Karhutla Sudah 990 Hektare, 20 Orang Tersangka

Riau | Kamis, 03 Agustus 2023 - 11:30 WIB

Karhutla Sudah 990 Hektare, 20 Orang Tersangka
Kapolres Dumai AKBP Dhovan Oktavianton (kanan) memadamkan api yang membakar lahan di Jalan Simpang Sakel, Kelurahan Gurun Panjang, Kecamatan Bukit Kapur, Dumai, Rabu (2/8/2023). (POLRES DUMAI UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Cuaca panas dan curah hujan yang berkurang di Riau mulai berdampak pada terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hingga saat ini, karhutla sudah terjadi di 12 kabupaten/kota dan luasnya mencapai 990,59 hektare. Di sisi lain, aparat penegak hukum juga menetapkan 20 tersangka terkait karhutla ini.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, sejak Januari hingga Agustus 2023, pihaknya mencatat sudah 990,59 hektare lahan di Riau yang terbakar. ‘’Daerah yang paling banyak terjadi karhutla adalah Kabupaten Bengkalis yakni seluas 363,48 hektare,’’ ujarnya, Rabu (2/8).


Selanjutnya, karhutla meluas di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) 154,10 hektare, Dumai 110,37 hektare, Kabupaten Pelalawan seluas 92,23 hektare, Kabupaten Kampar 58,77 hektare, Indragiri Hilir (Inhil) 49 hektare, Indragiri Hulu 45,70 hektare, Siak 36,64 hektare, Pekanbaru 35,15 hektare, Rokan Hulu (Rohul) 26,40 hektare, Kepulauan Meranti 17,25 hektare, dan terendah Kuantan Singingi hanya  2 hektare.

“Sementara itu, untuk hotspot di Riau ada 1.173 dan total firespot ada 360 titik,” sebutnya.

Terkait mulai meningkatnya karhutla di Riau, BPBD Riau juga terus melakukan upaya pemadaman. Baik melalui satgas darat maupun satgas udara menggunakan helikopter water bombing. “Untuk di tiga lokasi yang terjadi karhutla yakni di Rokan Hilir, Pelalawan, dan Bengkalis dilakukan pemadaman menggunakan helikopter water bombing,” kata Edy Afrizal.

Helikopter water bombing dikerahkan karena lokasi di tiga wilayah tersebut cukup sulit untuk dijangkau tim satgas darat. “Di Pelalawan itu dekat Sungai Kampar, di Rohil jauh dari permukiman, dan di Mandau Bengkalis itu cukup sulit untuk diakses sehingga diperlukan pemadaman menggunakan helikopter,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya-upaya pencegahan. Yakni dengan melakukan deteksi dini baik melalui sosialisasi, patroli udara dan darat, serta pencegahan. “Kami tetap memaksimalkan sarana prasarana baik SDM. Peralatan yang semuanya itu kami kerahkan. Kami juga selalu berpesan kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan,” imbaunya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Pol Teguh Widodo memaparkan total tindak pidana karhutla yang tengah ditangani masing-masing Polres maupun Polresta ada 22 kasus.

Secara rinci kasus tersebut  terjadi di Polres Rohil 6 kasus dengan 8 orang tersangka, Polres Dumai sebanyak 5 kasus dengan 5 tersangka, Polres Inhil 2 kasus dengan 2 tersangka, Polres Kuansing 3 kasus dengan 3 tersangka, Polres Rohul 1 kasus dengan 1 tersangka, Polresta Pekanbaru 1 kasus 1 tersangka, dan terakhir Polres Bengkalis sebanyak 4 kasus.

‘’Untuk total tersangka ada 20 orang yang keseluruhannya merupakan tersangka perorangan. Sedangkan untuk proses penyidikan berjumlah 7 kasus dan tahap 1 sebanyak 8 kasus. Tahap 2 ada sebanyak 7 perkara,” ujarnya.

Meski sudah ada tersangka, karhuta masih saja muncul.  Di Kota Dumai, karhutla terjadi Jalan Simpang Sakel, Kelurahan Gurun Panjang, Kecamatan Bukit Kapur, Dumai, Rabu (2/8).

Kapolres Dumai AKBP Dhovan Oktavianton turun langsung bersama beberapa Pejabat Utama (PJU) Polres Dumai melakukan pemadaman di lokasi yang merupakan lahan gambut. “Luas terbakar lebih kurang 2 hektare. Karena angin kencang dan cuaca panas terik, karhutla merembet dan meluas,” sebut AKBP Dhovan.

Kepada jajaran, AKBP Dhovan meminta agar api dapat dipadamkan dan tidak meluas. Yang terpenting dirinya memastikan bahwa setiap peristiwa karhutla yang terjadi di Kota Dumai akan diusut hingga tuntas. “Sesuai perintah langsung Kapolda, padamkan, dan usut tuntas dugaan tindak pidananya,” tegas Kapolres.

Di Indragiri Hulu Tim Gabungan Karhutla Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) melakukan pendinginan di areal yang terbakar di Desa Paya Rumbai Kecamatan Seberida. “Saat ini api mulai padam tetapi masih menimbulkan asap dan tinggal pendinginan,” ujar Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Dody Iskandar.

Pola pemadaman yang dilakukan dengan cara pemblokiran sehingga titik karhutla yang terjadi tidak meluas. Namun sebelumnya api sempat meluas akibat angin yang berhembus cukup kencang. Makanya hingga hari ketiga, luas karhutla yang terjadi mencapai 23 hektare atau bertambah seluas 3 hektare.

“Luas lokasi yang berpotensi menimbulkan asap masih mencapai 8 hektare,” ungkapnya.

Untuk menuntaskan pemadaman, pada hari ketiga pihaknya menurunkan sebanyak 21 orang personel atau lebih banyak dari sebelumnya. Kemudian personel juga dibantu personel KPBD yang ada di kecamatan sebanyak 3 orang. “Semoga asap segera hilang agar tidak berdampak lebih terhadap kesehatan,” harapnya.
Proses pemadaman juga dilakukan di Kepulauan Meranti . Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul SIK MH memastikan bahwa tiga titik karhula di sejumlah wilayah hukumnya telah padam kurang dari 24 jam. “Saya pastikan sudah padam sebelum 24 jam sejak kejadian berlangsung,” ujarnya kepada Riau Pos, Rabu (2/8).

Saat ditanya soal penyebab kebakaran, ia belum mengetahuinya secara pasti karena masih didalami oleh Satreskrim. “Saat ini kita belum tau lagi apa penyebabnya. Karena sedang didalami oleh jajaran,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Rangsang Iptu AGD Simamora saat dikonfirmasi sedang berada di lokasi kebakaran. Ia menerangkan bahwa lahan yang terbakar hingga saat ini masih dihitung secara pasti jumlahnya. “Lahan yang terbakar itu semak belukar, sebagian milik masyarakat dan sebagian masih kita telusuri terus,” ungkapnya.(sol/nda/kas/wir/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook