SULITNYA AIR BERSIH LAYAK MINUM DILAHAN GAMBUT

Kembangkan Sistem Pemanenan Air Hujan, Antisipasi Kekurangan Air Bersih

Riau | Minggu, 25 Oktober 2015 - 10:23 WIB

Kembangkan Sistem Pemanenan Air Hujan, Antisipasi Kekurangan Air Bersih
TAMPUNG AIR HUJAN: Masyarakat Selatpanjang menggunakan embung untuk menampung air hujan dari cucuran atap rumah. Foto diambil baru-baru ini.

Kota Selatpanjang juga memiliki semacam kolam berukuran sekitar 30 meter persegi, terletak di tengah kota. Sumber air ini dinamakan dengan Telaga Bening, hanya saja dalam perkembangannya sering disebut dengan Kolam Camat, karena letaknya dulu persis di sebelah rumah dinas Camat Selatpanjang sejak dulu. Bahkan air telaga ini juga digunakan oleh jamaah Masjid Al-Falah yang berada di arah utara telaga untuk berwudhu, masjid ini sendiri merupakan masjid tertua di Selatpanjang.

Tidak jauh dari telaga, berdiri plang larangan mengambil air dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti. Namun, jika kemarau tiba, warga mengacuhkan larangan tersebut dan tetap mengambil air dari sana.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tidak hanya memanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, ada juga warga yang menjadikan air telaga ini sebagai sumber rezekinya yakni dengan menjual air telaga kepada warga. Harga yang ditetapkan juga bervariasi tergantung jarak yang akan ditempuh.

“Kalau sekitar Selatpanjang bagian kota ini, 8 jerigen (30 liter) saya jual Rp45 ribu sampai di tempat,” ujar Anton (40). Dalam satu hari Anton bisa menjual kepada 5 hingga 10 lokasi, baik untuk keperluan keluarga maupun kebutuhan proyek pembangunan yang begitu pesat di Kota Selatpanjang.

Beberapa warga ada yang memanfaatkan alat penyaringan air gambut terdiri dari beberapa buah tabung yang terbuat dari potongan pipa yang didalamnya berisi pasir, kerikil, dan karbon aktif yang disusun dengan teknik tertentu sehingga menjadi sebuah alat penyaring, hasilnya air gambut terlihat lebih jernih.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook