PEKANBARU.(RIAUPOS.CO) - Angka pengidap virus berbahaya penyakit Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV AIDS) di kota Pekanbaru mencapai 806 kasus.
Untuk mengurangi bertambahnya angka tersebut pemerintah perlu mengurangi tempat hiburan malam dan tempat tempat prostitusi yang berkrdok panti pijat.
Wakil ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman di ruang media center DPRD Riau, salah satu pemicu penyebaran penyakit HIV AIDS tersebut karena banyaknya tempat hiburan menjamur di kota Pekanbaru ini, bahkan di daerah dan kabupaten lain.
"Kita akui, saat ini banyaknya warung remang-remang panti pijat, yang beredar di seluruh kota Pekanbaru, bukan hanya di kota malahan di daerah tempat, sepertinya tempat kemaksiatan juga muncul itu dibekingi oleh oknum-oknum penegak hukum, kita juga tidak tahu apakah mereka memiliki izin untuk membangun usaha tersebut atau tidak kita tidak tahu, tapi hal seperti ini harus ditertibkan oleh pemerintah kota," ujarnya
Ditegaskannya, jika mereka tidak memiliki izin usaha dipersilahkan tutup, karna ini faktor pemicu munculnya penyakit HIV AIDS
"Pemerintah harus menertibkan tempat tempat hiburan, panti pijat, dan tempat tempat maksiat yang tidak memiliki izin, hal itu untuk menghindari perkembangan HIV AIDS di provinsi Riau." Paparnya
Dijelaskannya juga, pengidap penyakit HIV di provinsi Riau meningkat. Hal itu juga dikuatkan oleh data Dinas Kesehatan yang menunjukkan, angka penderita HIV dikalangan tersebut pada 2013 mencapai 19 orang dan meningkat menjadi 34 orang pada 2014 atau meningkat 79 persen hingga sekarang 806 pengidap penyakit itu.
"Bukan hanya diskes saja yang bertangungjawab, karena diskes ini hanya lebih kepada dampaknya. Pemerintah juga seharusnya mengambil langkah tegas untuk mengatasi hal tersebut agar tidak semakin banyak," harapnya
Ia berharap di hari HIV AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini, pemerintah dapat mengatasi pertumbuhan angka pengidap penyakit HIV AIDS di provinsi Riau
"Kita berharap di hari kesehatan pemerintah bisa mengatasi timbulnya penyakit tersebut, dan bisa mengurangi tempat hiburan, jangan sampai tempat hiburan bisa merambah generasi muda dan kaum intelektual, memang semuanya tergantung pada diri kita masing-masing, hanya iman dan takwa, tapi pengaruh lingkungan juga lebih kuat," tuturnya
Laporan: Riri R Kurnia
Editor:Yudi Waldi