UPDATE COVID RIAU

Pasien Sembuh Lebih Banyak Dibanding Kasus Positif

Riau | Sabtu, 06 November 2021 - 11:33 WIB

Pasien Sembuh Lebih Banyak Dibanding Kasus Positif
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazi (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Riau terpantau meningkat. Seperti pada Jumat (5/11) penambahan pasien sembuh tercatat lebih banyak dibandingkan penambahan pasien positif.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, pasien positif Covid-19 di Riau per Jumat bertambah 7 orang. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau hingga saat ini sebanyak 128.130 orang.


“Kemudian pasien sembuh lebih banyak dibandingkan pasien positif yakni bertambah 23 sehingga total 123.918 orang sudah sembuh. Pasien meninggal dunia bertambah dua orang sehingga total 4.113 meninggalkan dunia,” katanya.

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 20 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 79 orang.

“Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 99 orang,” ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.565 orang dan yang isolasi di rumah sakit 33 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 115.892 dan yang meninggal dunia 490 orang. Dalam kesempatan itu, Mimi juga berpesan, dengan masih bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau agar masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.

“Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker,” ajaknya.

Sejak Pandemi, Sudah 4.092.586 Orang Sembuh
Jumlah orang yang sembuh dari Covid-19 semakin bertambah. Kemarin (5/11), kasus sembuh bertambah 648 orang sembuh per hari. Adanya penambahan hari ini meningkatkan angka kumulatif kesembuhan hingga menembus 4.092.586 orang sejak pandemi.

Sejalan dengan itu, kasus aktif atau pasien positif yang masih memerlukan perawatan medis berkurang lagi sebanyak 149 kasus. Kini total kasus aktif menjadi 11.215 kasus. Sementara pasien terkonfirmasi positif kemarin bertambah sebanyak 518 kasus dan kumulatifnya. Total jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini mencapai 4.247.320 kasus.

Pasien meninggal juga bertambah lagi sebanyak 19 kasus dan kumulatifnya mencapai 143.519 kasus. Selain itu, dari hasil uji laboratorium per hari, spesimen selesai diperiksa sebanyak 216.601 spesimen dengan jumlah suspek sebanyak 5.866 kasus.

Sementara positivity rate orang harian di angka 0,35 persen dan positivity rate orang mingguan (24–31 Oktober 2021) di angka 0,40 persen. Secara sebaran wilayah terdampak masih berada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota. Sementara itu jumlah orang meninggal dalam sehari sebanyak 19 jiwa. Kini total sudah 143.519 jiwa meninggal dunia karena Covid-19.

Pendidikan Tak Bisa seperti Sebelum Pandemi
Vaksin anak usia 6-11 tahun sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini pun menjadi awal bagus pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dapat berjalan dengan lancar.

Meskipun begitu, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan vaksin ini tidak akan membawa dunia pendidikan kembali ke masa sebelum pandemi.

“Kalau sebelum pandemi, menurut saya situasinya jelas berubah, walaupun sudah divaksin kan masih ada risiko varian baru ya, lalu juga penggunaan masker tetap harus kan. Jadi kalau sama seperti sebelum pandemi ya tidak bisa, intinya belajar tatap muka bisa seperti semula,” ungkap dia ketika dihubungi JPG, Jumat (5/11).

Sebab menurutnya, vaksinasi ini hanya akan membawa perubahan pada mekanisme pelaksanaan PTM terbatas. Salah satunya terkait dengan kapasitas murid yang masuk sekolah.

“Menurut saya, situasi ini mendorong aktivitas bisa berjalan seperti normal, artinya tatap muka seperti normal, yakni kalau sekarang masih 50 persen, kalau nanti vaksin mungkin bisa full 100 persen,” jelasnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa digitalisasi pendidikan juga harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi dunia pendidikan di Tanah Air.

“Kemudian pembelajaran juga semakin berkembang kan, tidak hanya menggunakan offline, tapi bisa diperkuat sistem berbasis daring,” terang Ubaid.

“Iya ini tuntutan yang hari ini dilakukan oleh dunia karena sekarang sudah borderless, semua bisa belajar tidak harus SDM ada di satu negara saja, tapi kita bisa belajar dengan negara lain,” tandasnya.(sol/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook