Lia, sapaan akrabnya juga mengingat beberapa pesan almarhumah nenek, keberhasilan itu tidak dinilai dari harta tapi karya. Bahkan jika kelak telah berhasil, sambung Lia mengenang ia dituntut selalu hidup sederhana dan berkontribusi untuk sekeliling. ‘’Apa yang kita perbuat bagi sekeliling adalah ladang amal bagi kehidupan di akhirat kelak. Itu juga selalu saya ingat pesan nenek,’’ kata perempuan yang kini tergabung dalam pengurus Kadin Riau tersebut.
Selain sebagai salah seorang pendiri Yarsi Ibnu Sina Pekanbaru, Asma Hasan juga aktif di berbagai organisasi perempuan. Seperti pendiri dan Ketua Wanita Islam Pertama (1987-2000). Dia mengundurkan diri karena sudah tidak bisa aktif secara langsung sebab mengurus suami. Kemudian pengurus BKOW dan Pendiri Yayasan TK Bkahti Ibu BKOW, pengurus PKK, pendiri Perempuan Riau Bangkit Foundation (PRBF) dan penyantun beberapa panti asuhan di Riau.
Putra kelima Asma Hasan, Arsyadjuliandi Rachman yakin, apa yang ditularkan orang tua, bisa menjadi contoh, salah satunya di bidang kesehatan. Seperti terjalinnya kerja sama antara rumah sakit swasta dan negeri di Riau. Apa-apa yang ditinggalkan almarhumah, harapnya bisa diteruskan. ‘’Ibu terus mengingatkan supaya jangan pernah meninggalkan agama dalam menjalankan rutinitas apapun jua. Rajin bekerja, dan ibunda minta agar kekompakan sekeluarga dijaga. Itu yang selalu kami jaga,’’ katanya.
Memasuki tahun ketiga berjalan sejak kepergian Hj Asma Hasan, anak kedua almarhumah Maihendrasmi Rachman dalam perbincangan dengan Riau Pos jelang peringatan Hari Kartini menilai sosok sang ibu sebagai Kartini di Riau pada zamannya. Ia sebagai seorang ibu yang sangat sayang dengan anak-anaknya. Perempuan yang akrab disapa Emi tersebut juga telah mampu mendidik anak-anaknya dengan disiplin tinggi. ‘’Saya sebagai anak nomor dua ingat betul, kalau bangun tidur, punya tugas bersihkan tempat tidur dulu. Memang kami sangat ditekankan untuk disiplin, diberi tanggung jawab terhadap adik-adik,’’ paparnya.
Hj Asma Hasan diungkapkannya merupakan perempuan yang memiliki jiwa sosial, sehingga dalam berbagai hal cerita Emi, banyak sekali yang jadi adik angkat atau kakak angkat baginya karena sudah menganggap orang tua mereka sebagai orang tua angkat. ‘’Selain sebagai orang yang berorganisasi, ibu itu juga selalu berinfak dan bersedekah, serta peduli dengan pendidikan sehingga membuatnya terus aktif dalam berbagai hal,’’ paparnya.
Emi juga mengungkapkan bahwa sang ibu adalah sosok yang sangat energik, dan aktif. Ia selalu diminta terlibat dalam beragam kegiatan. Kemudian dengan jiwa sosial diakuinya sang ibu juga telah membangun masjid, madrasah hingga rumah sakit.
Mengenai sepak terjang keluarga H Abdul Rachman Syafei yang tidak perlu diragukan lagi dalam dunia bisnis di Bumi Lancang Kuning. Diakui Emi, itu tak terlepas dari dukungan penuh Hj Asma Hasan. Ia ingat benar pada 70-an, saat masih sekolah menengah ia sudah ditugaskan dan diajarkan terlibat dalam usaha. ‘’Ibu juga menyokong keinginan papa, adik-adik laki-laki didorong sebagai pebisnis, kami juga wanita-wanita dipersilahkan semua ikut bisnis. Disiplin ya tentu kerja keras dan jujur. Kami diwajibkan jujur,’’ tegasnya.