MAKSIMALKAN PENGAWASAN DI TAHAP PENCEGAHAN

Turun karena Sampel Swab Diperiksa Sedikit

Riau | Selasa, 03 November 2020 - 08:29 WIB

Turun karena Sampel Swab Diperiksa Sedikit
dr Nuzelly Husnedi MARS (Direktur RSUD Arifin Ahmad)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dalam dua hari terakhir, jumlah penambahan pasien positif Covid-19 di Riau terus menurun. Jika pada Ahad (1/11) hanya ada penambahan 31 pasien positif, per Senin (2/11) penambahan pasien positif Covid-19 kembali menurun, yakni 11 pasien. 

Direktur RSUD Arifin Ahmad dr Nuzelly Husnedi MARS mengatakan, salah satu faktor menurunnya jumlah pasien positif Covid-19 di Riau juga akibat sedikitnya sampel swab yang diperiksa di laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad. Hal tersebut dikarenakan libur panjang sehingga tidak banyak orang yang melakukan swab.


"Karena hari libur panjang dan banyak orang yang tidak melakukan pemeriksaan swab sehingga sampel swab yang masuk tidak sebanyak hari biasanya. Kemudian petugas di laboratorium juga melakukan pembersihan di laboratorium," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pembersihan laboratorium penting dilakukan untuk memastikan kebersihan laboratorium dari virus-virus. Pasalnya, belakangan ini laboratorium biomolekuler terus melakukan pemeriksaan secara maraton karena banyaknya sampel yang masuk.

"Karena libur panjang, petugas yang ada di biomolekuler istirahat, dan juga dilakukan agar jangan sampai menyebar virusnya, karena selama ini dikejar terus 24 jam bekerja," sebutnya.

Dari data yang dirangkum, sampel swab yang diperiksa per hari Ahad (1/11) dan dilaporkan hari Senin hanya berjumlah 160 sampel. Jumlah ini jauh berbeda dari beberapa hari sebelumnya, di mana sampel harian yang diperiksa bisa mencapai ribuan sampel.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 11 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Senin (2/11). Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 14.841.

"Kabar baiknya pasien yang sembuh masih terus bertambah 159 orang, sehingga total sudah 11.561 orang sembuh. Sedangkan pasien yang meninggal dunia bertambah dua orang, sehingga total 340 meninggal akibat Covid-19 di Riau," paparnya. 

Dalam pada itu Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Riau, Khairul Amri MSi menilai untuk kasus Covid-19 Pemprov Riau belum mampu memformulasikan kebijakan yang tepat dan dampaknya dirasakan.

"Artinya kebijakan yang dibuat selama ini tidak mampu menekan angka penyebaran. Mestinya dari awal dulu pemerintah bisa melihat spesifikasi kasus Covid-19 di Riau ini. Dilihat mulai dari kultur sosial dan faktor lainnya. Seharusnya ini menjadi dasar formulasikan kebijakan itu," kata Khairul kepada Riau Pos, Senin (2/11).

Dikatakan Khairul, Pemprov Riau bersama pemko/pemkab, adalah pertama di tahap pencegahannya. Menurut Khairul adalah hal yang sangat penting.

"Kebijakan itu tak hanya pada saat dikeluarkan saja, harus ada proses kontroling atau pengawasan. Kalau saya menilai saat ini, kontrol itu yang tak berjalan maksimal," ungkapnya.

Diutarakannya, dalam suatu tujuan tentu ada hasilnya, atau tujuan yang dicapai dan ada strategi mencapainya. 

"Strategi nggak berjalan kalau nggak ada ada pengawasan," tuturnya.

Khairul menjelaskan, bahwa dalam sebuah kebijakan yang paling penting adalah pengawasan agar kebijakan itu berjalan dengan baik. Dalam kasus Covid-19 di Riau ini, mesti ada pengawasan yang serius untuk menekan angka penyebaran, agar ada konskuensinya jika terdapat pelanggaran.

"Pengawasan yang mesti ditegakkan, kalau kita bilang ya jangan pelepas cakap aja," ujarnya.

Lebih lanjut, dosen muda ini menekankan, apapun kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk penanggulangan Covid-19, harus dibarengi dengan fungsi pengawasan yang maksimal. Dia mencontohkan, sebenarnya bisa saja pemerintah bersama instansi terkaitnya melakukan patroli ke kantor-kantor, pusat keramaian, dan sebagainya.

"Kemudian sidak, nah kalau ada yang tak indahkan protokol kesehatan bisa instansinya atau pimpinan tertingginya diberi sanksi. Misal di dinas A pegawainya tak terapkan prokes, wajib sanksi agar ada perubahan," katanya.

Tentunya dengan pengawasan yang maksimal diyakini dapat menekan angka penyebaran Covid-19. Dalam hal ini pemerintah Provinsi Riau harus tegas dalam hal penegakan aturan. Khairul menyebut, untuk lebih maksimal tentunya diperlukan peran semua pihak, terutama masyarakat juga.

"Jadi, masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dan kedua pemerintah harus disiplin juga mengawasi kebijakan itu. Kalau ini sudah berjalan kita yakin mungkin sebulan ini bisa menurun. Kalau tak dijalankan mungkin akan begini terus," tuturnya.

Sejauh ini, dia menilai peran dan sinergi pemerintah terhadap institusi lain sudah cukup maksimal, seperti dengan TNI dan Polri. Ini merupakan suatu sinergi yang harus terus dipupuk untuk menegakkan kebijakan yang maksimal

Waspadai Lonjakan Kasus Akhir Tahun 

Usai libur panjang akhir November kemarin, kekhawatiran akan lonjakan penambahan kasus terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Pekanbaru belum usai. Libur Natal dan Tahun Baru pada Desember nanti disertai pelaksanaan pilkada serentak bisa jadi ancaman. 

Demikian dikatakan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Senin (2/11). Dampak dari libur panjang akhir November kemarin masih akan dilihat terhadap penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.  "Tinggal melihat akibatnya lagi. harapan kita bagaimana pemerintah pusat dan tim tugas daerah memberikan edukasi pada masyarakat di rumah lebih baik. Tapi kan ternyata yang keluar itu lebih banyak juga.  Mudah-mudahan sehat-sehat saja," katanya. 

Dia melanjutkan, warga dari Pekanbaru dan Riau mayoritas pergi menghabiskan libur panjang ke provinsi Sumatera Barat. Daerah yang pada dasarnya juga tinggi angka penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nya. 

"Tempat mereka keluar itu tetangga terdekat, Sumatera Barat. Dua pekan lalu Pekanbaru penularan tertinggi, kemudian turun diganti dengan Padang. Artinya Sumbar dan Riau ini zona merah. Jadi kalau saudara kita libur kemarin, mudah-mudahan, tak tertular Covid-19," paparnya. 

Kemudian pula, Firdaus menggarisbawahi pihaknya kini mengantisipasi datangnya akhir Desember 2020.

"Kemudian nanti di akhir tahun ada Natal, tahun baru, ada pilkada juga. Jadi antisipasi kita ada gelombang besar di akhir tahun," tegasnya. 

Di akhir tahun pula dia mewanti-wanti pada jajarannya untuk mempersiapkan kebutuhan obat-obatan dan makanan terkait pasien Covid-19 di Pekanbaru sampai akhir Januari 2021 mendatang."Apalagi perubahan tahun anggaran. Obat-obatan dan makan pasien harus disiapkan hingga akhir Januari 2021," singkatnya.(sol/p/ali/rio/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook