TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Banjir masih melanda beberapa wilayah di Riau. Di tiga kabupaten yakni Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Pelalawan banjir meluas ke daerah bagian hilir. Banjir tersebut merupakan susulan dari bagian hulu yang mulai surut.
Di Kuantan Singingi, ketinggian air di tugu pemantauan debit air Sungai Kuantan yang berada di Desa Lubuk Ambacang Kecamatan Hulu Kuantan terpantau memang terjadi penurunan debit air sekitar 50 centimeter (cm). Ini jika dibandingkan dengan ketinggian air pada Senin (18/12) malam.
Petugas Meteorologi Wilayah II Sumatera Erianto mengatakan bahwa debit air Sungai Kuantan turun dari angka 650 cm ke angka 600 cm, Selasa (19/12). “Dengan angka 600 centimeter ini, daerah bagian hilir tetap berpotensi banjir,’’ ujarnya.
‘’Air di hulu kemarin baru akan sampai ke bagian hilir sore ini (Selasa, red). Diperkirakan akan banyak daerah bagian hilir dilanda banjir. Secara georafis, bagian hilir lebih rendah dibanding bagian hulu,” tambahnya.
Erianto menyebutkan, kondisi debit air Sungai Kuantan hingga malam kemarin terus turun. Hal itu mengingat cuaca di bagian hulu yang cerah sejak pagi. Namun demikian, pihaknya berharap tidak turun hujan di sepanjang aliran Sungai Ombilin di Sumatera Barat.
“Banjir yang melanda Kuansing ini adalah banjir kiriman dari Sumbar. Kalau hujan di Kuansing, maka daerah yang berpotensi banjir adalah wilayah yang memiliki anak sungai. Inilah yang terjadi di Kecamatan Hulu Kuantan, Gunung Toar, Singingi dan Kecamatan Kuantan Mudik kemarin,” terang Erianto.
Dalam rangka memudahkan masyarakat yang terdampak banjir, BPBD Kuansing mendirikan posko darurat di area Taman Jalur Telukkuantan. Hal ini guna memberikan pelayanan pengaduan dan penyaluran bantuan kepada korban banjir. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuansing, Andrizul menjelaskan, di posko banjir tersebut tersedia bantuan seperti makanan dan pakaian. Posko tersebut akan dibuka 24 jam terhitung dari hari Selasa.
“Untuk empat kecamatan, Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Singingi dan Kecamatan Gunung Toar yang kemarin dilanda banjir, saat ini sudah normal kembali. Banjir yang terjadi di tiga kecamatan tersebut bersumber dari luapan anak sungai,” kata Andrizul.
Andrizul membeberkan, total rumah yang terendam banjir di Kuansing mencapai 4.855 rumah yang tersebar di beberapa kecamatan. “Kecamatan Kuantan Mudik 184 rumah, Gunung Toar 476, Benai 1.079, Pangean 1.979, Kuantan Tengah 368, Hulu Kuantan 13, Singingi Hilir 83 dan kecamatan Kuantan Hilir 674 rumah,” ujar Andrizul.
Sesuai data yang disampaikan Kapolsek Kuantan Mudik, AKP Hendra Setiawan menyebutkan ada beberapa tempat yang mengakibatkan jalan tergenang banjir. Seperti di jalan desa Banjar Padang menuju Sangau, Kinali menuju Lubuk Jambi dan Desa Aurduri menuju Lubuk Ambacang. Rata-rata ketinggian air ini mencapai lutut orang dewasa.
Pantauan Riau Pos di lapangan pada Selasa (19/12) pagi, debit air Sungai Kuantan sempat mengalami peningkatan dan telah berada di bibir tebing Sungai Kuantan Tepian Narosa Telukkuantan. Di beberapa daerah seperti Kecamatan Benai, Kecamatan Kuantan Mudik banjir sudah mulai merambah ke rumah warga dan memutus beberapa ruas jalan desa yang menjadi penghubung masyarakat.
Di Kecamatan Benai, dari 16 desa yang ada, sebanyak 12 desa dilanda banjir dengan ketinggian air yang berbeda. Camat Benai Paimun menjelaskan, 12 desa yang terendam banjir itu adalah Desa Talontam, Banjar Benai, Simandolak, Benai Kecil, Tanjung Simandolak Pulau Ingu, Pulau Kalimantan, Ujung Tanjung, Pulau Tongah, Banjar Lopak, Tebing Tinggi, dan Koto Benai. “Ada ketinggian betis dewasa dan pinggang. Di Tanjung Simandolak Infonya jalan desa sudah tidak bisa dilalui tadi pagi (kemarin, red),’’ ujarnya.
