Kemudian di Kecamatan Sungai Lala, ada enam desa yang terdampak di antaranya, Desa Pasir Bayu Mandi, Desa Pasir Selabau, Desa Kuala Lala, Desa Tanjung Danau, Desa Pasir Kelampaian dan Desa Morong. “Di Kecamatan Sungai Lala ada 74 unit halaman rumah warga mulai digenangi air dengan ketinggian antara 15 hingga 30 centimeter,” tambahnya.
Pihaknya terus mengimbau warga di sepanjang daerah aliran sungai untuk terus waspada. Karena susulan limpahan air Sungai Indragiri bisa saja terjadi. “Di bagian hulu, selain debit air masih tinggi juga curah hujan berpotensi terjadi,” terangnya.
Di Kabupaten Pelalawan, banjir masih melanda enam kecamatan yakni Kecamatan Langgam, Pangkalankerinci, Pelalawan, Ukui, Teluk Meranti, dan Bandar Seikijang. Genangan air masih merendam badan jalan, fasilitas umum lainnya hingga permukiman warga. Tinggi permukaan air bervariasi mulai dari 40 cm hingga mencapai dua meter.
“Ya, banjir yang terjadi 6 kecamatan di Pelalawan masih bertahan. Di mana hingga saat ini, genangan air masih merendam akses badan jalan dan fasilatas umum lainnya serta menggenangi pemukiman warga,” terang Kalaksa BPBD Pelalawan, Zulfan kepada Riau Pos, Selasa (19/12).
“Sejauh ini, banjir dampak air pasang belum mengganggu aktivitas warga. Pasalnya, banjir ini tidak berdurasi lama. Ya, paling sekitar tiga jam, banjir kembali surut. Dan saat pasang, banjir akan kembali muncul menggenangi badan jalan dan pemukiman warga,” tambahnya.
Artinya, sambung Zulfan, untuk saat ini, belum ada terjadi peningkatan tinggi permukaan air yang signifikan dampak meningginya intensitas hujan serta pembukaan pintu waduk PLTA. Untuk itu, pihaknya meminta agar seluruh masyarakat khususnya di daerah bantaran Sungai Kampar agar waspada terhadap bahaya banjir.
Di tempat terpisah, Camat Teluk Meranti, Raja Eka Putra menambahkan, banjir pasang telah merendam hampir seluruh wilayah di Kecamatan Teluk Meranti seperti Kelurahan Teluk Meranti, Desa Pangkalan Terap, Desa Pangkalan Panduk, Desa Petodaan, dan sejumlah desa lainnya.
“Tinggi air yang menggenangi badan jalan dan fasilitas umum lainnya serta pemukiman warga, rata-rata setinggi lutut orang dewasa. Namun demikian, banjir ini tidak sampai bertahan lama. Paling sekitar 4 hingga 5 jam, banjir akan kembali surut. Tapi, banjir ini tentunya tetap cukup mengganggu aktivitas warga. Untuk itu, kita berharap agar intensitas curah hujan dapat segera menurun sehingga warga dapat kembali beraktivitas dengan normal,” tuturnya.
Bukaan Lima Pintu Waduk PLTA Ditambah
Intensitas hujan yang tinggi hulu di waduk PLTA Koto Panjang membuat elevasi naik 83.81 MDPL, Selasa (19/12). Karena itu, bukaan pintu pelimpahan ditambah 40 cm. Jadi total bukaan di lima pintu pelimpahan waduk menjadi 110 cm atau 1,1 meter.
“Karena masih tingginya elevasi di waduk PLTA Koto Panjang. Maka kami melakukan penambahan bukaan pintu pelimpahan air waduk (spillway gate),” jelas Manajer PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar, Selasa (19/12). “Diperkirakan kenaikan permukaan air Sungai Kampar bisa mencapai 40 cm sampai 50 cm dari kondisi terakhir,” tambahnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar Agustar melalui Kasi Logistik Edison menjelaskan, setelah ditambahnya bukaan lima pintu pelimpahan waduk PLTA Kota Panjang, debit air Sungai Kampar mulai naik. Karena itu, pihaknya mengadakan patroli darat dengan membawa perahu karet.
