PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- TINGKAT kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau nomor dua secara nasional setelah Aceh. Untuk Aceh tingkat kesembuhannya mencapai 85 persen, sedangkan Riau 83 persen.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, Aceh menempati posisi pertama tingkat kesembuhan pasien dikarenakan jumlah pasien positif di sana tidak terlalu banyak. Termasuk Riau yang ada dalam urutan delapan terbawah secara nasional yang sedikit ditemukan pasien positif Covid-19.
"Kalau untuk faktor apa yang menyebabkan tingkat kesembuhan pasien Covid 19 Riau tinggi itu harus dilakukan pengkajian lebih lanjut. Tapi tentunya ini merupakan kabar bagus," ujar Indra Yovi.
Meskipun tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau cukup tinggi, Indra Yovi berpesan agar masyarakat tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Karena hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk virus itu.
"Kami ingatkan masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan, justru dengan tingkat kesembuhan yang tinggi. Kita harus mempertahankan hal tersebut dengan meningkatkan pemberlakuan protokol kesehatan," ajaknya.
Protokol kesehatan yang minimal harus terus dilakukan masyarakat, lanjut Indra Yovi, yakni dengan menggunakan masker. Karena hal tersebut sudah terbukti dapat mencegah penularan Covid-19.
"Minimal masyarakat kalau keluar rumah menggunakan masker. Tidak sulit kok memakai masker itu," sebutnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, hingga saat ini hanya tinggal empat kabupaten di Riau yang masih merawat pasien positif Covid-19. Empat daerah tersebut adalah Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan dan Indragiri Hilir.
"Dari empat kabupaten tersebut, total pasien positif Covid-19 yang masih dirawat berjumlah 12 orang," kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, hingga kemarin (4/6) total jumlah pasien positif Covid-19 di Riau masih 117 atau tidak ada penambahan dari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 99 orang di antaranya sudah dinyatakan sehat dan pulang, serta enam orang meninggal.
"Sedangkan untuk PDP (pasien dalam pengawasan, red) saat ini yang masih dirawat sebanyak 67 pasien. 1.237 yang sudah dinyatakan sehat dan pulang kemudian 161 meninggal dunia," paparnya.
Satu Pasien di Pelalawan Sembuh
Kabar gembira disampaikan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Pelalawan pada Kamis (4/6). Di mana satu dari dua pasien terkonfirmasi Covid-19 di Pelalawan, telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus mematikan tersebut. Warga Desa Angkasa Kecamatan Bandar Petalangan M Ridho Fitra Taufik (20) itu sembuh. Ini setelah pihak RSUD Selasih Pangkalankerinci menerima hasil sampel lendir (swab) terbaru dari Labkesda Riau yang menyatakan santri klaster Pondok Pesantren Al Fattah Tamboro Magetan Jawa Timur ini negatif corona.
"Ya, alhamdulillah, setelah hasil swab keluar, maka satu warga Pelalawan yang positif Covid-19 yakni MRFT telah nyatakan sembuh. Dan siang ini (kemarin, red), pasien itu telah dipulangkan ke rumahnya di Kecamatan Bandar Petalangan setelah 24 hari lalu dirawat di ruang isolasi RSUD Selasih Pangkalankerinci," terang Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Pelalawan H Asril SKM MKes didampingi Direktur RSUD Selasih dr Khairul Hamdi kepada Riau Pos, Kamis (4/6) siang.
Dijelaskan Asril, selama 24 hari menjalani perawatan, MRFT telah menjalani delapan kali pemeriksaan laboratorium terhadap cairan hidung dan mulut selama diisolasi. Sehingga hasil swab ketujuh dan ke delapan, yang bersangkutan dinyatakan telah negatif corona.
"Yang bersangkutan merupakan pasien positif Covid-19 yang paling lama dirawat di ruang isolasi RSUD Selasih yakni 24 hari. Dan dengan telah sembuhnya satu pasien terkonfirmasi Covid-19 itu, maka saat ini tersisa satu warga Pelalawan positif Corona yang saat ini masih di rawat di Eka Hospital Pekanbaru, yakni AT (23) mahasiswa dari Arab Saudi," ujarnya.
Siapkan Perwako Perilaku Hidup Baru
Pekanbaru memasuki era new normal (kenormalan baru) usai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir 28 Mei lalu. Sebagai pedoman beraktivitas masyarakat sehari-hari, kini Peraturan Walikota (Perwako) tentang perilaku hidup baru (PHB) yang mengaturnya memasuki tahap akhir penyusunan.
Meski masa yang disebutkan pemerintah pusat saat ini adalah new normal, namun secara resmi tidak semua daerah ditetapkan untuk pemberlakuan new normal. Di Riau, hanya dua daerah resmi ditetapkan new normal oleh pemerintah pusat. Yakni Rokan Hilir dan Kuantan Singingi sebagai zona hijau yakni daerah aman.
Kota Pekanbaru saat ini masuk kategori zona kuning. Yakni tingkat risiko penularan rendah. Sudah 13 hari terakhir tak terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru. Sudah tiga hari terakhir pula tiga pasien positif terakhir sembuh dan boleh pulang. Membuat kini tak ada lagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang masih dirawat di Kota Pekanbaru. Total sepanjang pandemi Covid-19 mewabah di ibukota Provinsi Riau ini, ada 40 pasien terkonfirmasi positif. 36 di antaranya sembuh dan empat orang meninggal.
Pasca PSBB berakhir, pengetatan pembatasan aktivitas kehidupan warga yang sempat diberlakukan berakhir pula. Memasuki kondisi kenormalan baru, pedoman beraktivitas masyarakat yang berdampingan dengan Covid-19 disusun dengan secara ketat menerapkan protokol kesehatan. Pedoman ini disusun dalam perwako PHB.
"Inilah kita buat aturan bagaimana kita memberikan kepada masyarakat ruang dan waktu untuk bergerak," kata Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Kamis (4/6) usai memimpin rapat penyusunan perwako PHB.
Pemerintah, lanjut Firdaus, harus memberikan bimbingan dan pengayoman. Karena kebebasan yang diberi saat new normal bukan berarti sebebas-bebasnya. Karena kehidupan warga Pekanbaru masih dalam ancaman. Di Riau ada beberapa kelompok daerah berdasarkan ancaman penyebaran Covid-19. Yakni zona merah dengan bahaya tinggi, oranye, tingkat risiko sedang, kuning tingkat resiko rendah dan hijau aman.
"Yang boleh menerapkan new normal life itu adalah daerah yang sudah hijau. Sementara kita masih kuning. Maka oleh sebab itu kita membuat aturan. Agar masyarakat bisa bergerak, tetapi tetap harus disiplin untuk melindungi diri sendiri dan keluarga," jelas Firdaus.
Penyusunan Perwako sebutnya ini untuk pemberlakuan perilaku hidup baru. Perwako ini akan dikirim ke Gubernur Riau, Jumat (5/6).
"Perwako sudah rampung dan hanya tinggal dirapikan malam ini (kemarin, red). Kemudian, Perwako ini dikirim ke Gubernur Riau besok (hari ini, red)," urainya.
Kepada Firdaus, Riau Pos kemudian menanyakan apa yang menjadi perbedaan mendasar saat PSBB dengan kondisi hari ini. Dia menyebut terkait peran aktif masyarakat.
"PSBB pemerintah aktif. Perbedaan dengan yang sekarang, pemerintah memfasilitasi, masyarakat yang harus aktif," tutupnya.(sol/amn/ali/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)