Dalam pada itu bendahara pembangunan rumah Ruslan yakni Yan Kabidin yang juga Kepala Kamar Mayat di RSUD Indrasari mengatakan, dana yang terkumpul melalui dirinya dan rekannya sudah mencapai Rp 6.150.000.
“Ada yang juga yang menyumbang semen dan atap seng,” ujarnya disela-sela pembanguna rumah Ruslan.
Dana dari donatur lebih banyak disampaikan oleh para donatur di media sosial. Karena, kondisi dan rencana pembangunan rumah Ruslan, selalu tampilkan di media sosial facebook. Namun sebagian para donatur juga ada yang menyampaikan sumbangan langsung kepada Ruslan.
Sesuai targetnya, pembangunan rumah Ruslan melalui sumbangan donatur lebih kurang selama satu bulan. Sehingga untuk saat ini, Ruslan bersama istri dan anaknya ditumpangkan ke rumah tetangganya yakni Sarifah. “Ada beberapa donatur tetap seperti dari pak Sarpius pegawai BPN Rengat dan lainnya,” sebutnya.
Apa yang dialami Ruslan, juga menjadi perhatian pihak perguruan tinggi seprti Sekolah Tinggi Ilmi Ekonomi (STIE) Indragiri. Dengan kondisi itu, pihak kampus bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar gerakan Rp 1000.
Ketua BEM STIE Indragiri Winarji alias Erwin mengatakan, melalui gerakan Rp 1000, pihaknya berhasil mengumpulkan dana sebanyak Rp 2 juta. “Dana melalui gerakan Rp 1000 yang baru berjalan sepekan, sudah diserahkan kepada bendahara pembangunan rumah Ruslan,” ujarnya.
Selain melaksanakan gerakan Rp 1000, sejumlah mahasiswa STIE ikut serta bergotong royong membangun rumah Ruslan. Sehingga selama pembangunan rumah Ruslan, mahasiswa STIE berbaur dengan masyarakat dari berbagai kalangan.
“Mudah-mudahan dana yang terkumpul dari gerakan Rp 1000 dapat dimanfaatkan untuk pembanguan rumah Ruslan,” harap Erwin.(new)
