Hal itu pula, membuat Ruslan tidak mampu membangun rumah layak yang pada akhirnya lapuk dimakan waktu. Betapa tidak, ketika hujan datang pada malam hari, hanya bisa bertuduh dan berkumpul diruangan tengah yang sudah dilapisi spanduk bekas pada rumahnya dengan ukuran 5 X 6 meter.
Tanpa disadarinya, kondisi rumah yang ditempatinya sejak belasan tahun itu menjadi perhatian publik. Hal itu tidak lain setelah ada pemberitaan di salah satu media yang diketahui tetangganya yakni Syarifah pegawai di Kantor Dishubkominfo. “Berkat ibuk Syarifah, banyak orang yang datang ke rumah saya dan akhirnya jadi begini,” kenangnya.
Hanya saja sebut Ruslan, ketika rumahnya sudah dibangun secara permanen masih ada yang mengganjal dalam hatinya. Dimana, Ruslan memikirkan bagaimana cara membalas budi dan jasa para dermawan. Sebab, berkat para dermawan itu pula, mereka sekeluarga akan bisa hidup dibawah bangun yang tidak bocor lagi.
Ruslan kembali berpikir untuk membalas budi dan jasa para donnatur tersebut yakni dengan cara berdoa kepada Allah SWT.
“Saya mendoakan semua pihak yang ikut serta dalam pembangunan ini, semoga dilimpahkan rezki dan kesehatan serta dimudah segala urusannya untuk kebaikan,” harapnya.