Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), yang juga Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Riau Yoserizal Zen mengatakan, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) terus melobi Mendikbud agar muatan lokal (mulok) BMR dapat dimasukkan ke dalam data pokok pendidikan (Dapodik) sebagai rumpun tersendiri (budaya). Dengan demikian mulok BMR, tidak berada dalam rumpun lain yang sudah ada. Misalnya rumpun bahasa karena berbagai pertimbangan konseptual.
Harapan itu disampaikan saat kedatangan Mendikbud ke Pekanbaru, dalam rangka menghadiri tablig akbar sempena Milad Muhammadiyah. Di kesempatan itu juga menteri melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Mu’alimin Muhammadiyah di Bangkinang, Sabtu (2/2).
Siang itu, Sekdaprov Riau Ahmad Hijazi, Asisten I Setdaprov Ahmad Syah Harrofie dan Kadisbud Riau Yoserizal Zen kembali menggelar pertemuan dengan Mendikbud RI Muhadjir Effendy untuk membahas muatan lokal Budaya Melayu Riau.
Kadis Kebudayaan Yoserizal Zen mengungkapkan, dalam pertemuan itu menteri mengatakan, bahwa gagasan Riau itu bisa menjadi model bagi muatan lokal Indonesia yang selama ini terpaku pada rumpun bahasa. Pasalnya, budaya mencakup semua hal kehidupan manusia yang berpuncak pada nilai-nilai. “Mendikbud bersedia menerbitkan,” kata Yose.
Lanjutnya, Mendikbud minta jajaran terkait untuk segera merumuskannya sehingga lahir Permendikbud tentang mulok budaya. Sehingga Budaya Melayu dapat dipergunakan untuk ajaran di sekolah. “Saya sangat setuju, dan ini bisa jadi model mulok di Indonesia. Itu kata Mendikbud RI tadi,” ujar Yoserizal.
Yoserizal Zen menambahkan, ini sudah kedua kali dibahas dengan Mendikbud RI. “Sudah dua kali Riau berurusan dengan Mendikbud berkaitan dangan muatan lokal BMR ini. Sebelumnya juga telah menggelar pertemuan dengan Mendikbud, bahkan langsung disampaikan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim (waktu itu Plt Gubernur Riau),” terangnya.(dof/jpg)