PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Rabu (6/2) mencatat ekonomi Riau selama 2018 tumbuh sebear 2,34 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom menjelaskan, selama 2018 ekonomi Riau tercatat melambat dibanding 2017 yang sebesar 2,68 persen, dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp755,27 triliun.
Pelemahan pertumbuhan ekonomi 2018 tersebut disebabkan oleh pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -5,48 persen, usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang juga menurun sebesar -0,23 persen.
Namun, PDRD 2018 mengalami peningkatan dibanding 2017 yang sebesar Rp704,80 triliun atas dasar harga berlaku dengan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp482,09 triliun atau meningkat dibanding 2017 yang sebesar Rp471,08 triliun.
Selain itu, Provinsi Riau berkontribusi sebesar 5,04 persen terhadap perekonomian nasional dan merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-5 di Indonesia atau PDRB terbesar di luar Pulau Jawa.
Struktur perekonomian Riau dari sisi produksi 2018 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu pertambangan dan penggalian (27,82 persen), industri pengolahan (24,52 persen), pertanian, kehutanan, dan perikanan (22,44 persen).
‘’Namun, dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Riau 2018, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,11 persen, diikuti industri pengolahan sebesar 1,05 persen, sepeda motor sebesar 0,59 persen, perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil, serta konstruksi sebesar 0,44 persen,” jelasnya.(kom)