Yang membuat dirinya khawatir adalah ancaman gagal panen padi masyarakat. Karena saat ini, sebagian lahan pertanian padi masyarakat tinggal menunggu panen. “Mudah-mudahan banjir cepat surut,” ujarnya.
Di Kecamatan Kuantan, jajaran Polsek Kuantan Mudik melakukan monitoring di wilayah hukumnya. Kapolsek Kuantan Mudik AKP Hendra Setiawan SH langsung memimpin monitoring banjir akibat meluapnya Sungai Kuantan.
Hasilnya, 11 desa terdampak banjir yakni Desa Bukit Kauman (10 unit rumah), Desa Aur Duri (4 rumah), Desa Kinali (5 rumah), Desa Banjar Padang (30 rumah), Desa Sangau (25 rumah), Desa Rantau Sialang (20 rumah), Desa Luai (10 rumah), Desa Pebaun Hilir (10 rumah), Desa Bukit Pedusunan (15 rumah), Desa Sungai Manau (25 rumah), dan Desa Teluk Beringin (30 rumah).
‘’Kondisi air Sungai Kuantan sudah surut sekitar 40 cm. Sampai sekarang ini masyarakat tidak ada mengungsi, tetap berada di rumah masing-masing. Mereka sudah mulai membersihkan rumah masing-masing,” papar Hendra.
Selain itu untuk akses jalan yang tidak bisa dilewati terjadi di Jalan Kapten Fadillah Desa Banjar Padang-Sangau sekitar 100 meter dan jalan menuju Desa Kinali sekitar 100 meter serta Jalan Desa Aur Duri sekitar 50 meter.
Personel Polsek Kuantan Mudik telah mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan siap siaga. ‘’Kami melakukan patroli ke tempat-tempat yang rawan banjir akibat meluapnya Sungai Kuantan. Monitoring akan tetap dilakukan dan perkembangan selanjutnya akan dilaporkan kembali kepada pimpinan,’’ ujarnya.
Di Kabupaten Indragiri Hulu hampir sama, luapan Sungai Indragiri terus beranjak ke bagian hilir, Selasa (19/12). Luapan air Sungai Indragiri sudah mulai merendam sebagian wilayah di Kecamatan Rakit Kulim dan Kecamatan Sungai Lala.
Sebelumnya luapan air Sungai Indragiri berdampak di Kecamatan Peranap dan Kecamatan Batang Peranap. Bahkan, potensi dampak atas luapan air Sungai Indragiri diperkirakan terus akan bertambah. Karena di bagian hulu yakni di Kabupaten Kuantan Singingi debit Sungai Kuantan masih tinggi.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kabupaten Inhu, Dody Iskandar mengatakan, ketinggian Air Sungai Indragiri sudah mencapai 6,52 meter. “Debit air Sungai Indragiri naik 4 centimeter dibanding hari sebelumnya yang hanya 6,48 meter. Berdasarkan alat pengukur ketinggian air Sungai Indragiri di Kecamatan Rengat,” ucap Dody Iskandar, Selasa (19/12).
Ketinggian air yang sudah mencapai 6,52 meter sebut Dodi, sudah masuk level siaga. Di mana, warga khususnya di sepanjang daerah aliran sungai diminta untuk lebih waspada terhadap luapan Sungai Indragiri. Memang sebutnya, debit Air Sungai Indragiri ketika dipantau melalui alat pengukur terus mengalami kenaikan sejak beberapa hari terakhir. Hal itu disebabkan oleh kirim air dari bagian hulu yakni dari Kabupaten Kuantan Singingi.
Akibat limpahan air sungai tersebut, selain sejumlah desa di Kecamatan Peranap dan Kecamatan Batang Peranap, kini sejumlah desa di Kecamatan Rakit Kulim dan Sungai Lala juga mulai terendam. “Kondisi luapan air di Kecamatan Peranap dan Kecamatan Batang Peranap hingga hari ini (kemarin, red), masih bertahan dan masih ada rumah rumah warga yang terendam,” ungkapnya.
Di Kecamatan Rakit Kulim sambungnya, luapan air Sungai Indragiri mengakibatkan wilayah di empat desa. Di antara empat desa itu yakni, Desa Petonggan, Desa Kuantan Tenang, Desa Batu Sawar, dan Desa Kampung Bunga. Luapan air Sungai Indragiri ini merendam 13 unit rumah warga. “Di Kecamatan Rakit Kulim belum ada fasilitas umum yang terendam dan ketinggian air rata-rata antara 15 hingga 30 centimeter,” tambahnya.