis tidak bisa langsung dibackup dengan pesawat lain.
Terkait hal tersebut, lanjut Adita, sebenarnya juga sudah menjadi isu penerbangan di seluruh dunia. Di mana, untuk itu, pihaknya pun telah berupaya memitigasi dengan peningkatan pengawasan ramp check. Termasuk memastikan kesiapan pesawat dilakukan dengan semakin optimal.
Merujuk data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) tadi malam, sudah ada 231 penerbangan yang terekam. Dari jumlah tersebut hanya ada 30 penerbangan yang tepat waktu. Kemudian ada 87 penerbangan yang telat dan 114 penerbangan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.
Kemudian data Siskohat juga mencatat maskapai Garuda Indonesia sudah menerbangan 129 kloter yang terdiri dari 46.936 orang. Kemudian untuk maskapai Saudia Airlines telah menerbangan 102 kloter yang berisi 40.860 orang. Sementara itu total open seat untuk kedua maskapai adalah 397 kursi, paling banyak dari Embarkasi Solo.
Sementara itu Wakil Presiden Ma’ruf Amin kemarin siang menghadiri undangan jamuan makan siang Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah H. Amodi di Jakarta. Dalam pertemuan yang berlangsung 90 menit itu, Ma’ruf Amin banyak mengapresiasi layanan haji yang sudah diberikan oleh pemerintah Saudi.
Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengatakan, Ma’ruf Amin memberikan apresiasi terhadap layanan fast track untuk jemaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Dengan adanya layanan tersebut, jemaah menjadi lebih mudah ketika sudah mendarat di Saudi.
’’Wakil Presiden juga mengapresiasi penambahan kuota sebanyak 8.000 jemaah,’’ tuturnya. Dengan demikian tahun ini kuota haji Indonesia secara total berjumlah 229 ribu jemaah. Selain itu Saudi juga sudah memberikan akses kemudahan visa umrah bagi masyarakat Indonesia. (ilo/wan/gih/mia/jpg)