PEKANBARU (RIAUPOS) - Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan hasil perkebunan kelapa sawit di Riau. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kepada pekebun.
Luas komoditi kelapa sawit di Provinsi Riau menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan kelapa sawit seluas 3,38 juta hektare. Jumlah ini merupakan luas kebun kelapa sawit nomor satu di Indonesia yang luasnya mencapai 16,8 juta hektare (20,08 persen).
Kepala Dinas Perkebunan Riau Ir Zulfadli mengatakan, untuk meningkatkan hasil produksi perkebunan itu, pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Direktorat Jenderal, dan IPB Training memberikan pelatihan kepada 26 pekebun di Provinsi Riau.
"Pelatihan ini dalam rangka untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS). Digelar selama 10 hari di Pekanbaru, mulai 1-10 Agustus 2022," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, adapun sejumlah materi pelatihan yang disampaikan yaitu, strategi pengembangan kelembagaan pekebun, manajemen kemitraan dan kepemimpinan kelembagaan pekebun. Kemudian, materi administrasi dan program tabungan, perencanaan ekonomi rumah tangga, dan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan.
"Pelatihan penguatan kelembagaan angkatan 1 tahun 2022 ini, melibatkan 26 orang pekebun. Dengan rincian 11 orang pekebun dari Kabupaten Kampar dan 15 orang berasal dari Kabupaten Pelalawan," ujarnya.
Dijelaskan dia, dalam pelatihan ini menghadirkan narasumber Dr Ir Lili Dahliani MM MSi selaku tim narasumber IPB Training. Pada pelatihan ini juga diberikan materi terkait dengan pengembangan kelembagaan pekebun. Kemudian, turun lapangan ke KUD yang dinilai sukses dalam menjalankan kelembagaannya.
Tidak bisa dipungkiri perkebunan kelapa sawit merupakan penggerak utama atau pilar utama ekonomi Riau, karena sebarannya yang sangat luas dan melibatkan 823.026 KK petani.
Jika asumsi 1 KK terdiri dari 4 orang, maka sekitar 3,37 juta orang menggantungkan hidupnya dari perkebunan, atau sekitar 52,7 persen dari jumlah penduduk di Provinsi Riau yang sebanyak 6,8 juta orang.
"Saat ini program pemerintah tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan produksi di bidang perkebunan, tetapi yang lebih diutamakan adalah peningkatan pendapatan petani," paparnya.(sol)