‘’Kami patroli ke daerah yang rawan terkena dampak pembukaan lima pintu pelimpahan waduk PLTA ini. Kami juga memberi imbauan kepada pemilik kerambah untuk mengencangkan ikatan kerambahnya,’’ jelas Edison.
Edison menambahkan, di Sungai Kampar Kiri banjir terjadi di Desa Kuntu dan Desa Domo Kecamatan Kampar Kiri. Banjir juga terjadi di Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan.
Banjir di Limapuluhkota Mulai Surut
Banjir yang sempat menggenangi wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat sejak Senin (18/12) mulai berangsur surut, Selasa (19/12). Sementara itu, di Kabupaten Limapuluh Kota, banjir yang terjadi pasca hujan itensitas tinggi selama beberapa jam menyebabkan Sungai Batang Harau meluap hingga permukiman warga.
Kepala BPBD Kabupaten Limah Puluh Kota Rahmadinol melaporkan situasi dan kondisi banjir pagi ini sudah surut. “Pagi ini (kemarin, red) air sudah surut,” ucap Rahmadinol saat dihubungi melalui telefon, Selasa (19/12). “Objek wisata Harau juga sempat banjir kemarin dan sudah surut sehingga tidak ada penutupan pada objek wisata itu,” ujarnya.
Mengantisipasi meningkatnya pengunjung yang akan berwisata dalam musim liburan kali ini, BPBD mendirikan Pos Siaga Terpadu yang terdiri dari gabungan lintas sektor. “Dalam musim libur natal dan tahun baru, kita mendirikan Pos Siaga Terpadu,” ujar Rahmadinol.
Mengingat wilayah tersebut masih berpotensi hujan, dirinya mengimbau kepada warga untuk waspada potensi banjir susulan. “Kami memberikan imbauan agar masyarakat tetap waspada karena perkiraan musim hujan masih terus berlangsung sampai awal tahun depan,” lanjutnya.
Sementara itu, beberapa kejadian longsor yang terjadi di wilayah provinsi tetangga itu, tercatat menelan korban jiwa 3 orang meninggal dunia. BPBD Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengonfirmasi dua warga Baruah Andaleh, Jorong Baruah, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso menjadi korban tanah longsor yang terjadi pada Senin (18/12). Keduanya tertimbun material longsor saat melakukan gotong royong membersihkan saluran irigasi yang tersumbat di lokasi kejadian.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Agam Ichwan menuturkan, tanah longsor dari tebing berketinggian 5 hingga 10 meter tersebut terjadi secara tiba-tiba yang bermula ketika curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Baso, sejak Ahad (17/12) siang.
“Ada korban meninggal dunia sebanyak dua orang. Mereka meninggal setelah gotong royong membersihkan parit yang tersumbat. Saat istirahat mereka naik ke atas dan tiba-tiba tebing itu runtuh kemudian korban tertimbun material longsoran. Memang sebelumnya tebing itu menurut warga kelihatannya aman karena tidak ada bekas longsor,” jelas Ichwan saat dihubungi, Selasa (19/12) pagi.
Berdasarkan kejadian tersebut, Ichwan mengimbau agar masyarakat yang ingin melakukan gotong royong di daerah rawan bencana hidrometeorologi basah agar meningkatkan kewaspadaannya. Menurutnya, apabila kondisi cuaca ekstrem sedang terjadi, lebih baik tidak melakukan aktivitas di luar rumah.
Selain dua korban tadi, juga terdata seorang pemotor meninggal dunia akibat tertimpa longsor di Koto Laweh, Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat pada Senin (18/12) pukul 09.00 WIB. Kejadian longsor yang mengakibatkan korban jiwa ini merupakan longsor susulan setelah sebelumnya pada pukul 07.00 WIB terjadi longsor pertama.
“Jadi waktu tim gabungan bersama masyarakat sedang melakukan pembersihan, tiba-tiba terjadi longor lagi di titik berbeda, sekitar 20 meter dari lokasi longsor pertama. Longsoran kedua ini yang mengakibatkan korban jiwa,” terang Doni.(yas/dac/amn/kom/kas/egp)