SIAK (RIAUPOS.CO) - SPBU Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura terlihat sepi. Beberapa warga yang datang hendak mengisi bahan bakar, hanya berhenti sampai gerbang, lalu balik lagi. SPBU ini merupakan satu dari 12 stasiun pengisian yang diblokir Pertamina mendapatkan bahan bakar minyak bersubsidi, jenis Pertalite.
Tidak ada aktivitas di SPBU yang berjarak sekitar 10-12 kilometer dari Kota Siak. Saat ditanya kepada petugas yang sedang berjaga, mengatakan tidak ada penjualan sejak Sabtu (1/10/2022) lalu.
Lelaki berusia sekitar 24 tahun mengaku bernama Ari, juga mengatakan menurut pimpinannya sedang diblok untuk bahan bakar jenis pertalite.
“Kerugian materil per hari blocking pertalite lebih kurang Rp2 jutaan, karena 10 sampai 12 kiloliter per hari,” katanya, Selasa (4/10/2022).
Namun, sebenarnya pihaknya memikirkan kesulitan yang diderita masyarakat, karena tidak mendapat minyak, pastinya sangat besar.
Disinggung kenapa sampai diblok. Dia mengaku tidak tahu. Hanya menurut pimpinannya perihal digitalisasi, yang dia sendiri tidak paham apa maksudnya.
Sementara warga bernama Jonson (36) mengaku kecewa, sebab sudah empat hari dia tidak mendapatkan pertalite.
“Saya tidak tahu apa penyebabnya kosong, saya berharap ada solusi dari Pertamina,” katanya.
Sebelumnya, diberitakan Riaupos.co, terdapat 12 SPBU di Provinsi Riau diblokir oleh pusat. Bukan lantaran tidak menerapkan pembayaran via QR Code seperti yang beredar di masyarakat, namun karena dispenser unit tidak terhubung dengan perangkat digital, data transaksi dan stok tidak masuk ke dashboard.
Keterangan tersebut didapat dari Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Utara, Agustiawan. Dikatakannya, hal tersebut terjadi karena ada kendala dari sisi Telkom dan SPBU.
"Jadi bukan karena tidak menggunakan QR Code ya," tegasnya kepada Riaupos.co, Selasa (4/10/2022).
Pemblokiran sendiri berarti SPBU tersebut tidak bisa melakukan penebusan untuk BBM. Sehingga BBM tidak bisa disalurkan ke SPBU. Terkait sampai kapan pemblokiran dari pusat akan berakhir, Agustiawan mengaku belum bisa memastikan hal tersebut.
"Belum tahu. Kalau sudah terkoneksi, akan bisa segera dilepas blokirnya," sambungnya.
Untuk melepaskan pemblokiran tersebut, menurutnya SPBU harus melakukan perbaikan terlebih dahulu.
"Bisa jadi di jaringan IT nya, atau bisa jadi harus dilengkapi dulu perangkat pendukungnya," ungkapnya.
Ia pun mengimbau kepada pihak SPBU agar selalu memastikan dispenser unit terhubung dengan perangkat digital. Sehingga data transaksi dan stok dapat masuk ke dashboard untuk menghindari pemblokiran dari pusat.
Sebab, pemblokiran tersebut berpengaruh kepada konsumen BBM bersubsidi yang akhirnya tidak bisa membeli keperluan bahan bakar kendaraan mereka.
"Kita tetap berupaya menjaga penyaluran BBM ke SPBU-SPBU terdekat agar tidak mengalami kendala," tutupnya.
Laporan: Monang (Siak)
Editor: Eka G Putra