Tujuh Kecamatan Dilanda Banjir

Riau | Senin, 03 Desember 2018 - 15:15 WIB

PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Meski sempat mengalami penurunan, namun bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Pelalawan kembali meluas. Hal ini disebabkan kembali meningginya intensitas curah hujan yang terjadi sejumlah wilayah di Provinsi Riau, sehingga pemerintah terpaksa mengambil inisiatif untuk membuka kembali pintu waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar

Alhasil dampak dari meluapnya kapasitas air di Sungai Kampar tersebut, maka telah menyebabkan sejumlah desa dan kelurahan di tujuh kecamatan di Kabupaten Pelalawan kembali direndam air. Ketujuh kecamatan yang dilanda banjir tersebut yakni Kecamatan Pangkalankerinci, Kecamatan Langgam, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Bunut, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Ukui dan kecamatan Teluk Meranti. 

Tidak hanya merendam sejumlah fasilitas umum (fasum) seperti akses jalan yang menghubungkan pemukiman penduduk, sekolah serta rumah ibadah, namun banjir dengan ketinggian air bervariasi yakni 0 hingga 50 centimeter ini, juga telah menyebabkan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di pondok Pesantren Najma di Desa Petodaan Kecamatan Teluk Meranti terpaksa dihentikan sejak sepekan terakhir. 
Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Bahkan, akibat banjir tersebut, telah menyebabkan ratusan kepala keluarga (KK) ikut terdampak banjir meski sejauh ini belum ditemukan adanya rumah warga yang tenggelam direndam air efek dari banjir. Namun demikian, tentunya banjir ini jelas sangat mengganggu aktifitas masyarakat, karena akses jalan darat yang telah digenangi air ini, hanya bisa ditempuh dengan menggunakan transportasi air yakni pompong.

‘’Ya, berdasarkan hasil pemantauan  yang kita lakukan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, ada beberapa desa dan kelurahan di tujuh kecamatan yang dilanda banjir. Di mana banjir ini disebabkan akibat meluapnya debit air Sungai kampar dan meningginya intensitas curah hujan serta dibukanya waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar. Alhasil, ratusan kepala keluarga juga ikut terdampak banjir karena air telah menggenangi halaman rumah mereka,” terang Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) H Ardianto SE kepada Riau Pos, Ahad (2/12) kemarin via selulernya. 

Diungkapkannya, bahwa sejumlah desa dan kelurahan tersebut yakni Desa Rantau Baru, Desa Kuala Terusan dan Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota, Kecamatan Pangkalan Kerinci. 

Di mana kondisi ketinggian air yang terjadi di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci ini, 30 centimeter sehingga telah menyebabkan terputusnya akses jalan darat. Kemudian, banjir juga merendam akses badan jalan di Dusun Mauara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam dengan ketinggian air 40 centimeter. Banjir ini, juga menggenangi Kelurahan Bunut, Desa Lubuk Mas, Desa Sungai Buluh, Desa Petani dan Desa Merbau Kecamatan Bunut. Serta Kelurahan Pelalawan, Desa Sering, Desa Tolam, Desa Sei Ara dan Desa Ransang Kecamatan Pelalawan dengan ketinggian air 20 centimeter. 

‘’Genangan air juga telah merendam badan jalan di Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras serta Desa Lubuk Kembang Bungo dan Desa Air Hitam di Kecamatan Ukui dengan ketinggian air 40 centimeter. Selain itu, banjir ini juga merendam akses jalan darat di Desa Petodaan Kecamatan Teluk Meranti dengan ketinggian air 50 centimeter. Bahkan, akibat genangan air ini, juga telah berdampak aktivitas KBM di pondok Pesantren Najma Desa Petodaan kecamatan Teluk Meranti ini, juga terpaksa dihentikan sejak sepekan terakhir,” ujarnya.

Ditambahkan Ketua Tagana, bahwa debit air aliran Sungai Kampar diprediksi akan kembali melangami peningkatan. Hal ini disebabkan masih tingginya intensitas curah hujan yang terjadi di Kabupaten Pelalawan dan pasang naik air laut. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyakat di Negeri Seiya Sekata ini khususnya di sekitar daerah aliran sungai (DAS), agar dapat selalu waspada dan berhati-hati terhadap bahaya bencana banjir. Salah satunya dengan mengurangi aktivitas disungai sehingga tidak menyebabkan terjadinya hal-hal negatif. 

‘’Kami berharap agar bencana banjir ini dapat segera surut total sehingga masyarakat dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasanya,” tutupnya seraya menghimbau agar perusahaan disekitar bantaran sungai (DAS) dapat memberikan bantuan kepada korban banjir serta melakukan normalisasi sungai sebagai antisipasi terjadinya banjir dikemudian hari.(izl) 

(Laporan M AMIN AMRAN, Pangkalankerinci)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook