PEKANBARU dan DUMAI (RIAUPOS.CO) - Insiden ledakan kilang minyak milik PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai, Sabtu (1/4) malam mengakibatkan sekitar 300-an rumah warga, termasuk beberapa masjid mengalami kerusakan seperti kaca pecah, dinding retak, dan plafon rumah roboh.
Jumlah kerusakan cukup banyak karena antara tembok terakhir kilang dan rumah masyarakat hanya dipisahkan oleh jalan dan berjarak sekitar 10 meter. Sebagian besar rumah tersebut berada di 13 RT di dua Kelurahan yakni Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Jaya Mukti.
Selain kerusakan materil, ledakan ini juga mengakibatkan korban luka-luka sebanyak sembilan orang, bertambah empat orang dari yang diberitakan sebelumnya. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau Imron Rosyadi.
‘’Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui terdapat sembilan korban mengalami luka-luka. Mereka adalah Deni Indra Cahya, Suprasto Widoyo, Kahalilul Rahman, Muhammad Farhan, Dedi Munandar, Rommel Suhara, Baginda Restu, Febri Aydira, dan Yuliadi. Seluruh korban telah terdaftar dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan tidak ada korban jiwa meninggal dunia,’’ ujarnya.
‘’Para korban mendapatkan perawatan ringan baik di RS Pertamina Medika dan Poliklinik Pertamina. Namun korban atas nama Romel Suhara, dirujuk ke RS Awal Bross Pekanbaru untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Secara umum, korban dalam kondisi sadar dan stabil,” tambahnya.
Hal ini juga diakui Area Manager Comm Rel and CSR Kilang Dumai, Agustiawan. “Perlu kami tegaskan di sini, bahwa tidak ada korban jiwa. Hanya ada luka ringan dari 9 orang dari pekerja atau operator kilang kami yang tadi malam (Sabtu) sudah mendapatkan pertolongan Pertamina dari Rumah Sakit Pertamina Dumai. Semua sudah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi stabil, sadar, dan aman,” ujarnya.
Salah seorang warga yang mendapatkan dampak, Juadi warga RT 10 Kelurahan Tanjung Palas mengaku sempat ketakutan dan trauma atas kejadian malam tersebut. “Kejadian tersebut sangat singkat. Sebelum mendengarkan suara dentuman yang keras yang memecahkan sebagian kaca rumah saya, sempat terdengar suara seperti sumbu mercon dinyalakan dan langsung diiringi suara dentuman yang keras dan getaran,” ujar Juadi.
‘’Saya beserta istri langsung keluar rumah dan beberapa tetangganya saya juga sudah berada di luar rumah. Sempat trauma dengan kejadian ini. Saat malam kejadian saya mengungsi ke rumah anak, takut terjadi ledakan kedua dari dalam kilang Pertamina tersebut,” tambahnya.
Sementara korban lainnya, Satinem mengaku sempat merasakan tubuhnya melompat sendiri setelah mendengar suara ledakan dari kilang Pertamina yang hanya berjarak kurang lebih 10 meter dari rumahnya. “Rumah bergetar dan saya langsung keluar rumah takut terjadi apa-apa,” ujar wanita berusia 84 tahun yang tinggal sendiri di rumah miliknya.
Di sisi lain, Wali Kota Dumai, H Paisal langsung mendatangi warga Kota Dumai khususnya yang berada di Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Jaya Mukti. Paisal juga menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat yang dikunjungi sembari berbincang dan memberikan semangat kepada masyarakat.
Paisal mengungkapkan, bahwa saat ini situasi sudah aman, hal itu berdasarkan informasi yang didapat dari pihak KPI RU Dumai. “Alhamdulilah semua sudah aman. Lokasi yang meledak sudah aman dan sudah mendapatkan penanganan oleh ahlinya. Jadi masyarakat tak perlu risau lagi,” katanya.
Diakuinya, warga yang sempat mengungsi juga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun, diakuinya warga tentunya masih ada yang takut dan trauma. Untuk itu pihaknya meminta camat, lurah dan tokoh masyarakat terutama pihak RU Dumai agar memberikan edukasi dan penjelasan kepada masyarakat terkait situasi terkini.
“Saya juga sudah meminta camat dan lurah untuk mendata warganya yang terdampak ledakan kilang RU Dumai. Data ini harus dituntaskan beberapa hari ke depan agar masyarakat bisa mendapatkan hak atas dampak ledakan,” ujarnya.
‘’Kalau memang bisa, kami harap Pertamina melakukan relokasi warga sekitar lokasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti warga yang meminta harga tinggi. Maka kita bentuk tim pengajian dan perhitungan jadi antara Pertamina dan masyarakat sama-sama enak,’’ ujarnya.
Sementara, Lurah Ketua Tanjung Palas, Untuk Efendi juga mengungkapkan situasi saat ini sudah aman terkendali. Diakuinya, bahwa warga yang sebelumnya mengungsi juga sudah kembali ke rumahnya, meskipun dengn kondisi masih takut dan waswas bakal ada ledakan susulan.
“Kami berharap pihak Pertamina RU II Dumai bisa bertanggung jawab penuh akibat peristiwa ledakan yang mengakibatkan rumah warga banyak yang rusak dan fasilitas umum juga banyak yang rusak sehingga masyarakat bisa menjadi tenang,” ujarnya.
Sementara itu, Area Manager Comm Rel and CSR Kilang Dumai, Agustiawan mengatakan compressor unit yang mengalami insiden pun saat ini telah diisolir. “Pasca insiden, saat ini kami fokus pada proses recovery terhadap kondisi kilang ataupun unit tersebut. Sampai saat ini, kami bisa pastikan bahwa unit compressor gas yang terjadi ledakan tadi malam itu sudah kita lakukan isolir,” ujarnya, Ahad (2/4).
Ia menegaskan bahwa Pertamina RU II Dumai akan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh dampak yang diakibatkan. Pihaknya juga mengaku tengah fokus pada tindak lanjut dampak yang diakibatkan dari ledakan tersebut. “Sudah dibentuk tim yg melibatkan unsur perwakilan masyarakat, pemerintah, APH dan Pertamina untuk melakukan pendataan kerugian akibat insiden ini,” terangnya.
Tim pendataan dikatakannya akan mencatat seberapa jauh dampak yang terjadi dan dimana saja masyarakat yang terdampak. Sehingga bisa memitigasi merencanakan tindak lanjut dari langkah recovery berikutnya.
“Ambulans dan tenaga medis telah disiagakan dari kemarin malam (Sabtu) hingga hari ini (kemarin, red) untuk melayani keluhan kesehatan masyarakat. Posko keluhan masyarakat dan pendataan pun telah disiapkan di Kantor Lurah Tanjung Palas. Semoga prosesnya bisa segera diselesaikan sehingga masyarakat bisa segera nyaman beraktivitas normal kembali,” pungkas Agustiawan.
Saat ini, dikatakannya kilang RU II Dumai beroperasi secara normal meskipun unit kompresor gasnya saat ini dihentikan sementara dan beberapa unit terkait dengan kompresor gas tersebut juga dilakukan proses sirkukasi. “Kami mohon doa semoga proses revocery dari kilang ini berjalan cepat dan lancar. Sehingga kami bisa menjamim stok penyaluran produk BBM Sumbagut dalam kondisi aman,’’ paparnya.
Sementara itu, untuk menjamin keamanan masyarakat akibat ledakan ini, Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal melakukan kunjungan langsung. “Alhamdulillah sudah kembali normal dan sudah dibersihkan oleh pihak Pertamina,” ujarnya, Ahad (2/4).
‘’Kami pastikan kondisi kilang Pertamina ini sudah aman dan sudah bisa beroperasi sebagaimana biasanya dan diharapkan masyarakat tidak lagi khawatir untuk kembali ke rumah dan menjalankan aktivitas seperti biasanya,’’ ujar Kapolda.
“Tadi (kemarin, red) kami melihat langsung personel Pertamina melakukan pembersihan lebih lanjut di lokasi ledakan tersebut tanpa menggunakan masker. Dengan kata lain lokasi tersebut tidak berbahaya sebagaimana yang kabar yang sempat beredar di tengah masyarakat,” tambahnya.
Iqbal mengatakan, sudah menurunkan Tim Inafis dan Forensik Polda Riau dibantu oleh tim Inavis Polres Dumai untuk melakukan olah tempat kejadian perkara guna mencari penyebab ledakan dan memastikan kalau lokasi tersebut memang sudah aman. ‘’Saya juga sudah meminta keterangan dan melakukan dialog bersama manajemen Pertamina,’’ tambahnya.
Pastikan Stok Penyaluran BBM dan Elpiji Aman
Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara memastikan bahwa pasokan dan distribusi energi di wilayah operasionalnya berjalan dengan baik dan aman pasca peristiwa yang menimpa Refinery Unit II (RU II) Dumai pada Sabtu (1/4) malam.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria menyampaikan bahwa pasokan dan distribusi BBM dan elpiji bagi masyarakat di Wilayah Sumbagut tetap berjalan dengan aman pasca peristiwa yang menimpa Refinery Unit II (RU II) Dumai.
“Masyarakat jangan khawatir stok yang ada di Integrated Terminal (IT), Fuel Terminal (FT) dan sarfas Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, dipastikan aman dan tetap beroperasi dengan normal,” terang Satria.
Sebagai informasi Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memiliki wilayah operasi distribusi meliputi lima provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. “Kilang RU II Dumai memasok BBM dan LPG ke sarfas-sarfas operasi Patra Niaga Regional Sumbagut, meliputi FT dan IT yang terletak di Provinsi Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Utara” tambah Satria.
Sementara itu Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman mengatakan ledakan dan kebakaran disebabkan oleh terjadinya release H2 di area pipa section discharge area yang menyebabkan flash serta terbakarnya Unit Hydro Cracker (HCU). ‘’Beruntung kebakaran dapat dikendalikan dan dilokalisir dalam waktu sembilan menit di area ataupun lokasi yang terbakar,’’ ujarnya.
Sementara karakteristik kebakaran adalah hidrogen sehingga menghasilkan gelombang udara dan suara yang dahsyat yang berdampak pada lingkungan sekitar. “Saat ini sedang dilakukan shutdown dan recovery plan dari Unit Hydro Cracker (HCU) yang terbakar di Area Kilang Pertamina KPI RU II Dumai,” ujar Taufik.
Namun sambil melaksanakan recovery, Pertamina RU II Dumai memastikan pasokan BBM Provinsi Riau dan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) masih dalam tahap normal tidak terganggu. “Pertalite tersedia stok untuk 18 hari, solar tersedia stok untuk 17 hari, avtur tersedia stok untuk 60 hari, dan pertadex tersedia stok untuk 66 hari,” ujarnya.
‘’Untuk masyarakat sekitar yang terdampak akan kejadian ini akan kami beri bantuan. Saat ini tim kami dibantu pemerintah daerah dan TNI, Polri sedang melakukan pendataan dan kami akan membantu mereka yang terdampak akan Kejadian ini,” ujar Taufik.(azr/sol/nda//MX12/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru dan Dumai